Menjelang pukul 6 sore, para remaja itu mulai mempersiapkan diri untuk acara pesta barbaque. Rasa semangat yang membara begitu terasa, memanggang daging dan makanan laut secara beramai-ramai bersama teman memang lah momen yang sangat indah, apalagi jika sang kekasih bersama dengan dirinya.
"Leo...lo bawa pengering rambut nggak? Gue mau pinjam bentar" Rani berjalan ke menghampiri Leo yang saat itu sedang menyusun barang yang akan mereka bawa nanti di dapur.
"Rambut lo keringin dulu! Lihat lantainya jadi banjir gini.." kata Leo sambil melihat keadaan Rani saat ini. Rani memutar kedua bola matanya dengan malas.
"Banyak bacot lo! Jadi lo bawa nggak pengering rambutnya?"
"Bawa-bawa...lihat aja di kamar kami! tadi Kevin juga pakai itu, tanya dia aja. Kenapa lo semua pada pinjam barang gue sih? Barang gue jadi cepat rusak kalau kayak gini" sewot Leo sambil cemberut.
"Yah ellahhh...pelit banget sih lo? Barang lo nggak akan rusak kokkk.." setelah mendapatkan izin dari sang pemilik barang Rani langsung pergi menjauh dari dapur.
****
"Gaysss...gue sama Miyuki pergi duluan cari tempat yah...nanti malah nggak dapat tempat karena mau semakin malam" kata Lily kepada teman-temannya yang sedang sibuk di dapur bersama Leo tadi.
"Oke, kami akan menyusul kalian nanti" sahut Leo
"Dapatkan meja yang cukup buat kita yahhh" sambung Clara
"Siap, Nyonya"
****
Tempat yang Lily maksud adalah sebuah taman yang sengaja di sediakan untuk para wisatawan yang sedang berlibur di pantai tersebut. Saat Lily dan Miyuki sampai sudah banyak sekali para pengunjung yang berdatangan, ada yang bersama keluarga, teman dan bahkan sang kekasih. Begitu ramai disana sampai-sampai hampir saja mereka tidak mendapatkan tempat duduk yang cukup untuk mereka.
"Yuki..apa lo tau, jalan yang barusan kita lalui?" Lily mendudukkan dirinya di bangku yang sudah mereka dapatkan
"Jalan yang mana?"
"Jalan simpang tiga, gang yang kiri tadi yang kita lewati terkenal sangat angker di daerah ini" raut wajah serius menghiasi wajah cantik gadis itu. Miyuki mengingat-ingat jalan yang tadi sempat mereka lewati, dia tidak menyangka masyarakat di sini masih percaya hal-hal seperti itu padahal daerah ini termasuk kota yang begitu modern dan maju.
"Dulu jalan tersebut begitu populer di kalangan wisatawan, menjadi tempat yang wajib di kunjungi jika berlibur kesini. Itu untuk mengecek betapa penakutnya mereka tapi sekarang malah terkenal juga di kalangan orang pacaran. Katanya sih, Gue dengar-dengar karena ada bekas rumah sakit yang tidak di pakai lagi membuat tempat tersebut menjadi angker tapi sekarang bangunan itu sudah di hancurkan." Jelas Lily dengan panjang lebar.
"Hmm..sayang banget yahhh. Padahal Gue mau lihat bangunan itu. Hahaha...anak-anak itu lucu banget, Yuki lihat deh tuh bocah" sambung gadis itu lagi. Lily bercerita sambil menatap anak-anak yang sedang bermain kejar-kejaran dengan begitu bahagianya, Lily menebak mungkin anak-anak itu berumur sekitaran 5-7 tahun dengan energi yang tersimpan begitu banyak.
"Pacaran..." Miyuki sibuk dengan pikirannya dia sama sekali tidak mendengarkan penjelasan Lily yang selanjutnya, dengan wajah yang begitu merah dia membayangkan wajah sang kekasih "Begitu cantik".
Merasa omongannya tidak di respon Lily melihat ke arah Miyuki lalu dengan cepat tersenyum, "Hehehe..ayo taruhan! Lo pasti lagi memikirkan Gwen kannnn???? "
"Haa?? I-I-Itu.." wajah yang sudah memerah semakin memerah, mungkin jika seseorang melihatnya mereka berpikir Miyuki pasti punya kelainan kulit sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Youth Must be Happy {1} || On Going
Teen Fiction⚠️~SEBELUM BACA FOLLOW DULU~⚠️ Tidak memiliki apapun itu adalah AKU. Sesuatu yang aku miliki hanyalah cinta yang tulus. Tetapi apakah itu cukup untuk berdampingan denganmu? Aku yakin tentu tidak! Jadi apa yang harus aku perbuat? Aku ingin memilik...