Belanja & Kenyataan

492 69 21
                                    

'Taehyung, saya boleh jemput kamu pulang part time hari ini? Saya mau aja kamu ke suatu tempat.'

Taehyung hampir saja memekik kesenangan saat membaca pesan singkat yang Jeongguk kirimkan kepadanya. Ya, kalau saja dia gak ingat sedang banyak pelanggan di cafe tempat ia bekerja.

Eunha yang melihat wajah rekan kerjanya itu mengernyit keheranan. "Kau masih waras, kan?"

"Masih, Eunha. Aku hanya terlalu senang." Ujar Taehyung masih dengan senyuman manis yang melekat indah di wajahnya.

"Pacarmu yang tampan itu mengajakmu jalan, kah?"

Mendadak ekspresi Taehyung berubah. Pipinya bersemu—salah tingkah sendirian. "Um, kalau yang kamu maksud Kak Jeongguk—anu, dia bukan pacarku. Tapi iya! Dia akan menjemputku pulang kerja nanti."

Eunha tertawa kecil, kemudian menganggukkan kepalanya. "Sudah kuduga laki-laki kaku sepertinya tidak akan menyadari perasaan seseorang dengan mudah. Ah, iya kamu sudah jujur dengan keadaan kamu saat ini?"

Pertanyaan Eunha lagi-lagi berhasil mengubah air wajah Taehyung. Pemuda itu menggelengkan kepala dengan wajah yang muram.

"Aku bingung, harus mulai dari mana?"

"Tidak perlu terlalu dipaksa kalau kamu belum siap. Tetapi saranku, kau harus mulai jujur dengan Kak Jeongguk, sahabatmu Jimin, dan perempuan yang kau panggil Mama Yuna itu. Pelan-pelan saja ya?"

Taehyung tersenyum kecil mendengar saran dari Eunha. Gadis itu memang sedari awal selalu mengerti perasaan dirinya. "Terima kasih, Eunha. Aku akan mencobanya. Perlahan."

***

Jeongguk benar-benar menjemput Taehyung tepat waktu. Begitu Taehyung selesai dengan shift kerjanya, anak itu sudah melihat Jeongguk yang terduduk santai di salah satu kursi cafe dengan segelas es kopi.

"Kak Jeongguk! Kita mau kemana?" Taehyung menghampiri Jeongguk dengan begitu antusias. Ia sempat melirik ke arah arloji di pergelangan tangannya—pukul setengah empat sore.

"Mau membeli sesuatu untuk petualangan kamu."

"Huh?"

"Mau tidak?"

"Mau sekali! Kalau gitu ayuk! Jangan lama-lama, kita harus cepat." Ujar Taehyung seraya menarik pergelangan tangan Jeongguk. Huhu, iya sabar Kim Taehyung, Jeongguk tidak akan membatalkan rencananya kok.

***

Wajah Taehyung bak balita yang dijanjikan pesta ulang tahun bertema kartun favoritnya. Sepanjang jalan senyuman manis merekah di bibirnya yang semerah cherry. Tatapan matanya juga berbinar, hal itu cukup membuat Jeongguk ikutan bersemangat.

Setelah empat puluh menit perjalanan, keduanya tiba di salah satu mall di daerah Seoul. Sebenarnya Taehyung itu clueless, makanya saat Jeongguk turun dan menggandeng tangannya untuk memasuki pusat perbelanjaan itu, Taehyung hanya diam dan mengikuti langkah kaki pria di sampingnya.

"Kak? Kenapa kita pergi ke tempat permainan?" Tanya Taehyung ketika Jeongguk mengajaknya masuk ke salah satu toko mainan anak-anak. Huh? Apa Taehyung terlalu seperti anak kecil? Petualangan semacam apa yang ada di pikiran pria dua puluh enam tahun itu?

"Kau hanya perlu menemani saya, Taehyung. Ah—kau bisa ambil juga apapun yang kamu mau."

Hello? Jeon Jeongguk? Taehyung memang anak yang berisik seperti anak kecil, tetapi bukan berarti ditawarin mainan anak-anak juga, dong??

"Tapi—wah, apa itu? Kak Jeongguk, aku ke sana yaaa??" Ujar Taehyung sambil menunjuk rak stand figure. Jeongguk tertawa kecil sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya.

120 Minutes (Kookv)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang