| 23 | Hubungan Resmi

394 60 7
                                    

Rasanya tidak mengenakan, selama pelajaran berlangsung Sakura seperti ditodong oleh tatapan mematikan dari arah belakang, dan itu sungguh menyiksa detak jantungnya karena berdebar takut.

Setelah Neji mengatakan jika hubungan laki-laki itu dan dirinya telah berganti menjadi sepasang kekasih, detik berikutnya guru yang mengisi jam pelajaran datang hingga akhirnya semua itu berhenti sampai sana dan digantikan dengan terfokus pada pembelajaran.

Tapi, ketika tatapan Sakura tak sengaja bertemu dengan netra hitam jelaga milik sahabat kecilnya, gadis itu bisa melihat ada kekesalan, kekecewaan serta kesedihan yang tertutup dalam pancaran datarnya. Hingga, membuat Sakura terdiam sejak tadi dan merasakan ketidakenakan atas hal tersebut.

Jahat kah jika Sakura kali ini telah benar-benar melupakan perasaannya pada Sasuke? Atas apa yang telah Sasuke berikan mengenai perasaan mengapa rasa iba masih bisa menerkam batin Sakura.

Tidak, ini bukan karena Sakura kembali mencintainya, tetapi karena Sakura tidak tega jika harus melihat Sasuke berada dalam situasi yang mana dulu juga dialami oleh Sakura─penolakan atas rasa.

Gadis itu tersentak saat sebuah sapu tangan berwarna dark blue tersodorkan padanya, membuat kepalanya menoleh dan mendapati Megumi dengan wajah minim ekspresinya terlihat juga mengarahkan tatapan matanya. "Kau berkeringat, mungkin ini bisa membantu,"

"Ah? Me - Megumi-san?" rasa bersalah menyelimuti, ia baru sadar ada sosok lain yang terluka selain Sasuke.

Megumi, laki-laki itu juga sempat menyatakan ketertarikannya kepada Sakura. Namun mengapa wajah malas itu masih tertera? Huh, Sakura menghela napas, Megumi memang pandai mengatur air mukanya.

Kembali Sakura diserang keterkejutan manakala Megumi meraih jemari tangannya dan meletakkan sapu tangan itu di atasnya. "Mungkin ini tidak begitu penting. Tapi, kejadian di perpustakaan tadi hanya untuk menarik perhatianmu. Untuk melihat siapa yang sebenarnya kau pedulikan lebih dulu, yang mana itu artinya dialah seseorang yang berhasil menarik perhatianmu serta mengusik hatimu. Dan, orang itu adalah Hyuga," bibirnya tersenyum tipis, sangat tipis.

Sakura tak juga mengalihkan tatapannya, ia masih memandang Megumi yang kini sudah kembali fokus menyimak guru di depan sana. Jadi, rasa pusing yang dialami oleh Neji, Sasuke dan Megumi hanya sandiwara? Rasa kesal tiba-tiba merambat dirasakan, namun tak berselang lama helaan napas pun hadir dengan gelengan kepala ringan, hanya dengan hal sekecil itu perasaan Sakura bisa diketahui?

Sibuk dalam lamunannya membuat Sakura tak sadar jika pelajaran telah usai, sampai salam yang guru berikan pun menjadi hal satu-satunya suara yang didengar oleh Sakura dari bibir guru itu. "Apa?! Sudah selesai? Aku bahkan tak menyimaknya, apakah ada tugas?" Iner Sakura bergumam miris.

"Oi! Teme!"

Suara itu mampu menarik perhatian orang-orang di sekitar, dimana kini Naruto bangkit dengan meneriaki Sasuke yang mana laki-laki Uchiha itu tetap melangkah pergi tanpa peduli.

Naruto berdecak. "Anak itu! Teme, sialan!"

Si Rubah langsung merubah raut wajahnya menjadi serba salah dan dengan perlahan menjatuhkan netra kebiruannya pada sosok gadis merah muda sahabat kecilnya. Melihat wajah menekuk Sakura jelas saja bisa diketahui oleh Naruto penyebab kesedihan itu bisa hadir di sana, pasti hal itu ada kaitannya dengan sikap Sasuke.

Untuk mencairkan suasana, Naruto pun cengengesan seperti biasa. "Ne, Sakura-chan! Kau akan pulang dengan Neji, ya? Hehe, tentu saja. Huh! Aku tak menyangka kekasih kita sama-sama dari marga Hyuga, mencerminkan seorang sahabat sekali,"

Cengiran itu sirna ketika hanya mendapat senyuman tipis dari bibir Sakura, membuat Naruto mencoba berpikir keras dengan otak kecilnya mengenai tindakan apa yang harus ia lakukan, tatapannya pun bertemu dengan manik kekasihnya, bibirnya seketika tersenyum hangat. "Hinata? Pulang sekarang?"

𝐈 𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐊𝐍𝐎𝐖 || SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang