| 19 | Keputusan Diharapkan

300 62 1
                                    

Pagi ini Konoha Senior High School lagi-lagi dihebohkan oleh tindakan tiga pria tampan,  yang mana tindakan itu tidak pernah terduga akan mereka lakukan. Dimana, mereka bertiga sekarang nampak membuntuti gadis merah muda kemanapun perempuan itu melangkah.

Hingga, helaan napas lelah berkali-kali dilakukan oleh Sakura─gadis tersebut. Setelah mereka menguntitnya sampai ikut menaiki Busway, kini mereka terus mengikuti langkah kakinya dan itu jelas saja menarik perhatian murid lain di sekitar mereka. Gadis itu mendengus, tidak bisa kah sehari saja ia tenang? Tanpa menjadi pusat perhatian?

Sakura pun berbalik, memerhatikan ketiganya yang memancarkan tatapan berbeda. Mereka sama-sama tidak suka banyak bicara, namun ketiganya tetaplah berbeda, contohnya saja dari netra mereka yang menunjukkan aura yang tak sama.

Yang mana Sasuke menatapnya diam dan dalam, onyx itu terus menusuk sang emerald tanpa niat mengalihkan fokusnya. Jelaganya begitu tajam berpadu dengan wajah tegas nan tampan, sangat sulit untuk diabaikan begitu saja, seolah-olah pemuda emo itu mampu menggembok siapa saja yang tertangkap oleh onyx nya, di balik itu pula ia mampu membuat objek merasa dikuliti serta tertekan perasaan takut hanya dengan jelaga itu tanpa Sasuke bertinda lebih.

Neji sendiri kini mengarahkan rembulan meneduhkan itu pada Sakura, wajah datar namun menyimpan kedamaian itu sejak tadi tertuju pada si merah muda. Siapa saja yang beradu pandang dengan maniknya pasti tidak akan ingin mengalihkannya dengan cepat, tatapan lembut yang selalu dipancarkan mampu membuat siapapun merasa nyaman dan segan secara bersamaan, wajah tegas dan tenang itu sangat mencerminkan seseorang yang berwibawa.

Di sisi lain, ada Megumi yang memandangnya dengan tatapan malas seperti biasa, wajah minim ekspresi dan mata malasnya terlihat tertarik pada emerald meneduhkan Sakura. Memang jika dilihat sekilas nampak tidak ada minat, manik kebiruan itu memancarkan ketidaktertarikan jika kita tidak benar-benar memahaminya, mata malasnya tak pernah banyak bereaksi lebih, hanya seperti itu namun itulah daya tariknya.

"Apa yang kalian inginkan?" Tutur Sakura pada akhirnya. Jika kedepannya ini terus berlanjut maka jelas saja akan merepotkan dirinya, dan Sakura ingin semuanya berakhir, berjalan semana mestinya, seperti dulu.

Neji berjalan satu langkah mendekati Sakura, bibirnya menampilkan senyuman yang sangat jarang ia tunjukkan. "Kau tahu bukan, Sakura. Kami telah menyatakan perasaan kami masing-masing padamu. Kupikir kau pun mengetahui apa yang kami tunggu. Sebuah jawaban dan kepastian,"

Sakura bungkam. Bibir bagian bawah ia gigit guna meredam rasa resah yang tengah dirasakan. Sakura sudah mengatakannya, gadis itu sendiri saja tidak mengetahui siapa yang berada di hatinya sekarang, semua terasa hampa, mungkin.

Megumi pun ikut mendekat, yang awalnya berada di belakang Neji saat ini berdiri tepat di samping si Hyuga. "Setelah kau memberikan jawaban, atau bisa dikatakan memilih diantara kami, maka kedepannya siapapun yang tidak kau pilih pasti akan memberikan batasan, dalam artian tidak mungkin terus mengejarmu yang mana kau telah memiliki kekasih,"

Kini giliran Sasuke yang melangkah guna berdiri di sisi lain Naji, sesaat laki-laki itu menatap perempuan yang telah menjadi temannya sejak lama bahkan sedari dulu telah ia suka, bibir yang sangat jarang menghadirkan senyuman itu kini sedikit melengkung, tersenyum sangat tipis.

"Maka, segeralah tentukan keputusanmu, Sakura. Siapa diantara kami yang kau suka dan yang akan menjadi kekasihmu. Apapun keputusanmu..." Sasuke mengepalkan kedua tangannya, sejujurnya ia sangat berat mengatakannya, atau lebih tepatnya ia masih belum siap dengan jawaban yang akan Sakura berikan.

Namun di sisi lain Sasuke pun geram jika terus-menerus berebut perhatian gadis itu dengan dua laki-laki di dekatnya ini, ia ingin segera mengetahui keputusan Sakura dan ingin mengetahui siapa sebenarnya yang Sakura inginkan. "... Apapun keputusanmu, akan kami terima." lanjutnya.

Tolong bawa Sakura pergi sekarang juga! Gadis itu meremat kedua sisi ujung rok seragam sekolahnya, ia bimbang atas keputusan, ia paham bagaimana rasanya digantungkan tanpa kepastian, hal itu menciptakan sebuah harapan yang tak pasti, dan itu sedikit membuat bahagia namun di baliknya terdapat duri yang bersembunyi, bisa menusuk kapan saja jika fakta bernilai sebuah penolakan.

Mari, kita lihat percakapan ketiga pria itu ketika di kediaman Uchiha─sebelum mereka memutuskan untuk membuntuti Sakura hingga menaiki Busway dan sampai sekarang di tengah lapangan.

Sasuke menatap malas dua laki-laki yang baru saja menitipkan kendaraan mereka di garasi rumahnya, kini mereka nampak berjalan beriringan, dengan jarak beberapa langkah ke depan nampak sosok gadis bersurai merah muda sedang melangkahkan kakinya.

"Hey, kalian," Neji yang berjalan di tengah mulai menginterupsi.

Membuat dua laki-laki lainnya menjawab dengan gumaman saja.

"Bagaimana jika kita akhiri ini?"

Kernyitan hadir di kening Sasuke. "Maksudmu, membuat Sakura memilih diantara kita?"

Neji menampilkan seringai tipis, memang otak Uchiha tidak bisa diremehkan, dan Neji pun yakin Fushiguro juga sudah paham maksud dari pembahasan mereka ini sejak awal, walaupun ucapan Neji nampak mengambang tak jelas. "Aa~ kita buat Sakura menentukan pilihannya,"

"Kita lakukan setelah tiba di sekolah," tuntas Sasuke. Tak bisa dipungkiri ia pun sangat menyetujui ide Neji tersebut, dengan begini ia bisa memiliki kesempatan untuk memisahkan Sakura dari dua lalat itu, perlu di garis bawahi, itu semua bisa terjadi jika Sakura memilihnya.

Sedangkan Megumi hanya menyimak dan menganggukkan kepala tanda menyetujuinya.

"Sakura? Apa jawabanmu? Tak mungkin, 'kan, jika kau sama sekali tidak menyukai salah satu diantara kami?" Neji kembali berucap.

Gadis itu menunduk dalam, apa yang harus ia katakan sekarang? Bagaimana bisa ia menjawab jika dirinya saja tidak bisa memahami perasaan sendiri?

Perlahan, emerald pun mulai mengarah kembali pada ketiganya, menatap mereka secara bergantian. "Sasuke-kun, Neji-san, Megumi-san. Maaf sebelum itu, aku ... Aku belum mengetahuinya," detik berikutnya Sakura membungkuk dan pamit untuk lebih dulu pergi ke kelas.

Meninggalkan tiga laki-laki dengan tatapan yang berbeda namun bermakna sama dan tertuju pada gadis yang sama pula, dengan pancaran kekecewaan yang terpendam. Ternyata, tidak mudah membuat Sakura jujur atas perasaannya.

"Sepertinya aku mendapat ide," Sasuke pun sebagai seseorang yang memecah keheningan.

Membuat Fushiguro dan Hyuga meliriknya tanda meminta untuk kembali melanjutkan kalimatnya atau segera memperjelas apa maksudnya.

"Mari kita lakukan ini, supaya mengetahui sebenarnya siapa diantara kita yang menjadi fokus Sakura. Maksudku, siapa yang lebih dipedulikan olehnya,"

Megumi serta Neji secara spontan mendekat, dan saat itu pula mereka mendengar rencana yang dimaksud oleh Sasuke, hingga anggukan setuju pun terlihat dari keduanya.

Kembali, mereka memperhatikan punggung berlapis helaian merah muda yang kini sudah mulai menjauh.

Baiklah, sebentar lagi mereka akan mengetahuinya.

...

Lihat? Ini ciri-ciri sebentar lagi ending, wkwk.

𝐈 𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐊𝐍𝐎𝐖 || SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang