Bab 28

19 4 0
                                    

Liburan telah usai dan sudah waktunya kembali ke kehidupan nyata. Di mana kamu harus menghadapi segala sesuatu dengan penuh risiko. Liburan yang begitu menyenangkan seperti embun di pagi hari, terasa nyaman dan menyenangkan tetapi lambat laun rasa itu akan terasa hilang seiring berjalannya waktu.

Sebuah sekolah menengah pertama, di hebohkan dengan siswa-siswa yang begitu antusias menceritakan waktu liburannya kepada temannya yang lain.

"bagaimana liburan kalian?"

"Gue liburan ke korea bareng keluarga gue"

"Gue pikir liburan selanjutnya kita harus pergi ke tempat itu deh"

"seru banget!"

"gue nggak ke mana-mana, lagi sibuk hibernasi gue selama liburan"

"Hahaha...gila kenapa bisa begitu?"

"Bla...bla...bla"

Kevin yang baru saja datang ke sekolah, berjalan menghampiri meja nya dan Miyuki sambil tersenyum bodoh.

"Kenapa lo? Lagi kesambet?" Miyuki bertanya dengan penuh kebingungan. Senyuman yang tergambar di wajah Kevin langsung pudar begitu saja tapi dengan tidak lama kemudian langsung tersenyum lagi yang mana membuat Miyuki semakin kebingungan dengan tingkah sahabatnya ini.

"Lo kenapa sih vin? Jangan kayak orang aneh deh! Lo buat gue takut tau"

"Lo tau nggak sih? Gu-"

"Nggak!" jawab Miyuki dengan cepat

"Gue belum siap bicara sialan"

"Yah lo nya bertanya yang nggak gue tau"

"Ya? I-itu? ah terserah deh! Intinya gue baru aja kenalan dengan cewek cantik di sosial media. Lo mau lihat nggak cewek nya? Sumpah deh tuh body nya mantap bet, bjir" Miyuki memutar bola matanya dengan malas ternyata apa yang tadi membuat dia penasaran sama sekali tidak ada faedahnya untuk di dengar.

"Lo kan juga ada gebetan juga dari sekolah sebelah dan lo bilang lo berdua mau pacaran. Terus apalagi ini lo kenalan dengancewek baru lagi? Bener-benar player" singgung Miyuki yang mana membuat Kevin hanya teratawa cengngengesan.

"Mata gue nggak bisa lihat cewek cantik, bro"

Miyuki mengeluarkan beberapa buku dari tasnya lalu meletakkan buku tersebut di depan Kevin, "Lebih baik lo kerjakan dulu PR lo dari pada nanti di suruh ke luar karena nggak selesai"

Melihat apa yang Miyuki lakukan membuat kevin tersenyum senang lalu memeluk sahabat kecilnya itu dengan begitu erat, "Yuki! Lopiyu somaat. hehehe"

"Gue sesak napas anjirr, lepassss!"

****

Setelah lewat beberapa minggu setelah liburan itu, pada hari ini, jam ini, detik ini Miyuki berdiri gelisah didepan Mall yang cukup besar di kotanya dengan perasaan gugup yang begitu mengganggu tetapi dia cukup menikmatinya. Sekarang adalah hari yang begitu Miyuki tunggu-tunggu selama beberapa hari yang lalu, KENCAN!!

Kencan dengan Gwen yang dia pikir adalah hal yang begitu mustahil, sekarang telah telah menjadi kenyataan. Ini adalah kencan pertama mereka dan Miyuki berpikir hari ini harus berakhir dengan sempurna.

Miyuki melihat lagi pantulan dirinya didepan kaca Mall tersebut, sebenarnya dia tidak percaya diri dengan penampilannya saat ini tapi Kevin mengatakan kalau dia sudah berpakaian yang sempurna dan apakah ini cukup saat dia berdampingan di samping Gwen?

Gwen yang begitu sempurna di matanya tidak bisa di kalahkan oleh siapa pun. Miyuki menatap lekat tubuhnya lalu wajahnya.

"Kenapa wajah gue merah banget?"

"Bagaimana ini? Bagaimana gue bisa jumpa Gwen dengan wajah yang begitu merah gini?" Miyuki menagkup kedua pipinya, lalu menggosok-gosoknya dengan cukup kasar dan berpikir kalau hal itu akan meredahkan warna merah yang ada di wajahnya. Sibuk dengan diri sendiri membuat Miyuki tidak peduli dengan keadaan sekitarnya.

"Apa yang lo lakuin?" Gwen yang entah datang dari mana secara tiba-tiba sudah berdiri disamping Miyuki sambil bertanya-tanya.

"HAAAKK!!" teriak Miyuki dengan begitu kencangnya sampai membuat dia menjadi pusat perhatian dalam beberapa detik.

"Lo nggak apa-apa?"

"Eh? Gwen kamu dah sampai? hehehe" gugup yang Miyuki rasakan semakin menjadi-jadi

"Wajah lo merah. Apa lo sakit?" Gwen mengerutkan alisnya

"Apa lebih baik kita tunda aja kencan kita?" tanya Gwen lagi, Gwen tidak mau kalau Miyuki memaksa keadaannya hari ini, nanti malah akan membuat pria ini tidak akan masuk sekolah besok.

"Apa? Nggak kok! Aku nggak sakit! Wajahku memerah karena udara panas aja" bantah Miyuki dengan cepat dan tegas. Tentu saja dia akan membantah hal tersebut, dia tidak mau hal yang sudah dia tungu-tunggu gagal karena kesalahpahaman ini.

"Oh yah? Harusnya lo tunggu gue aja tadi didalam" Gwen menatap Miyuki dengan tidak enak hati.

"Hehehe, nggak apa-apa kok. Dah yuk kita masuk" Miyuki menampilkan senyuman manisnya.

****

"Ini tiket lo" Gwen memberikan tiket bioskop tersebut kepada Miyuki. Miyuki menerima tiket tersebut dengan perasaan gugup.

"Apa lo yakin mau nonton film ini?" Gwen memastikan hal yang sedari tadi sudah dia tanyakan kepada Miyuki dan membuat Miyuki kembali berulangkali menganggukkan kepalanya.

Saat ini mereka berdua sedang berada di bioskop yang ada di Mall tersebut. Sebenarnya mereka belum memutuskan akan menonton apa dan Miyuki pun mengajukan untuk menonton film horor yang baru-baru ini begitu populer, karena Miyuki tahu kalau Gwen menyukai film horor.

"Lo juga suka film horor?"

"I-iya, t-tapi tidak terlalu. H-hanya kadang se-sering nonton juga bareng Kevin" Miyuki menjawab tanpa melihat ke arah Gwen, gugup, gelisah itu yang Miyuki rasakan dan dia juga yakin juka Kevin mendengar apa yang Miyuki katakan barusan akan membuat temannya itu tidak akan berhenti tertawa. Tentu saja Miyuki adalah manusia yang paling susah jika di ajak menonton film horor, dia lebih baik memilih tidak makan beberapa hari dari pada menonton makhluk berwajah jelek itu.

"Oke. Apa lo mau popcron?" kata Gwen sambil melihat ke arah orang-orang yang sedang mengantri di samping penjual tiket.

"Boleh, biar ak-"

"Nggak usah lo tunggu di sini aja! Biar gue aja yang beli"

"Eh? Tapi-" sebelum mendengar ucapan penolakan dari Miyuki, Gwen sudah terlanjur berjalan meninggalkan dirinya.

"Kenapa jadi begini? Yang ngajak kencan kan gue..." perasaan Miyuki cukup sedih, dia ingin membayarin orang yang dia cintai tetapi berakhir malah dia yang di bayarin. Miyuki melihat Gwen yang sedang mengantri membeli makanan dan minuman unuk mereka. Gadis itu benar-benar begitu mencolok.

"Kenapa Gwen begitu bersinar di antara orang-orang disana?"

"lihat wajah seriusnya itu begitu menawan... cantik banget"

"Wow...siapa yang membuat lukisan hidup disana?" begitu banyak pujian dan kekaguman yang Miyuki tuturkan di dalam hatinya yang benar-benar membuat siapa pun yang mendengarkan suara hatinya itu akan terheran-heran. Miyuki sudah di butahkan oleh cinta, dia yang tadi merasakan perasaan sedih secara cepat perasaan tersebut langsung menghilang entah kemana, Gwen memang benar-benar adalah pusat kebahagian Miyuki.

Bersambung....

Our Youth Must be Happy {1} || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang