Semua di luar kendalinya.
Bukankah niat awal Neji hanya ingin memisahkan si kuning dan si merah muda? Iya itu benar, sejak awal seharusnya fokusnya adalah Naruto dan Sakura.
Tapi, melihat tindakannya tadi pagi, mengapa Neji lebih terlihat mencari masalah pada Sasuke, dan bahkan ia kurang melirik si Naruto. Juga, Sasuke itu yang ia tahu tidak pernah membalas perasaan Sakura, namun melihat respon Uchiha itu ketika ia meng-klime bahwa ia tertarik pada Sakura mengapa terlihat seperti seseorang yang ... Marah?
Apa mungkin, Uchiha Sasuke sebenarnya telah menyukai Sakura?
Sejak kapan?
Jika itu benar. Maka itu artinya sikap Sasuke tadi adalah sebuah sikap yang menunjukkan kecemburuan? Ah! Benarkah? Neji berhasil membuat Uchiha cemburu?
Mengapa ini semua menjadi sangat menarik.
"Sekali dayung, dua pulau terlampaui," Neji bergumam.
Artinya. Dengan sebuah drama ini, selain ia bisa memisahkan Naruto dengan Sakura, ia juga bisa membongkar hal yang selama ini ditutupi oleh Sasuke, ya, perasaan Sasuke yang sebenarnya pada Sakura.
Membuat si Uzumaki dan Uchiha dilanda rasa cemburu, bukankah itu sebuah hal yang menyenangkan? Haha.
Sejak jam istirahat datang dan dirinya memutuskan untuk duduk di tempat ini, maniknya tak lepas dari interaksi ketiga remaja itu. Menatap tertarik pada mereka. Dimana Neji bisa melihat di bangku pojok sana ada sosok Sakura, Sasuke dan Naruto duduk bersama, dengan Sasuke nampak terus mengabaikan Sakura yang berusaha menyuapinya.
Selama ini Neji tidak begitu memperhatikan masalah ketiganya, namun kali ini berbeda, ia sudah membuka pintu pertemanan mereka dan memilih ikut masuk, maka mau tak mau bisa saja setelah ini Neji akan terseret oleh mereka, Neji sudah siap dengan apapun resikonya.
Neji juga belum mengerti, jika semisal Sasuke sudah menyukai Sakura, untuk apa sikap laki-laki itu sampai saat ini masih abai? Apakah sebegitu yakinnya Uchiha itu atas perasaan Sakura? Bukankah bisa saja sewaktu-waktu Sakura berpaling? Itu akan sangat menyakitkan, bukan?
Ketika kita terlambat menyadari perasaan, dimana orang yang dulu sangat menyayangi kita sudah tak lagi memiliki perasaan yang sama.
Namun, bukankah itu sudah hukum alam? Kita akan bisa menyadari sesuatu hal itu sangat berharga bagi diri kita ketika hal tersebut telah menghilang.
Sasuke. Sampai kapan kau akan menyembunyikan perasaanmu sendiri?
"Tsundere, eh?"
...
Agaknya tipe seperti Sakura itu tergolong perempuan yang pantang menyerah dan akan terus berusaha meraih apa yang diinginkan. Dalam konteks apapun itu.
Seperti sekarang, sejak tadi penolakan sudah ia terima dari Sasuke, tapi tak sedikitpun menyusutkan keinginannya untuk terus menyuapi laki-laki itu.
"Ayolah Sasuke-kun, buka mulutmu, ini enak lho," rayu Sakura, tapi sosok Sasuke hanya membalas dengan gelengan kepala ringan tanda menolak.
"Aaaaaaa, sekaliiiii saja, ayo makan ini,"
"Aku tidak ingin, Sakura. Kau saja yang makan," akhirnya Sasuke secara terang-terangan menolaknya.
Membuat Sakura mengerucut sebal.
"Sakura-Chan, sudah lah, dia memang tidak asik!" Naruto yang ikut kesal plus cemburu hanya mampu berbicara demikian.
Membuang napas pasrah, sesaat gadis itu terdiam, namun detik berikutnya gigi rapi sang gadis kembali nampak pertanda semangat kembali membara. "Yak! Aku tak mau tahu Sasuke-kun! Kau harus mencobanya, ayo lah,"
"Jika dia tidak mau, kau bisa menyuapiku,"
Sakura terjengkit ketika tiba-tiba suara mengudara disusul dengan sebuah tangan meraih pergelangannya yang saat itu tengah berada di udara─berniat menyuapi Sasuke. Kemudian tindakan yang orang itu lakukan adalah melahap makanan yang berada pada sendok yang ada di tangan Sakura.
Sembari mengunyah, bibirnya tak luput dari senyuman dan hal itu sukses membuat sang gadis tak berkutik. Melihat itu membuat senyumannya kembali merekah. "Ini enak,"
Melihat gadisnya tak merespon apapun, orang itu hanya menyeringai lalu memutuskan untuk ikut duduk di samping Sakura. Tangannya terulur untuk menyadarkan gadis itu dengan cara mengelus pucuk kepala merah mudanya. "Berhenti memandangku, Sakura,"
Dan berhasil, Sakura tersadar lalu dengan kikuk membenarkan posisi duduknya dan pandangannya menelisik ke segala arah, gadis itu masih tidak menyangka jika sosoknya kini berada di sana, ini sungguh kejadian langka.
Tanpa mereka sadari, sejak kedatangan orang itu, ada dua pasang mata yang memperhatikan, keduanya menunjukkan ketidaksukaan, walaupun tingkat kekesalan terlihat berbeda.
"Oi! Neji! Sejak kapan kau menjadi laki-laki genit seperti itu! Terlebih sasaranmu adalah Sakura-Chan! Aku tak akan pernah membiarkanmu mempermainkannya!" Akhirnya, setelah menahan amarahnya, kini Naruto bisa menyembur sosok Neji dengan secercah kalimat.
"Apa perkataanku tadi pagi masih kurang jelas?" Neji menampilkan wajah santainya, berbanding terbalik dengan Naruto yang sudah tersulut emosi.
Manik sebening mutiara itu kini terarah pada Sasuke─pria yang masih mempertahankan diamnya. Bibir Neji sedikit tersungging saat menyadari jika sosok Uchiha itu nyatanya juga tidak kalah kesal dengan Naruto melihat tindakannya tadi. Namun bedanya, Sasuke tidak banyak bertingkah, tapi Neji jelas bisa melihat kedua tangan Sasuke yang sejak tadi mengepal, jangan lupakan tatapan tajam dari onyx itu yang sejak tadi terarah padanya.
"Menyenangkan sekali," iner Neji berbunyi.
"Aa~ Sakura, berhubung aku belum memesan makanan, bisakah kau kembali menyuapiku?" Senyuman tipis dengan kedua matanya yang menutup itu kini Neji tunjukan pada gadis di sampingnya.
"Eh?" Reflek gadis merah muda itu menoleh. Sakura mematung menyaksikan tingkah Neji yang sangat jelas terlihat berbeda dari sebelumnya.
Sikap yang tiba-tiba menjadi kentara sangat ingin mendekatinya secara terang-terangan itu jujur saja membuat Sakura tidak nyaman, belum lagi dengan tatapan berbagai macam makna yang ditunjukkan oleh murid lainnya kepada mereka, ini cukup mengganggu.
Sakura yang memang memiliki karakter cukup keras juga tidak mau diam, nampak kini bibirnya berdecak. "Neji-san─"
"Kau tak perlu mempedulikan yang lainnya, Sakura. Mereka tidak berhak mencampuri urusan kita," kembali Neji mengelus pucuk kepala Sakura.
Naruto nampak geram, pria itu akhirnya bangkit dan berhasil mengambil perhatian orang-orang di sekitarnya, termasuk Neji dan Sakura, juga Sasuke namun laki-laki itu lebih tertarik menatap sinis Neji─laki-laki yang duduk di depannya.
Neji kembali menyeringai. "Sepertinya kau sangat tidak menyukai keberadaanku, Naruto? Apa kau benar-benar menyukai Sakura?" Kini Neji ikut bangkit, tatapan tajam pun terpancar di sana.
"Heh, apa aku perlu menjawabnya?"
Neji menggeleng. "Tentu saja tidak. Karena semua orang juga tahu, bagaimana kau yang selalu berusaha mengambil perhatian Sakura. Dan, kedepannya aku juga memiliki niat yang sama. Jadi, kau tidak ada hak melarangku, karena kau bukan siapa-siapa Sakura,"
Naruto menggertakkan giginya, ia tidak menyangka ternyata Neji bisa semenjengkelkan ini, bahkan melebihi Sasuke.
Oh, berbicara soal Sasuke, Naruto mengerutkan kening disaat melihat Sasuke yang ikut bangkit dan keluar dari tempat duduknya.
Tindakan Sasuke selanjutnya adalah mendekat pada Sakura lalu meraih pergelangan tangan gadis itu, Sasuke menariknya perlahan dan membawa gadis itu menjauh dari ramainya suasana kantin.
Sakura yang menerima perlakuan tak biasa Sasuke hanya menurut saja, ditambah karena jantungnya yang berdetak lebih cepat sekarang merasakan jemari kekar Sasuke mencengkeram lembut pergelangan tangannya. Emerald itu memperhatikan punggung tegap pria di depannya sekarang, bibirnya berkedut tipis. "Sasuke-kun,"
...
Seneng banget bikin si Sakura ngeharem, maaf ya, wkwk.
See u!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈 𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐊𝐍𝐎𝐖 || SELESAI✓
Fanfic🌸𝐍𝐞𝐣𝐢𝐒𝐚𝐤𝐮🌸 Rasa yang hadir tanpa diduga. Mungkin itu kalimat yang cocok untuk menggambarkan keadaan Neji sekarang, dimana niat awal ia mendekati Sakura hanya untuk memisahkan gadis itu dari Naruto─pria yang dicintai oleh Hinata─adik dari N...