Bab 22

32 7 0
                                    

Suara ombak yang begitu merdu meyambut para remaja tersebut. Selama perjalanan yang bisa di bilang tidaklah cepat tentu membuat mereka merasa kelelahan. Gwen dengan mulus memarkirkan mobilnya dihalaman villa keluarga nya.

"Hooeekkk...gue mual..." ucap Kevin yang saat itu baru saja keluar dari dalam mobil.

"Tau gini lebih baik gue bawa mobil sendiri aja...uuhukk" lanjut Kevin sambil sesekali memijat keningnya.

"Gwen, Lo cocok banget jadi pembalap. Gue rasanya mau pingsan karena nahan mual...huhuhu..."Leo orang yang terakhir keluar dari mobil langsung terduduk lemas di halaman villa milik keluarga Gwen.

"Lemah banget sih Lo berdua...nihh bawa barang Lo" sindir Rani yang saat itu sedang membantu Rian untuk mengeluarkan barang bawaan mereka dari bagasi mobil lalu meletakkannya di dekat dua laki-laki bertubuh tinggi tersebut. Dan tanggapan dua laki-laki itu hanya wajah lemas tanpa membantah.

Sedangkan Gwen hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan lalu berjalan kearah penjaga villa milik keluarga nya itu.

Penjaga tersebut sudah sedari tadi menunggu kedatang Nona nya itu dan teman-temannya.

"Selamat datang Nona muda..."ucap penjaga tersebut dan istrinya sambil membungkukkan kepala mereka dengan hormat.

Gwen mengangguk pelan, "hmm, apa kamarnya sudah di bersih kan, pak?" Tanyanya kepada bapak penjaga yang sudah berumur setengah abad itu.

"Sudah nona. Nona dan teman-teman nona sudah bisa beristirahat sejenak, selagi saya dan istri saya meyiapkan makan siang." jawab pak Mamat dengan lembut. Yah, Gwen tadi sudah mengabari pak Mamat kalau mereka akan makan siang di sini saja dari pada di jalan.

Gwen mengangguk kan kepalanya lagi lalu berjalan kearah teman-temannya yang saat itu sedang sibuk bercerita.

"Semuanya dengarkan gue, ini yang ada di samping gue adalah pak Mamat dan yang di sampingnya adalah buk Dila, mereka sepasang suami-isteri yang jaga villa ini. Jadi Lo semua kalau ada butuh sesuatu datang ke mereka aja." Jelas Gwen sambil memperkenalkan pasang tersebut.

"Halo! selamat siang..." ucapan mereka secara serempak dan di balas senyuman ramah dari pasangan penjaga villa tersebut.

"Kalau begitu, lebih baik kalian beristirahat lah dulu sebelum makan siang. Nanti ibu dan bapak akan panggil kalau makanannya sudah selesai." Jelas ibu Dila kepada mereka dan di balas anggukan mengerti dari mereka.

"Oke, pembagian kamarnya untuk perempuan akan berada di lantai dua yah sedangkan untuk yang laki-lakinya di lantai satu. Kalau begitu bapak dan ibu tinggal dulu yah" kali ini pak Mamat lah yang menjelaskan pembagian kamarnya.

"Baik pak" jawab mereka . Setelah mendengar itu pasang suami istri tersebut berjalan masuk duluan kedalam vila tersebut.

Gwen pun menuntun mereka untuk masuk kedalam dan ketika mereka masuk mereka di sambut oleh pemandangan perabotan dan arsitektur yang begitu indah dan mewah.

"Wowww... indah nya" seru Clara

"Tidak buruk juga" kali ini Kevin lah yang bersuara. Miyuki yang melihat ruangan mewah milik keluarga Gwen ini, membuat dia menjadi tidak percaya diri karena bisa-bisa nya dia seseorang yang berasal dari keluarga sederhana bisa menyukai orang kaya raya seperti Gwen ini.

Kevin melihat wajah sedih yang Miyuki tujukan, "Lo kenapa? Wajah Lo kok kusut gitu...?" Miyuki m membalas dengan menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Yang laki-laki, kamar kalian disini yah. Dalam satu kamar ini sudah di sediakan 6 tempat tidur jadi pakailah sesuka hati kalian" jelas Gwen lalu mengajak para perempuan untuk menaiki lantai dua untuk menuju kamar mereka.

Our Youth Must be Happy {1} || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang