9. Firasat

6 4 0
                                    

Jangan lupa vote ya. Gak minta lebih kok, hargai aja yang buat cerita. Terima kasih.

Tekan bintang "🌟" dipojok bawah kiri ya!!

☁️

"Pasien tidak mengalami hal yang serius. Hanya sedikit keracunan makanan ringan saja," jelas dokter.

Kevan berbincang-bincang ringan dengan dokter, kemudian di mereka menebus obat. Tak lama untuk mengambil obat, mereka segera pulang.

"Kan aku udah bilang, aku gak apa,"

"Keracunan ringan kamu bilang gak apa?" Kanya hanya mengangguk. Kevan yang melihat itu hanya mendengus sebal. Bagaimana sang adik berpikiran bahwa keracunan itu hal yang biasa? Bisa jadi ada efek lanjutan di massa depan jika tidak langsung di periksa.

"Kakak!" Panggil Kanya.

"Hm?"

"Mampir makan dulu gitu, aku lapar." Kevan hanya mengangguk dan mereka mampir ke restoran yang mereka lihat saat dijalan menuju rumah mereka.

Mereka parkir, kemudian masuk kedalam restoran. Memilih tempat duduk yang dekat jendela. Favorit mereka.

"Makan apa?" tanya Kevan.

"Kek biasanya aja kak,"

"Ok. Mbk!" Panggil Kevan.

Pramusaji mendekati mereka, mencatat apa yang dipesan oleh Kevan. Selesai, pramusaji tersebut pergi untuk memproses pesanan mereka.

Mereka berhadapan, fokus kepada ponsel masing-masing. Tak lama, pesanan mereka sampai.

"Selamat makan kak," ucap Kanya.

Mereka makan dalam diam. Sesekali Kevan mengusap ujung bibir Kanya dengan tisu karena belepotan, juga memberikan lauk di makanannya. Mereka termasuk orang yang makan cepat. Bukan berarti tak menikmati makanan ya.

"Udah?" tanya Kevan.

"Iya. Udah kenyang,"

"Kamu tunggu di mobil, kakak bayar sebentar." Kanya mengangguk dan pergi dahulu dadi restoran, sedangkan Kevan pergi ke kasir untuk membayar makanan mereka.

☁️

"Kami pulang!" seru Kevan dan Kanya bersamaan.

"Eh? Kanya, muka kamu kenapa sayang?" Felicya berdiri dari duduknya, mendekati Kanya dan menyentuh pelan luka di wajah Kanya.

"Kanya ker-"

"Kanya tadi berantem sama anak cowok gegara basket curang ma." Kanya memotong ucapan Kevan yang hendak jujur mengenai Kanya hampir di racuni, sambil melirik malas Kevan.

"Tumben amat pakek emosi?" heran Gery.

"Berkali-kali dia curang pa," jelas Kanya.

"Itu emang harus dikasih pelajaran,"

"Yaudah ma, pa. Adek harus bersih-bersih," ucap Kevan dan mendorong Kanya pergi dari ruang keluarga.

"Mana Sheila?" tanya Gery.

"Dia pulang sama Key," jawab Kevan dan duduk di single sofa. Diikuti Felicya yang duduk di samping Gery.

"Papa sama Mama tumben?"

"Oh itu, sekarang Jum'at." Jawaban yang cukup jelas untuk Kevan dari Gery. Kevan mengangguk paham, sedangkan Felicya bingung.

"Ngomong apaan sih?"

"Kevan nanya, tumben kita ada si rumah jam segini. Papa jawab karena hari ini Jum'at sayang, begitu,"

"Lagian, ngomong kok irit banget,"

TACENDERIE (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang