Dua pancaran manik yang berbeda namun memiliki arti sama di baliknya terus memperhatikan kedatangan dua remaja yang baru saja memasuki kelas. Sasuke dengan wajah angkuhnya menampilkan gurat ketidaksukaan yang begitu kentara. Sedangkan Megumi dengan wajah malasnya namun di balik itu rasa tak suka menyelimutinya.
Kedatangan Sakura dan Neji yang memasuki kelas secara beriringan membuat berbagai pasang mata tertuju serta membuat asumsi-asumsi bermunculan dalam benak masing-masing.
Seperti...
"Waw, lihatlah, Neji-san berhasil mendapatkan Sakura-san, pengakuannya tempo hari yang katanya ingin mengejar Sakura-san nyatanya berbuah manis. Mereka bersama,"
"Kau benar, mereka nampak serasi. Aku suka melihatnya,"
"Tapi, kupikir Sakura-san dekat dengan Megumi-san,"
"Aa~ aku sempat berpikir seperti itu juga. Huh! Mau dengan siapa pun itu, Sakura-san nampak serasi saja,"
"Terkecuali dengan kau!"
"Kuso!"
"Ano ... Bukan kah Sakura-san dekat dengan Sasuke-san?"
"Baka! Sasuke saja selalu mengabaikan Sakura-san, wajar jika Sakura-san berpaling,"
Bisikan terakhir itu mampu membuat dentuman dahsyat menghantam dada Sasuke. Apakah itu benar? Dirinya sekarang telah benar-benar kehilangan Sakura? Rahang sang Uchiha mengeras seketika, rasa tak terima muncul kepermukaan, bagaimana pun ia harus bisa mengambil perhatian Sakura kembali. Sakura, hanya untuknya.
Sedangkan Megumi, samar-samar bibirnya tersenyum ketika mendengar ada temannya yang berpendapat jika ia cocok disandingkan dengan Sakura. Entah mengapa itu mampu mengobati rasa sesak yang sempat dirasa, dan tergantikan dengan puluhan bunga bertaburan di hatinya.
Belum sampai di situ saja keterkejutan atas hubungan Sakura dan Neji, tiba-tiba tindakan Neji selanjutnya kembali membuat seisi kelas melongo dibuatnya. Dimana laki-laki itu mencekal pergelangan tangan Sakura dan menariknya cukup kuat hingga tubuh ramping si merah muda yang tidak siap langsung bertubrukan dengan dada bidang Neji.
Bibir Neji menyeringai manakala ia merasakan jemari Sakura mendarat di dadanya, gadis itu pun mendongak guna menanyakan apa maksud dari tindakan Neji ini. Dengan kikuk Sakura membuka mulutnya, "Ne - Neji-san?"
Jerit para murid langsung bergemuruh ketika melihat kepala Neji tertunduk dan mendekat ke arah wajah Sakura, secara reflek membuat gadis merah muda itu memundurkan wajahnya. "Neji-san, apa yang kau lakukan?!" Cicit Sakura terlihat panik.
Namun, tujuan Neji adalah telinga Sakura, laki-laki itu kembali menyeringai lalu mendekatkan bibirnya pada daun telinga Sakura, setelahnya sebuah bisikan pun terdengar, "Aku menunggu jawabanmu atas pertanyaanku tadi, Sakura,"
Detik berikutnya Sakura bisa bernapas lega karena Neji membebaskannya, namun selanjutnya tangan Neji terangkat dan mendarat di pucuk kepala gadis di depannya. "Akan kutagih jawabanmu ketika jam pulang sekolah tiba. Pikirkan baik-baik," setelah memberikan usakan ringan, Neji pun menarik tangannya dan berjalan menuju meja miliknya.
Dimana laki-laki Hyuga itu langsung disambut rangkulan kuat dari Lee serta sorakan heboh dari temannya yang lain. "Aku suka gerak cepat yang kau pilih, Neji," Lee sedikit memberi tonjokan ringan pada lengan berotot Neji, tak lupa kekehan pun terdengar dari bibir mereka.
"Hooooo, aku tak mengira kau bisa membuatnya terlihat menggemaskan seperti itu, Neji. Membuatku ingin menerkamnya saja," temannya yang lain─pemilik tato taring terbalik di kedua pipinya─Kiba, menyahut antusias. Kiba bisa dengan jelas melihat bagaimana tadi Sakura nampak panik menerima tindakan Neji itu, wajah yang menampilkan rona merah pun tak lepas dari pandangannya, dan itu sangat menggemaskan.
"Itu baru permulaan, aku bisa melakukannya yang lebih dari ini," di akhir kata manik rembulan Neji memperhatikan Sakura yang kini mulai duduk di kursinya.
"Hoooo, kau nampak menikmatinya," Kiba kembali menyahut.
Neji menyunggingkan senyumannya, yang sangat jarang ia tunjukkan. "Tentu saja. Dan, aku tak akan pernah melepaskannya."
...
Sakura memejamkan kedua matanya erat, telinganya terasa sakit ketika baru saja ia mendudukkan diri dan langsung dihadapkan oleh ocehan Ino yang begitu penasaran dengan hubungannya dan Neji.
"Jidat! Apa yang aku lewatkan! Bagaimana bisa kalian sudah sedekat itu!" Ino kembali berujar heboh.
Membuat Sakura berdecak. "Kami hanya teman, Pig!"
"Neji-nii mengatakan ingin mengajak Sakura-san berangkat serta pulang sekolah bersama. Apakah nii-san telah mengatakannya?" Hinata dengan ragu bertanya.
Hal itu sukses membuat Ino melongo. "Kau serius, Hinata? Neji-san mengatakan itu padamu?"
Sempat terkejut melihat kehebohan Ino, namun setelahnya Hinata mengangguk membenarkan. "Iya, nii-san yang mengatakannya langsung padaku," lalu pandangannya pun terfokus pada Sakura. "Sakura-san, aku sangat mendukung hubunganmu dengan nii-san,"
Ucapan itu spontan membuat dengusan sebal serta decihan keluar secara bersamaan dari arah Sasuke dan Megumi. Tindakan Megumi yang terlalu halus tidak mengusik orang-orang di sekitarnya bahkan sepertinya tidak ada yang sadar dengan dengusan yang sempat dilakukannya.
Sedangkan Sasuke yang melakukannya cukup kencang berhasil menarik perhatian Naruto yang duduk di sampingnya hingga menoleh bingung. "Ada apa denganmu, Teme?"
Naruto mengernyit ketika tak mendapatkan respon, membuat laki-laki Uzumaki itu ikut memperhatikan apa yang sejak tadi menjadi objek perhatian Sasuke. Naruto mengangguk paham dan mulai memahami atas reaksi Sasuke barusan karena ia pun tak menyangkalnya jika telinganya juga menangkap ucapan Hitana tadi.
"Kau cemburu, Teme?"
Sasuke menatapnya tak suka. "Apa kau tidak merasakannya juga? Bukan kah kau yang selama ini begitu terlihat mengejarnya?"
Cengiran hadir dalam wajah Naruto, lalu tangannya pun mengelus tengkuk. "Huum. Tapi, sepertinya Sakura-chan hanya manganggapku teman, tidak lebih. Juga, setelah aku mengetahui jika kau pun memiliki perasaan yang sama pada Sakura-chan membuatku semakin yakin untuk melepaskannya. Aku akan mencoba membuka hatiku untuk gadis lain,"
Tatapan Naruto pun terarah pada Hinata, gadis lugu yang kini nampak tersenyum menyaksikan betapa hebohnya teman-temannya dalam meributkan suatu hal, tanpa sadar bibir si Uzumaki ikut mengulas senyuman. "Tak ada salahnya aku mencoba menerimanya, dia gadis yang baik,"
Sasuke menghela napas, ia sama sekali tidak peduli dengan ucapan Naruto selanjutnya, ia hanya fokus pada interaksi gadis merah muda itu yang kini terlihat masih cek-cok dengan teman-temannya.
Decihan kembali ia lakukan manakala menyadari jika sosok laki-laki di depannya─Megumi, tengah melakukan hal yang sama seperti apa yang kini dilakukannya. Serta di kursi paling depan pun bisa Sasuke lihat Neji juga nampak menjatuhkan tatapannya pada Sakura.
Tanpa sadar, hal itu membuat kepalan kedua tangannya yang sejak tadi dilakukan pun kini menguat. "Kau selalu saja menarik perhatian, Sakura. Bisakah kau hentikan itu? Dadaku teras sakit ketika kau menjadi objek tatapan laki-laki lain. Tak sadarkah kau dengan itu?" Si bungsu Uchiha mengeluarkan gumaman yang sangat amat lirih.
Bahkan, Naruto yang duduk di sampingnya saja tidak mampu menangkap suaranya. Namun dari raut wajah yang Naruto lihat, jelas saja ia bisa paham jika Sasuke kini sedang terbakar api cemburu. "Jika kau benar-benar menyukainya, saranku jangan menggunakan cara keras, Sasuke. Semakin kau genggam erat maka dia akan semakin menjauh darimu,"
"Aku tak selembut dirimu, Dobe. Aku akan melakukannya dengan caraku sendiri."
...
Lama tidak jumpa kawan, hehe
Maaf baru bisa nongol lagi👀
See u!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈 𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐊𝐍𝐎𝐖 || SELESAI✓
أدب الهواة🌸𝐍𝐞𝐣𝐢𝐒𝐚𝐤𝐮🌸 Rasa yang hadir tanpa diduga. Mungkin itu kalimat yang cocok untuk menggambarkan keadaan Neji sekarang, dimana niat awal ia mendekati Sakura hanya untuk memisahkan gadis itu dari Naruto─pria yang dicintai oleh Hinata─adik dari N...