Hari demi hari berganti, musim juga terus berganti. Tak terasa musim dingin yang sempat dibumbui kesalahpahaman telah bergulir dan menemui musim panas.
Tahun ini, Taehyung memulai musim semi sebagai mahasiswa baru di program Painting & Crafts Studies pada fakultas Future Multidisciplinary Studies Seoul Cyber University.
Entah mengapa, Taehyung berubah pikiran menjelang akhir musim dingin. Meski begitu, Taehyung sudah menunjukkan prestasinya sejak awal berkuliah.
Libur musim panas ini, Taehyung tidak mengambil kelas apapun pada musim panas. Ia hanya tengah mempersiapkan keikutsertaan dirinya dalam pameran Karya Seni Lukis di awal musim gugur nanti, sehingga ia hanya tengah mengurus lukisannya.
Jeongguk yang berjanji untuk mengajak Taehyung berpetualang tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia menggunakan waktu luang kekasih kecilnya untuk melaksanakan janjinya sejak tahun lalu.
Setelah makan malam, Jeongguk memasuki kamar Taehyung yang memang tidak pernah dikunci. Anak itu sedang merebahkan tubuhnya di atas lantai yang beralaskan plastik karpet plastik.
Sementara di sekitarnya berserakan cat air serta kuas dan paletnya. Kanvas berukuran sedang berdiri di atas easel. Ternyata kekasih manisnya tengah melukis.
"Bintang kecil? Masih berapa lagi lukisan yang harus kamu buat?" Jeongguk bertanya seraya menghampiri Taehyung. Ia kemudian memilih untuk merapikan cat air dan kuas yang berserakan, lalu duduk pada tempat yang sudah kosong.
Taehyung membuka matanya, ia sedikit terkejut sebab Jeongguk sudah duduk dengan tenang di dekatnya.
"Kak? Eum, sebenarnya sisa satu. Dua karya lainnya sudah aku taruh di aula lukis kampus," Jawab Taehyung.
"Jadi sayangnya saya mengirim tiga karya untuk pameran lukis musim gugur?"
Taehyung menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, kemudian ia bangkit dari posisi tidurnya untuk duduk di depan Jeongguk.
"Aku bingung, temanya Ragam Emosi Musim Gugur. Aku berniat mengekspresikan kesedihan musim gugur, kehampaan musim gugur, dan kebahagiaan musim gugur-" Taehyung menjeda ucapannya untuk menarik napas lesu, "-tapi aku bingung sekali bagaimana melukis kebahagiaan musim gugur."
Sedikit rasa sesak menelusup jauh ke dalam dada Jeongguk. Sedih melihat bagaimana kekasih cantiknya kesulitan untuk memaknai kebahagiaan. Ia jadi memikirkan, apakah ia masih belum bisa menanamkan makna kebahagiaan pada Taehyung?
"Kau begitu ahli untuk urusan perasaan yang negatif, ya?"
"Kak, sudah aku bilang. Kesedihan dan kemurungan tidak se-negatif itu..."
Jeongguk terdiam sejenak, "Iya, tapi tetap saja. Bagi saya itu negatif. Meskipun bukan berarti kita harus menekannya dan tidak mewajarkannya," Ucapnya.
Taehyung yang menyadari pembahasan mereka terlalu dalam segera mengalihkan topik. "Umm, Kak Ggugi kenapa tiba-tiba ke sini?"
"Oh! Untung kamu mengingatkan saya," Ucap Jeongguk kembali menarik tujuan awal ia mendatangi Taehyung malam ini.
Jeongguk mengeluarkan sesuatu dari saku celana pendek yang ia kenakan. Sebuah kertas biru yang terdapat banyak tulisan dan ikon kotak kado. Taehyung benar-benar penasaran, ia bahkan segera melepas apron lukisnya dan mendekat ke arah Jeongguk dengan mata berbinar.
"Apa ini? Sebuah peta?? Kita akan pergi kemana saja?? Astaga!"
Heboh sendiri. Taehyung benar-benar heboh sendiri. Jeongguk tidak bisa menahan diri untuk tertawa melihat reaksi yang ditimbulkan Bintang Kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
120 Minutes (Kookv)
Fiksi PenggemarTaehyung itu sendirian. Sudah terbiasa sendirian sejak usianya masih belia. Ayah dan Bundanya sibuk bekerja, teman-temannya begitu membencinya karena katanya sih Taehyung terlalu pintar, sehingga teman-temannya sulit sekali mengalahkannya. Taehyung...