Pada jam istirahat, Neji dan Naruto nampak menapakkan kaki di sebuah rooftop, semilir angin serta terik matahari sejak tadi menyerang surai keduanya yang berbeda warna serta model itu. Entah ada keperluan apa, setelah bel tanda jam istirahat tiba Naruto langsung mendekati Neji dan mengajak laki-laki itu ke tempat ini, katanya ada yang ingin disampaikan.
Beberapa detik berlalu namun belum ada suara yang terdengar dari keduanya, mereka terlihat tengah menikmati hembusan udara yang mampu sedikit mengurangi rasa panas akibat sengatan sinar mentari yang membakar kulit dua laki-laki berbeda marga tersebut.
Hingga helaan napas dari arah Neji pun terdengar. "Apa yang ingin kau katakan? Aku tidak punya banyak waktu,"
Sunggingan tipis pun Naruto hadirkan. "Bilang saja kau ingin segera menempel pada Sakura-chan,"
Tak ada keterkejutan atau raut emosi pada wajahnya, justru aura ketenangan masih melekat dalam diri si Hyuga. "Cepat katakan,"
"Baiklah-baiklah. Aku tidak mengerti mengapa orang-orang yang mendekati Sakura-chan nampak sepertimu semua, Neji. Sasuke dan Megumi memiliki karakter tidak beda jauh, 'kan, denganmu," lagi-lagi Naruto mengatakan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan topik awal yang akan Uzumaki itu sampaikan.
"Jika kau tidak segera mengatakannya maka aku akan pergi sekarang," karena terlanjur jengah, Neji segera menggerakkan kaki melangkah menjauh.
"Aku telah menerima Hinata,"
Empat kata itu berhasil menghentikan langkah Neji, sempat ada kernyitan yang hadir di keningnya, detik selanjutnya si Hyuga langsung berbalik guna menghadap sang lawan bicara. "Jadi, sekarang kalian berpacaran?"
Nampak kepala Naruto yang mengangguk. "Iya. Kuharap kau tidak akan pernah menyakiti Sakura-chan, Neji,"
"Bukan kah kau sahabat Uchiha? Mengapa kau terlihat mendukungku,"
Mendengarnya membuat Naruto terkekeh geli. "Tidak. Aku tidak mendukung siapa-siapa. Aku hanya ingin seseorang yang baik untuk Sakura-chan dan tidak akan pernah membuatnya menangis. Aku jelas saja sering melihat Sakura-chan banjir air mata karena ulah Sasuke teme, oleh sebab itu aku memperingatimu."
...
Sakura sedikit menghadirkan kikikan mendengar hal lucu yang diucapkan oleh Ino yang kini terlihat duduk berdampingan dengan Sai─kekasihnya. Lalu di sudut lain ada Hinata yang sesekali ikut tertawa kecil.
Meja kantin berbentuk persegi, dimana setiap sisinya ada dua buah kursi, dan Ino Sai menempati sisi yang lain, sedangkan Sakura dan Hinata berada di sisi lainnya yang berbeda membuat terdapat satu kursi kosong di sisi Sakura dan Hinata.
"Kau tau, Jidat. Hinata telah berkencan dengan sahabat pirangmu,"
Ukhuk! Kabar mengejutkan itu berhasil membuat Sakura tersedak kuah ramen yang sempat ingin ia telan. Tangan kirinya segera menepuk-nepuk bagian dada berusaha menetralkan rasa gatal di kerongkongan.
"Jidat! Pelan-pelan, hey!" Ino nampak panik. Saat gadis pirang itu berniat memberikan sebotol minuman, pergerakannya terhenti karena didahului oleh orang lain.
Sakura serta orang-orang di dekatnya nampak terkejut ketika mendapati ada tiga buah minuman dengan jenis yang berbeda saat ini tersodorkan kepada gadis merah muda itu. Kepala Sakura mendongak serta memperhatikan si pemberi secara bergantian.
"Ambil ini," Sasuke memberikan sebotol ocha pada gadis merah muda itu.
Di sisi lain, Sakura bisa melihat Neji memberinya sebuah susu kotak rasa strawberry. "Kupikir susu bisa mengobatimu,"
Bergilir pada sosok lain, Megumi yang berdiri di samping Neji ikut menyodorkan sesuatu, sebotol air mineral. "Ini mungkin sangat membantu?" Ujar laki-laki itu.
Detik berikutnya Sakura mengedarkan pandangan, dan benar saja, sekarang mereka menjadi pusat tontonan, tindakan tiga laki-laki itu membuat kebisingan di dalam kantin langsung lenyap dan mereka semua nampak fokus pada dirinya sekarang.
Dengan kikuk Sakura justru mengangkat tangan kanannya dan segera meraih air mineral miliknya sendiri, yang mana sudah ada di atas meja sejak awal, gadia itu tersenyum kikuk kepada tiga laki-laki yang kini masih berdiri di kedua sisinya. "Maaf sebelumnya. Tapi, aku sudah punya minuman sendiri," cicitnya dengan membuka tutup botol dan langsung meneguknya beberapa kali.
"Aku membelinya untukmu, jadi ambilah," Sasuke meletakkan minuman tersebut tepat di atas meja di depan Sakura dan langsung meninggalkan tempat.
Di susul oleh Neji yang melakukan hal serupa, tapi setelah meletakkannya tangan si Hyuga menyempatkan untuk mengelus pucuk kepala merah muda Sakura. "Untukmu, dan minumlah jika ingin. Dan, aku menunggu jawabanmu," Neji pun menyusul kepergian Sasuke.
Kini tatapan Sakura tertuju pada Megumi yang masih berdiri di tempatnya, melihat keterdiaman si pria membuat Sakura menghadirkan senyuman, segera gadis itu mengulurkan telapak tangannya. "Berikan padaku, aku akan meminumnya nanti,"
Sudut bibir Megumi berkedut tipis, langsung saja ia berikan botol minuman yang sejak tadi digenggamnya. Namun setelahnya laki-laki itu justru mengambil tempat duduk di sisi Sakura, bergabung dengan mereka, nampaknya Megumi mulai menunjukkan keseriusannya sekarang.
"Kupikir kau akan mengikuti jejak dua kulkas sepuluh pintu itu," Naruto yang bergabung beberapa waktu lalu dan duduk di samping Hinata pun bersuara.
"Aku ingin menemani Sakura, supaya dia tidak menjadi obat nyamuk," Megumi berseru.
Hal itu berhasil membuat yang lainnya terkikik, sedangkan gadis yang dituju hanya mendengus sebal. Jika dipikir-pikir itu ada benarnya, kalau Megumi tidak menemani Sakura, maka sudah bisa dipastikan ia akan menjadi nyamuk, karena melihat kini dua teman perempuannya telah memiliki pasangan. Ino dan Sai, lalu Hinata dengan Naruto.
Ah! Berbicara soal Naruto, Sakura jadi teringat dengan penyebab mengapa ia tadi bisa tersedak. Gadis merah muda itu segera memberikan tatapan horor pada Naruto. "Oi! Baka! Mengapa kau tidak mengatakan telah berkencan dengan Hinata?! Aku ini temanmu sejak dulu, tega sekali merahasiakannya," kesal si merah muda.
Membuat Naruto mengelus tengkuk merasa bersalah. "Bukan maksudku ingin menyembunyikannya, Sakura-chan. Aku memang berniat mengatakannya hari ini, juga kami berkencan belum lama, hubungan kami terjalin baru kemarin sepulang sekolah,"
"Tetap saja, seharusnya kau mengatakannya lebih awal," Sakura melipat kedua tangannya di depan dada.
"Baiklah-baiklah aku minta maaf, Sakura-chan," Naruto nyengir di akhir kata, berusaha membujuk teman kecilnya itu agar tidak lagi merajuk.
"Ne, Jidat. Aku dan Hinata telah memiliki kekasih. Lalu, bagaimana denganmu?" Ino mengedipkan matanya sebelah mencoba menggoda Sakura.
Hal itu berhasil membuat si merah muda memandangnya kesal dengan dengusan sebal. "Apakah itu penting!?"
Ino mengangguk penuh keyakinan. "Tentu saja! Jika kau memiliki kekasih maka kita bertiga bisa triple date! Jadi, kapan kau akan berkencan dan menyusul kami berdua dalam menjalin hubungan?"
Sakura mendelik dibuatnya, bahkan gadis itu saja sejak dulu paling buruk dalam urusan percintaan, mengejar Sasuke selama bertahun-tahun lamanya saja tidak pernah didapat. Sakura meringis sendiri membayangkan nasib menyedihkan yang dialaminya.
"Kita bisa menyusul mereka jika kau mau, Sakura. Aku tidak masalah memiliki hubungan denganmu,"
"Me - Megumi-san?"
...
Sasuke sama Megumi udah kasih lampu hijau ke Sakura tuuu, wkwkwkwk.
See u!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈 𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐊𝐍𝐎𝐖 || SELESAI✓
Fanfiction🌸𝐍𝐞𝐣𝐢𝐒𝐚𝐤𝐮🌸 Rasa yang hadir tanpa diduga. Mungkin itu kalimat yang cocok untuk menggambarkan keadaan Neji sekarang, dimana niat awal ia mendekati Sakura hanya untuk memisahkan gadis itu dari Naruto─pria yang dicintai oleh Hinata─adik dari N...