Jeongguk dan Ibunya baru saja berbincang dengan Seokjin di ruangannya. Ibunya sangat merindukan Taehyung, dan akhirnya Jeongguk menanyakan perihal anak remaja itu kepada Seokjin selaku pemilik cafe.
Baru saja dirinya tenang mendengar kabar kalau anak itu sedang mengerjakan tugasnya di dapur, ia kembari khawatir melihat Taehyung berdiri lemas di mejanya dengan Eunha dan dua remaja lainnya yang sudah sigap menahan Taehyung agar tidak jatuh ke lantai.
“Ada apaan ini?” Jeongguk bersuara tegas. Seluruh perhatian kini berpusat padanya. Ibunya berteriak memanggil nama Taehyung, perempuan yang sudah menganggap Taehyung seperti anak kandungnya sendiri itu kini mengambil alih tubuh remaja tersebut dan membawanya duduk di kursi kosong lainnya.
Sedang Jeongguk masih menatap marah ke arah sepupunya. “Apa yang kau lakukan Hyejin?” tanya Jeongguk. Entah kenapa suara lelaki dua puluh satu tahun itu cukup membuat suasana semakin menakutkan.
“A-aku hanya berkata sejujurnya tentang apa yang terjadi.”
“Apa?! Kau tahu apa?!”
“Hei, kenapa kau jadi marah padaku, Kak?!”
“Karena kau sok tahu, Hyejin.”
Yang lain terdiam, Hyejin pun menjadi bungkam. Pandangan Jeongguk kini mengarah kepada seorang wanita yang sedari tadi hanya duduk manis seolah sedang menonton sebuah drama—orang tua Hyejin.
"Kau tahu Bi? Kau adalah orang tua yang buruk. Kau tahu anakmu sedang mengurusi hidup orang lain yang bahkan tidak ia ketahui dengan benar, dan kau hanya diam? Ibu macam apa Kau?” ujar Jeongguk sembari menahan amarahnya sekuat yang Ia bisa.
“Aku hanya membiarkan anakku melakukan apa yang dirinya mau, kenapa kau jadi mengaturku?” sialan. Jeongguk tidak mengerti dengan pola pikir wanita yang adalah adik dari Ayahnya itu. Baru saja Jeongguk akan bicara lagi, suara laki-laki yang kini sedang menemani Taehyung bersama Ibunya terdengar begitu panik memanggil Taehyung. ternyata anak itu jatuh pingsan pada pelukan Ibu Jeongguk.
Di saat yang bersamaan, Yoongi dan Seokjin juga datang menghampiri Taehyung, dan hal itu membuat Jeongguk ikut beranjak dan menghampiri remaja yang tengah pingsan tersebut.
“Beri dia ruang.” Ujar Seokjin.
“Kak, kita harus bawa Taehyung ke rumah sakit!” ujar Eunha panik.
Yoongi pun ikut panik, dirinya dan beberapa orang di sana yang tak Jeongguk kenal ingin menggendong Taehyung, sebelum Jeongguk menahannya.
“Biar saya dan Ibu saya yang membawanya. Kalian tenang saja. Lanjutkan tugas kalian masing-masing, Seokjin akan sangat butuh bantuan kalian di cafe ini. Dan kalian...” Jeongguk menggantungkan perkataannya di akhir.
“A-ku Jimin, Kak. Aku teman akrab Taehyung sewaktu sekolah.” Jelas laki-laki bertubuh kecil bernama Jimin itu. Jeongguk hanya mengangguk.
“Kau di sini saja, selesaikan acaramu dengan teman-temanmu. Biar saya dan Ibu saya yang membawa Taehyung.” ujar Jeongguk lagi, kali ini dia sembari mengangkat tubuh Taehyung, mendekap Taehyung yang tengah pingsan.
Setelahnya Jeongguk dan Sang Ibu pergi, meninggalkan keramaian dan kerusuhan yang terjadi di dalam cafe. Dalam hatinya Jeongguk berharap, semoga lelaki manis dalam dekapannya akan baik-baik saja.
***
Jeongguk tidak pernah merasa setakut ini sebelumnya, lelaki 26 tahun itu begitu mengkhawatirkan Taehyungnya hingga menyetirnya menjadi sedikit kacau, bahkan ia sempat menyerempet seorang wanita seusia Ibunya yang tengah menyebrang di daerah dekat tempat Taehyungnya tinggal.
"Jeongguk?! Kau menabrak siapa?" Di kursi belakang, Sang Ibu berteriak panik. Jeongguk segera turun dari mobil untuk memeriksanya.
“Astaga, Nyonya Kau baik-baik saja?” tanya Jeongguk panik, ia segera keluar dari dalam mobilnya untuk mengecek keadaan wanita yang baru saja ia serempet dengan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
120 Minutes (Kookv)
FanfictionTaehyung itu sendirian. Sudah terbiasa sendirian sejak usianya masih belia. Ayah dan Bundanya sibuk bekerja, teman-temannya begitu membencinya karena katanya sih Taehyung terlalu pintar, sehingga teman-temannya sulit sekali mengalahkannya. Taehyung...