| 14 | Keinginan Sederhana

424 80 7
                                    

Setelah kepergian Sasuke. Sakura, Megumi dan Neji memilih saling diam untuk setidaknya memberikan waktu bagi satu sama lain guna memikirkan sesuatu atau apapun itu, yang jelas sampai saat ini ketiganya tidak berniat untuk membuka suara.

Hingga suara satu-satunya perempuan di situ mulai terdengar, "Kalian pulang lah lebih dulu, aku mau ke toilet,"

Sepeninggalan Sakura, keduanya tak bergerak seinci pun, hanya menoleh ke arah perginya Sakura beberapa detik dan kembali ke posisi semula.

"Kau tidak pulang?" Neji lebih dulu berujar lantaran ingin mengetahui apa tujuan teman sekelasnya itu tidak segera pulang.

"Aku menunggu Sakura,"

Neji memicing tak suka, jadi? Bukan hanya Sasuke dan Naruto? Fushiguro ini juga ikut serta terjerat dalam pesona si merah muda itu?

"Untuk?"

"Pulang bersama,"

Decihan keluar dari bibir sang Hyuga. "Kau tidak dengar tadi Sakura akan pulang bersamaku? Dia memintaku untuk menemaninya ke suatu tempat,"

Dengan mempertahankan wajah datarnya Megumi menjawab, "Bukan kah itu hanya sandiwara? Supaya Uzumaki dan adikmu bisa pulang bersama?"

Rahang si Hyuga langsung mengeras, sepertinya ia harus lebih berhati-hati menghadapi Fushiguro ini, laki-laki itu diam-diam ternyata memperhatikan sekitarnya dengan sangat baik, buktiknya dia bisa mengetahui tentang mereka dalam waktu singkat.

Megumi bagaikan air tenang namun dapat mematikan karena memiliki kedalaman yang panjang. Sekali terjun ke airnya maka akan sulit untuk meraih daratan hingga berakhir tenggelam ke dasarnya.

Diam-diam Megumi bisa membunuh Neji, menyingkirkan posisinya. Dalam artian laki-laki itu lebih suka melakukannya dengan tenang tanpa menimbulkan rasa curiga bagi orang-orang di sekitar. Cerdas.

"Kau juga menyukainya? Padahal kau masih tergolong baru mengenalnya, 'kan?" Neji ingin mencoba memastikan.

Namun, jawaban Megumi selanjutnya justru kembali memancing kekesalan Hyuga itu.

"Hanya aku yang mengetahui isi dari perasaanku, kau tak perlu tahu,"

Percakapan sengit itu terhenti sampai di situ karena Sakura sudah kembali. Gadis tersebut nampak heran karena melihat keduanya yang masih berada di tempat yang sama.

"Kalian tidak pulang?" Si merah muda bertanya.

"Menunggumu/Menunggumu,"

Sakura mengernyit bingung, dua laki-laki itu mengatakan kata yang sama bahkan secara bersamaan pula.

"Me - menungguku? Aku bisa pulang sendiri,"

"Tidak, bersamaku saja," Neji segera meraih pergelangan tangan gadis itu dan manariknya menjauh.

Tangan Megumi mengambang di udara, awalnya ia ingin menahan kepergian Sakura, tapi Neji malah lebih dulu menarik lebih jauh. Hingga kini yang bisa Megumi lakukan hanya terdiam dengan memandang kepergian dua remaja berbeda gender itu.

Bibirnya tersenyum tipis manakala melihat Sakura yang sempat menoleh ke belakang, ya, gadis itu melihat ke arah Megumi disertai dengan lambaian tangan dan tentu saja wajah ceria Sakura kini tampak.

Dan, semua itu disaksikan oleh Neji, sampai tanpa sadar membuat cengkeraman pada pergelangan tangan Sakura pun menguat membuat gadis itu sempat meringis.

Neji berdecak, ia kembali teringat kejadian tadi di sekolah, kejadian yang sangat memuakkan. Yah, walaupun tidak bisa dipungkiri ia bahagia karena bisa mengantarkan Sakura pulang hingga ke depan rumahnya.

𝐈 𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐊𝐍𝐎𝐖 || SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang