Berjarak sekitar satu minggu setelah kedatangan Jimin ke rumah keluarga Jeon, kini Mama Yuna dan Ayah Jeongguk sudah kembali dari Busan.
Pagi-pagi sekali Taehyung sudah berada di dapur bersama Yuna. Membuat nasi goreng dan telur dadar bersama sosok Ibu untuk sarapan adalah hal yang sangat Taehyung inginkan sejak ia masih kecil.
Jeongguk yang baru saja turun dari kamarnya tersenyum manis begitu melihat tawa Taehyung memenuhi seantero rumah. Anak muda itu benar-benar bahagia sekali bersama Ibunya.
"Wah, saya mencium wangi yang begitu harum dari kamar saya. Ternyata ulah kamu dan Ibu?" Ucap Jeongguk retorik. Ia mengacak-acak surai Bintang Kecilnya gemas.
"Huum, enak ya Kak Ggugi??"
"Iya, saya gak sabar mau nyobain."
Lagi dan lagi, senyuman yang Taehyung tunjukkan di hadapan keluarga Jeon sebagian besar hanya untuk menutupi kesedihan dalam hati terdalamnya. Taehyung merindukan Ayah dan Bundanya. Taehyung memimpikan hal semacam ini terjadi pada keluarga asalnya.
Menyadari kekasih kecilnya tidak dalam mood yang baik, Jeongguk membuka suara, "Jadi mau berpetualang sama saya?"
Taehyung langsung menegakkan bahunya antusias, kemudian ia mengangguk cepat. Yuna menatap dengan rasa penasaran.
"Petualang?"
"Hum! Aku mau berpetualang sejak kecil, Kak Ggugi ingin mewujudkannya, Mama."
Senyum Yuna mengembang mendengar ucapan antusias dari pria kecil di depannya. Apapun untuk kebahagiaan Taehyung, apapun itu. Keluarga Jeon akan senang hati mewujudkannya.
***
Setelah Ia menyelesaikan sesi sarapannya, Jeongguk bersiap-siap menuju kantor. Taehyung yang sedang duduk di sofa ruang tengah dengan bukunya mendadak menoleh ketika merasa Jeongguk berdiri di belakangnya.
Jeongguk tersenyum manis. "Saya punya hadiah di kamar kamu, di atas nakas. Kamu buka ya? Saya kerja dulu." Ucap Jeongguk. Pria manis di depannya sedikit bingung, tetapi dengan segera ia mengangguk dan mengucapkan hati-hati kepada Jeongguk.
Seperti perintah Jeongguk, Taehyung segera menuju kamarnya setelah membantu Yuna membersihkan sisa piring kotor. Ia harus segera menemukan hadiah yang dimaksud laki-laki yang kini sudah resmi menjadi kekasihnya itu.
Sebuah buku album, ya. Buku album berwarna coklat susu dengan motif beruang adalah satu-satunya barang yang berada di atas nakas Taehyung. Ia membukanya.
Buku tersebut memiliki kertas tebal dengan jumlah halaman yang sepertinya tidak lebih dari 35 lembar. Banyak halaman yang masih kosong, jadi Taehyung berfokus membaca halaman pertama dan kedua buku itu.
[Welcome to Ggugi's diary. Untuk pertama kali dalam seumur hidup, saya menulis buku harian. Hanya untuk Bintang Kecil saya—Kim Taehyung]
Taehyung membuka lembar kedua, dan ia hampir saja memekik gemas ketika melihat isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
120 Minutes (Kookv)
FanfictionTaehyung itu sendirian. Sudah terbiasa sendirian sejak usianya masih belia. Ayah dan Bundanya sibuk bekerja, teman-temannya begitu membencinya karena katanya sih Taehyung terlalu pintar, sehingga teman-temannya sulit sekali mengalahkannya. Taehyung...