Keinginan Taehyung

496 61 3
                                    

"Kak Jeongguk, aku pengen banget jalan-jalan ke Paris deh." Perkataan random Taehyung di sore hari membuat Jeongguk yang tengah mengemas barang-barang anak itu ke dalam tas spontan menoleh.

Sore ini Taehyung sudah bisa kembali ke rumah, jadi Jeongguk pulang dari kantornya lebih awal agar bisa mengurus bocah kecil berkemas.

"Random sekali."

"Iya! Dulu Ayah sama Bunda sering sekali melakukan perjalan bisnis ke luar negeri. Tapi aku belum pernah pergi ke paris. Aku mau foto di menara eiffel, terus makan croissant, macaron, croque monsieur. Wah! Aku jadi lapar hiks." Ujar Taehyung dengan nada merengek diakhir kalimatnya.

Jeongguk tertawa kecil. Taehyung memang semakin menggemaskan saat sedang kurang enak badan seperti itu. Kata Jimin, Taehyung memang manja. Dan akan berkali-kali lipat lebih manja saat sakit.

Taehyung meraih ponsel Jeongguk di atas nakas dan mulai mencari sesuatu di aplikasi pencarian. "Eclair juga terlihat enak, oh! Apa ini!! Crepe?! Ah—Kak Jeongguk, Paris–Brest ini juga sepertinya enakkkk."

Jeongguk menghampiri Taehyung yang terduduk di atas brankar ketika ia sudah memastikan pakaian Taehyung sudah rapi di dalam tas, kemudian pria itu mengusak surai yang lebih muda dengan begitu gemas, tetapi tetap lembut.

"Kapan-kapan kita ke Paris, ya?"

Taehyung menganggukkan kepalanya dengan semangat, matanya berbinar.

"Ah, saya tahu." Jeongguk mendapatkan sebuah ide. "Bagaimana kalau jalan-jalan ke Paris dan makan semua yang kamu sebutkan tadi saya jadikan hadiah petualangan yang kamu inginkan???"

Mendengar hal itu, Taehyung semakin berbinar. Ia mengangguk setuju, kemudian tersenyum begitu lebar. "Wah! Mauuuu dong! Jadinya kapan, Kak?"

"Nanti saya beritahu waktunya ya, kamu sehat dulu saja. Jaga pola makannya. Kalau takut makan sendirian di rumah, tidak perlu tunggu orang tuamu pulang. Telepon saya, saya akan datang dan temenin kamu makan."

"SIAP! SEMANGAT 100!"

***

Taehyung minta diantarkan ke rumah Jimin. Alasan yang ia lontarkan pada Jeongguk pastinya bukan alasan yang jujur. Taehyung berkata kalau ia tidak mungkin mengkhawatirkan orang tuanya jika pulang dengan keadaan habis sakit, jadi dirinya ingin bermalam di rumah Jimin sebelum pulang ke rumahnya sendiri.

Jelas, Taehyung tidak bisa meminta Jeongguk mengantarkannya ke rumah sewa sempit miliknya. Jeongguk pasti akan marah, kemudian bertanya macam-macam perihal kebohongan Taehyung yang lainnya. Tidak, tidak. Hal itu jangan sampai kejadian.

"Jimin, saya titip anak ini ya?"

Jimin tertawa, kedua tangannya kini sudah memegang tas baju milik Taehyung dan menggenggam pergelang tangan Sang pemilik tas.

"Tenang saja, Kak. Aku udah terbiasa jaga anak bayi beruang ini. Aman, aman." Ujar Jimin. Jeongguk tersenyum untuk menanggapi ucapan anak muda di depannya.

"Kak Jeongguk!"

Jeongguk yang sudah berbalik untuk meninggalkan pekarangan rumah Jimin kembali menoleh. Taehyung tersenyum dengan begitu bahagia sambil berkata, "Jangan lupa janjinya!"

"Iya, saya gak akan pernah lupa. Kalau gitu saya pulang dulu, ya? Kamu hati-hati dan jangan membuat Jimin khawatir." Nasihat Jeongguk. Taehyung menganggukkan kepalanya.

Selepas Jeongguk menghilang dari balik pintu pagar rumah keluarga Park, Jimin menoleh ke arah Sang Sahabat dengan tatapan menilik.

"Apaan tuh? Janji apaan? Aku gak dikasih tahu??"

"Apa sih, kamu mau tahu banget?"

"Hih! Sekarang sudah sering merahasiakan banyak hal dari aku, ya?! YAK! JANGAN KABUR KIM TAEHYUNG!" Jimin yang memegang tas berisikan barang-barang Taehyung sedikit kesulitan saat mengejar bocah yang kabur dari pertanyaannya itu.

Jim, dia bukan berubah. Dia hanya tak pernah sepenuhnya jujur pada siapapun.

120 Minutes (Kookv)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang