Bab 5

124 12 0
                                    

Di sekolah

Miyuki POV

Beberapa hari setelah kejadian tabrakan dengan Gwen. Hampir setiap hari, saat diriku berjumpa dengannya dimana pun aku harus selalu menyapanya. Ini salah satu saran yang di berikan oleh Kevin agar Gwen tidak melupakan diriku karena selalu berjumpa dengan dirinya di sekolah. Miyuki melamun mengingat kembali percakapan mereka di hari itu.

Flashback

Dihari Miyuki menceritakan perjumpaan dan ineraksinya dengan Gwen saat itu.

"ki, gue punya saran nih, gue pikir lo harus menyapa Gwen setiap berjumapa deh"ucap Kevin dengan posisi jari tangannya yang mengetuk-ngetuk kecil meja nya

"Kenapa gitu?"tanya Miyuki bingung

"itu agar dia selalu mengingat wajah lo, kalau saat kejadian itu aja dia melihat wajah lo mengkin dia langsung melupainnya. Jadi mulai besok lo harus menyapa dia saat jumpa, okee bro??"ucapnya sambil melihat wajah tidak yakin Miyuki.

"Ka..kalau misalnya dia nggak nyapa gue balik bagaimana donk?"

"itu mah urusan belakang. Sekarang urusan kita agar wajah princess lo ini tidak di lupain oleh pangeran berkuda putih lo itu..."

"gimana setuju??"

Tidak ada jawaban yang diberikan oleh Miyuki. Aduh kenapa dia begitu pengecut begini pikir Miyuki

"bagaimana? Jangan takut sendiri, gue selalu menemani lo. Oke baesti??"ucap Kevin dengan meyakinkan Miyuki kalau dia akan selalu mendukung sahabat nya itu.

"baiklahhh"jawab Miyuki dengan pasrah. Dia juga harus terus berjuang....

Seperti saat ini di kantin aku dan Kevin berjalan memasuki area kantin dan tidak secara sengaja aku melihat Gwen yang sedang makan bersama teman-temannya dan jangan melupakan Kevin yang juga melihat ke arah itu juga.

"ada Gwen tuh ayo sapa dia, ki.."bujuk Kevin yang sedikit menunduk untuk berbisik ditelinga ku

"Kayaknya nggak dulu deh, Vin"jawab ku yang juga berbisik

"lahhh kenpa??"

Apa Kevin nggak tahu aku begitu malu berhadapan dengan kawan-kawanya Gwen yang adalah orang populer disekolah mereka. Dan apalagi ada Leo disitu, wajah Leo cukup menyeramkan saat aku melihatnya.

"dia bereng teman-temannya, vin. Nggak enak kalau di ganggu"jelas ku yang masih melihat kearah meja itu.

"siapa yang peduli?? Lagipula ada juga yang mau gue tanya ke ketua osis kita. Ayo..."Kevin menarik tangan ku dengan sedikit paksaan dan berjalan kearah meja yang cukup ramai itu.

Sesampainya di meja Gwen dan teman-temannya aku langsung bersembunyi dibelakang tubuh besar milik Kevin. Lima pasang mata dengan serempak melihat kearah kami yang barusan datang.

"Rian, gue mau tanya soal persetujuan pertandingan basket yang semalam gue tanya ke lo, gimana??"tanya Kevin kepada Rian sang ketua osis mereka. Rian merupakan kembaran dari Rani teman sekelas ku, wajah Rian terlihat seperti Rani versi prianya.

"Ohh masalah itu tenang aja pak kepsek udah menyetujuinya kok. Nanti lo ambil aja formulir yang udah di tanda tangani pak kepsek di ruangan gue"jelas Rian dan dijawab anggukan oleh Kevin, terlihat Kevin sedikit melihat kearah sekeliling kantin dan melirik ku sekilas.

Apa maksud tatapan nya ini?

"oh iya, Kita boleh gabung nggak. Sepertinya tidak ada meja lagi deh yang kosong selain disini"ucap kevin kepada mereka sambil menunjuk tiga bangku yang tersisa di samping mereka.

Our Youth Must be Happy {1} || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang