Hari di mana Taehyung berniat mengakhiri hidupnya.
Jeongguk menghela napas panjang. Ucapan Hyuna terus berputar di kepalanya bagai kaset rusak. Ia memang harus berani berkomunikasi dengan baik jika ingin hubungannya dengan Taehyung tetap baik-baik saja. Apalagi, ia begitu memahami bahwa Taehyung akan sangat sensitif karena sering mengalami hal kurang baik di keluarga aslinya.
Tujuan Jeongguk kali ini adalah rumah Yoongi. Jeongguk pernah diberitahu alamat rumah orang-orang terdekat kekasih kecilnya, salah satunya adalah rumah Jimin dan Yoongi. Tetapi, takdir seperti meminta tolong pada dirinya untuk kembali memperpanjang kesempatan Taehyung untuk hidup.
Lagi dan lagi, untuk kedua kalinya setelah hari itu, Jeongguk justru malah menemukan Taehyung di pinggiran jembatan dengan wajah yang tanpa ekspresi. Taehyung berniat melompat lagi; anak itu kembali ingin mewujudkan niat berenang tanpa hentinya lagi. Dan Jeongguk tentu tidak akan membiarkan itu terjadi.
Ia segera turun tergesa dari mobilnya dan mencoba untuk menangkap tubuh pemuda manis itu. Berhasil. Jeongguk selalu bersyukur sebab ia tidak pernah meleset sedikit pun dalam hal semacam ini; cepat dan tangkas.
"K-kak?" Ia mendengar suara Taehyung lagi. Meski sedang kebingungan, suara itu adalah suara yang Jeongguk rindukan.
Jeongguk menangis, ia mengucapkan maaf pada Taehyung disela tangisnya. Hari ini ia bertekad akan memulai semuanya dari awal. Jeongguk akan belajar untuk tidak kaku lagi, berkomunikasi lebih baik lagi pada Taehyung, dan akan belajar untuk lebih menyayangi kekasihnya lagi. Jeongguk berjanji.
*
Taehyung terbangun dengan perasaan yang lebih lega. Ia menangis dengan puas di dalam pelukan Jeongguk semalaman. Seluruh pertanyaan kenapa Ayah dan Ibunya begitu membencinya memang belum terjawab, tetapi Taehyung merasa lebih baik saat ini.
"Kau ketiduran, Bintang Kecil." Suara Jeongguk menyapanya yang masih berusaha mengumpulkan sisa-sisa nyawa.
"Kak? Jam berapa?"
"Ini sudah menjelang sore. Sebentar lagi saya akan check out. Kamu makan dulu ya? Sudah saya hangatkan juga, habis ini kita siap-siap untuk pulang. Ibu saya sudah menunggu kamu," Jawab Jeongguk sambil sibuk membawakan nasi goreng yang baru ia hangatkan dari microwave.
Taehyung menurut, kebetulan juga ia sangat lapar. Jadi, selama Jeongguk merapikan barang-barang, ia memilih untuk menyantap nasi goreng kimchi tanpa banyak bicara.
Setelah selesai makan, Jeongguk benar-benar mengurusnya seperti bayi. Dipakaikan jaket tebal, Jeongguk memastikan Taehyung tidak akan kedinginan karena mereka akan pulang di malam hari pada cuaca dingin seperti saat ini.
"Kamu mau saya mampir ke minimarket dulu sebelum kembali ke rumah?"
"Aku tidak ingin apapun, Kak Ggugi," Jawab Taehyung dengan senyum.
"Kalau gitu, kita langsung kembali ke rumah, ya."
*
Nyatanya, di tengah perjalanan Taehyung berubah pikiran. Anak itu tiba-tiba merengek ingin makan kimbab dan telur minimarket karena lapar. Sehingga Jeongguk memilih untuk menepi di salah satu minimarket dan ikut mengisi perutnya dengan semangkuk ramen dan onigiri.
Taehyung makan dengan lahap, ia meminta Jeongguk untuk memesankannya odeng juga. Anak itu jadi banyak minta, tapi Jeongguk tentu senang hati menurutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
120 Minutes (Kookv)
Fiksi PenggemarTaehyung itu sendirian. Sudah terbiasa sendirian sejak usianya masih belia. Ayah dan Bundanya sibuk bekerja, teman-temannya begitu membencinya karena katanya sih Taehyung terlalu pintar, sehingga teman-temannya sulit sekali mengalahkannya. Taehyung...