Suara salam Iruka-sensei menjadi penutup bagi pertemuan mereka hari ini, guru yang dikenal dengan sifat lembutnya itu mulai berjalan meninggalkan kelas. Tubuh Iruka yang telah menghilang di balik pintu menjadi pembuka kebisingan di dalam kelas tersebut, para murid sibuk membereskan peralatan tulis masing-masing dan langsung melesat meninggalkan kelas.
Sakura berbalik. " Sasuke-kun, Naruto. Setelah pulang sekolah, bisa kah kalian mengunjungi rumahku? Seminggu yang lalu Ibu telah kembali dari Suna, dan beliau ingin bertemu dengan kalian,"
Naruto memasang tas nya, senyuman mengembangkan kini tampak. "Oleh-oleh, ya? Hehe, sepertinya Bibi Mebuki mengingat pesananku waktu itu,"
Pletak! Naruto mengaduh ketika kepalanya menerima sebuah jitakan, dan sang pelaku kali ini adalah Sasuke. Uchiha itu menatapnya datar. "Berhenti membuat malu, Dobe,"
Si Uzumaki meringis dengan mengelus kepalanya. "Sialan kau!"
Sakura terkikik melihat interaksi dua sahabatnya itu, lalu ia pun nampak memikirkan sesuatu. "Aku sempat melihat ada boneka kayu di rumah dan itu salah satu barang yang dibawa oleh Ibu. Apa kau yang meminta itu, Naruto?"
Sebelum menjawab, laki-laki itu cengengesan malu-malu. "Hehe, iya. Aku dengar di Suna kualitas boneka kayu sangat bagus, jadi ketika ditanya aku ingin oleh-oleh apa tentu saja yang kuinginkan adalah boneka kayu yang terkenal di Suna, hihi,"
Sasuke menepuk jidat merasa lelah dengan sikap teman oroknya itu. "Memang tidak tahu diri,"
Perhatian Sasuke teralihkan pada sosok yang masih setia duduk di samping Sakura, bel tanda berakhirnya jam sekolah telah berbunyi beberapa waktu lalu, tapi mengapa si Fushiguro itu masih saja terdiam di sana.
Sasuke mendorong ringan kursi di depannya─kursi yang diduduki oleh Megumi, yang memang letaknya berada di depan Sasuke. "Kau tidak pulang?"
Megumi pun bangkit dan langsung menyampirkan tas gendongnya. "Bukan urusanmu," ujarnya lalu melangkah menuju pintu kelas.
Sang Uchiha berdecih, kesal dengan sikap arogan dari murid yang masuk ke kelasnya sekitar satu minggu yang lalu itu. "Sombong sekali," gerutunya.
"Bukan kah dia mirip denganmu, Teme? Haha, itulah yang kami rasakan jika berinteraksi denganmu," Naruto berucap dengan meletakkan lengannya di pundak Sasuke.
"Urusai!"
"Ah?! Megumi-san, tunggu sebentar," Sakura yang sudah siap untuk pulang pun segera menyusul Megumi lantaran ada hal yang ingin ia tanyakan pada laki-laki itu.
Kepergian Sakura tak lepas dari tatapan tajam sang Uchiha, laki-laki itu kembali berdecih disusul dengan keluar dari tempat duduknya, tentu saja tujuannya adalah mengetahui apa yang akan Sakura lakukan.
Naruto berdecak. "Apa kah aku memang pantas ditinggalkan? Selalu saja!" Kesalnya. Karena rasa penasaran pun hinggap di benaknya membuat Naruto secara cepat berlari menyusul.
Lagi dan lagi, sosok Hyuga Neji hanya menjadi bagian penyimak diantara mereka, dari tempat duduknya laki-laki itu menyeringai, lalu tangannya segera meraih ponsel dan mengetikkan sesuatu di sana, setelahnya Neji pun bangkit dan mulai berjalan keluar kelas diikuti oleh Hinata yang mana mereka memang berangkat dan pulang sekolah bersama.
Megumi sendiri menghentikan langkah tepat di depan kelas, jelas saja ia bisa menangkap suara Sakura yang melengking itu, Megumi berbalik dan mendapati gadis merah muda itu yang kini sudah berdiri di dekatnya.
"Pulang bersama?" Dua kata itu lolos dari bibir tipis sang lelaki.
Berhasil membuat Sakura merasakan keterkejutan singkat, gadis itu segera menggeleng. "Ti - tidak, bukan begitu Megumi-san. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈 𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐊𝐍𝐎𝐖 || SELESAI✓
Fanfiction🌸𝐍𝐞𝐣𝐢𝐒𝐚𝐤𝐮🌸 Rasa yang hadir tanpa diduga. Mungkin itu kalimat yang cocok untuk menggambarkan keadaan Neji sekarang, dimana niat awal ia mendekati Sakura hanya untuk memisahkan gadis itu dari Naruto─pria yang dicintai oleh Hinata─adik dari N...