•MOHON PERHATIKAN TW DI DALAM CHAPTER INI•
Yoongi tidak membahas apapun tentang apa yang tengah Jeongguk dan Taehyung hadapi. Pemuda itu menelan kesal dan hanya duduk tanpa ekspresi di samping brankar Taehyung.
Pemuda manis yang sudah ia anggap selayaknya adik sendiri itu kini sedang beristirahat setelah dokter menanganinya. Adik kecilnya itu hampir hiportemia, beruntungnya Yoongi sedang berada di lokasi yang tidak jauh dari tempat Taehyung saat anak itu menelepon sampai merintih kesakitan.
"Kak Yoongi..."
Air wajah Yoongi berubah lebih lega ketika ia mendengar suara lemah milik Taehyung. Syukurlah Taehyung sudah bangun meski masih kelihatan begitu lemas.
"Ck, kau ini menyusahkan sekali malam-malam. Kenapa berkeliaran di cuaca yang tidak bersahabat ini?" Tanya Yoongi dengan nada yang seperti biasa. Kalian tidak lupa kalau pemuda satu ini memang sedikit tsundere 'kan?
Taehyung tersenyum tipis, bibirnya pucat sekali, tapi Yoongi berani bersumpah kalau anak itu tetap manis dan tampan meski sedang sakit sekalipun.
"Aku kangen Kak Yoongi, tahu," Ungkap Taehyung. Tidak sepenuhnya jujur, tetapi tidak bohong juga kok. Dia benar-benar merindukan Yoongi.
"Aku tidak butuh dikangenin sama kamu," Jawab Yoongi. Taehyung malah tertawa kecil.
"Setelah cairan IV mu habis, aku akan membawamu pulang ke rumahku." Yoongi bangun dari duduknya dan meraih segelas air putih dari atas meja nakas. Ia memberikannya pada Taehyung tanpa berbicara apapun.
"Buatku?"
"Buat tembok di belakangmu," Ujar Yoongi.
Lagi dan lagi Taehyung tertawa kecil. "Terima kasih Kakak kulkas pintu dua,"
"Kalau kau sedang tidak di rumah sakit, aku akan memisahkan kepalamu dan badanmu, Taehyung."
*
"Aku beneran gak apa-apa nih tinggal bersama Kak Yoongi dulu beberapa hari?" Keduanya baru saja tiba di kediaman sederhana milik Yoongi, dan Taehyung sudah mengoceh seperti itu seraya duduk di atas ranjang kakak kulkasnya.
"Kalau gak mau juga gak apa-apa, aku tidak maksa," Jawab Yoongi. Taehyung hanya tersenyum kotak lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Yoongi sudah menebak bahwa Taehyung tidak akan menolak tawarannya untuk tinggal sementara di rumahnya. Sesuatu pasti sedang terjadi antara adiknya dan kekasihnya itu.
"Kak, aku lapar. Kangen sama masakan Kak Yoongi," Ucap Taehyung masih dengan mata terpejam.
"Ck. Baru juga sampai, dasar menyusahkan." Mulutnya berucap seperti itu, tapi kalian pasti tahu apa yang akan Yoongi lakukan. Taehyung tertawa, "Terima kasih!"
Bukan masakan yang mewah, Yoongi hanya membuat telur dadar dengan potongan daun bawang, serta sup. Pemuda manis berkulit -tan itu baru saja keluar dari rumah sakit karena gejala hiportemia, Yoongi tidak akan masak macam-macam dulu untuknya. Yang penting dapat menghangatkan, hanya itu saja.
Tetapi sepertinya Taehyung memang penggemar masakannya. Anak itu makan dengan lahap, bahkan menambah satu centong nasi lagi. Seolah ia tidak peduli meskipun pipinya sudah seperti roti.
"Pelan-pelan, tidak ada yang akan merebut makanan itu, Kim," Kata Yoongi. Sementara yang ditegur hanya tertawa kecil. Kemudian anak itu meraih segelas air ketika mulutnya sudah berhenti mengunyah.
"Ah, Kakak sepertinya sudah paham apa yang terjadi padaku ya?"
"Kau bertengkar," Ucap Yoongi santai.
"Aku sepertinya terlalu kekanak-kanakan. Aku mendengar pembicaraan Kak Ggugi dan mantan kekasihnya, lalu—" Taehyung bahkan tak sanggup melanjutkan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
120 Minutes (Kookv)
FanficTaehyung itu sendirian. Sudah terbiasa sendirian sejak usianya masih belia. Ayah dan Bundanya sibuk bekerja, teman-temannya begitu membencinya karena katanya sih Taehyung terlalu pintar, sehingga teman-temannya sulit sekali mengalahkannya. Taehyung...