Beberapa minggu setelah pertemuan Miyuki dan Gwen di supermarket, mereka sudah tidak pernah berjumpah lagi atau sekedar saling tegur sapa dikarenakan kesibukan yang Miyuki alami dan juga Gwen untuk mempersiapkan pertunjukan kesenian yang akan mereka tampilkan hari ini.
Terjadilah begitu banyak keributan dan suara berisik di dalam kelas Miyuki, bukan dikarenakan ada pertengkaran tetapi dikarenakan berberapa siswa di kelas itu sibuk melakukan berbagai persiapan untuk pertunjukan mereka nanti.
Rani dan perwakilan dari masing-masing kelas 11 lain yang akan melakukan pertunjukkan, sedari tadi pergi ke ruang guru untuk melakukan cabut nomor urutan yang akan mereka tampilkan.
"Teman-teman Kita tampil nomor urut terakhir"teriak seorang gadis yang merupakan ketua dari pertunjukkan itu siapa lagi kalau bukan Rani.
Mendengar itu membuat anak-anak di kelas itu berteriak senang dan ada juga yang tidak senang.
Dikarenakan jika mereka berada di penampilan terakhir tentu saja mereka masih bisa mempersiapkan hal-hal yang kurang tapi juga akan membuat mereka bakal menunggu lama untuk tampil dan itu akan sangat membosankan, Miyuki termasuk salah satunya.
"Jangan sedih teman-teman karena kita tampil terakhir, kita bisa lebih mempersiapkan hal-hal yang lebih matang lagi agar pertunjukan kita lebih bagus dari yang lain"ucap Rani memberikan semangat dan respon teman-teman mereka pun mengangguk setuju akan itu.
Rani berjalan menghampiri Miyuki yang sedang duduk menghapal dialognya dan juga dengan Kevin yang ada disampingnya.
"Anak bunda yang cantik lagi ngapain?"Miyuki yang merasa di panggil dengan sebutan itu menatap Rani dengan mata elangnya.
Dia berpikir sekarang tatapannya begitu menakutkan tetapi berbagai mata yang melihat malah terlihat seperti kucing yang sedang marah jika makanannya diambil.
Rani terkekeh kecil meihat tatapan Miyuki, karena tatapan itulah membuat Rani suka menjahilinya.
Eh, bukan suka sebagai lawan jenis tetapi suka seperti kepada anak sendiri karena Miyuki terkadang bertingkah seperti anak kecil yang menggemaskan dimata Rani.
Hehehe...
"Bagaimana soal kostumnya? Lo berdua sudah coba?"tanya Rani dan mengambil bangku yang terdekat untuk duduk di depan mereka berdua.
Kevin menganggukkan kepala nya tanda kalau dirinya sudah mencobanya dengan mata yang tidak terlepas dari kertas dialog cerita yang ada di tangannya sedangkan Miyuki hanya terdiam.
"Lo gimana?"tanya Rani lagi
"....."
Miyuki tidak menjawab pertanyaan Rani dan terlihat sedang menyibukkan dirinya membaca kertas-kertas yang ada di tangannya itu.
"Woiii, jangan sok sibukkk"kesal Rani sambil menepuk keras lengan kecil Miyuki
"Ohh, lo ngomong apa ran??"tanya Miyuki sedikit kaget yang menunjukkan kalau dirinya memang tidak mendengar omongan Rani.
"Cihh..."
Rani memutar malas kedua bola matanya.
"GUE TADI TANYA LO UDAH COBA KOSTUMNYA APA BELUMMM..."teriak Rani dengan keras tepat di depan wajah Miyuki yang saat ini sedang menutup kedua telinga dengan tangannya dan juga memejamkan kedua matanya.
Sedangkan Kevin yang sedari tadi fokus menghapal dialog nya dibuat kaget dengan teriakan Rani.
Dan jangan tanya murid di kelas mereka tentu saja mereka juga kaget tetapi itu sudah hal biasa bagi mereka melihat Rani emang suka berteriak-teriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Youth Must be Happy {1} || On Going
Teen Fiction⚠️~SEBELUM BACA FOLLOW DULU~⚠️ Tidak memiliki apapun itu adalah AKU. Sesuatu yang aku miliki hanyalah cinta yang tulus. Tetapi apakah itu cukup untuk berdampingan denganmu? Aku yakin tentu tidak! Jadi apa yang harus aku perbuat? Aku ingin memilik...