Sepuluh hari hanya diam di rumah rasanya benar-benar membosankan. Jungwon ingin sekali pergi keluar entah itu ke taman, ke mall, atau sekadar ke pinggiran jalan. Sayangnya, Jungwon tidak bisa melakukan itu semua karena larangan papanya.Sudah empat hari yang lalu Heeseung pulang, tapi papanya itu tak kunjung memberikan dia izin untuk pergi ke luar. Jungwon seperti dikurung di rumah, padahal Heeseung berkali-kali keluar dan tidak kunjung pulang.
Hari ini, Jungwon berniat meminta izin pada Heeseung untuk pergi keluar dengan memasak sebuah makanan sebagai bahan sogokan. Oleh karena itu, sedari tadi dia sudah berkutat di dapur seorang diri dan begitu melihat papanya turun tangga, Jungwon langsung menghampirinya.
"Papa! Ayo sarapan," ajaknya.
Heeseung menoleh, tetapi tidak menjawab.
"Papa belum mau berangkat, kan? Masih ada waktu kok buat sarapan," kata Jungwon, lagi.
"Berisik," sentak Heeseung.
Jungwon terdiam, tetapi dia tidak menyerah dan tetap menyajikan makanannya di meja makan.
"Ayo Pa, kita sarapan."
"Saya berangkat," kata Heeseung.
Melihat kepergian Heeseung, Jungwon terpaku sejenak sebelum bergerak mengejar Heeseung dan mencekal tangannya yang langsung ditepis.
"Ngapain kamu?" tanya Heeseung.
"Ayo sarapan dulu, Pa."
"Tidak," tolak Heeseung.
"Papa suka pulang malam, nanti Papa sakit kalau enggak sarapan," bujuk Jungwon.
Heeseung mendesis. "Dengar, saya tidak akan pernah sudi untuk memakan masakan kamu," ucap Heeseung penuh penekanan.
Tepat setelah mengucapkan itu, Heeseung berlalu meninggalkan Jungwon yang masih terpaku di tempatnya.
Usahanya, gagal lagi.
Jungwon menghela nafasnya karena dia sudah memasak cukup banyak. "Masa aku kasih ke tetangga lagi makanannya?" tanyanya pada diri sendiri.
Sejak dirinya selalu memasak dan Heeseung menolal masakannya, Jungwon memang selalu memberikan masakan itu pada tetangganya yang sekaligus menjadi ayah dari teman sebangkunya-Sunoo.
"Enggak apa-apa deh, dari pada sia-sia."
Jungwon memasukan makanan yang sudah ia buat ke dalam sebuah tempat makan. Lalu ia keluar dari rumahnya dan menuju rumah di sebelahnya.
"Halo Om Jay, ini Jungwon."
Pintu di hadapannya itu langsung terbuka dan menampilan seorang pria dengan pakaian santainya.
"Lagi?" tanya pria itu.
Jungwon tersenyum lebar. Tapi pria itu-Jay, tahu betul bahwa itu sebuah senyum terpaksa. Siapapun bahkan bisa menebaknya jika Jungwon tidak ingin senyum selebar itu, lihatlah senyumnya pun tidak sampai ke mata.
"Sunoo nya ada, Om?" tanya Jungwon.
"Ada, mau siap-siap ke sekolah. Mau masuk dulu?" tawar Jay.
Gelengan Jungwon berikan sebagai jawaban pada Jay, dia langsung menyerahkan kotak makanan yang dibawanya. "Kalau enggak enak buang aja ya, Om. Titip salam buat Sunoo, kalau enggak capek nanti pulang sekolah aku ajak main," ucapnya.
"Iya, nggak bakal Om buang. Om bakal makan sama Sunoo sekarang, makasih ya. Nanti Om sampaikan salam dan pesannya," ucap Jay yang membuat Jungwon tersenyum.
Mendengar itu Jungwon tersenyum senang, kemudian melambaikan tangannya dan kembali berjalan menuju rumahnya sendiri.
Sebenarnya, Jungwon iri dengan sepasang ayah-anak itu. Sunoo terlihat bahagia meskipun hanya tinggal berdua dengan Jay. Sebab, Jay benar-benar menjaga Sunoo dan memanjakannya.
Jungwon menoleh saat mendengar suara mobil, ia mengintip di dalam pagar dan melihat mobil Jay keluar untuk mengantarkan Sunoo sekolah.
"Aku juga mau sekolah lagi dan diantar sama Papa," gumamnya.
Baru beberapan bulan tidak bersekolah, Jungwon sudah iri dan ingin pergi ke sekolah lagi.
---
Malam itu Jungwon sedang membaca buku di kamarnya saat mendengar suara entah barang atau orang yang jatuh di lantai bawah rumahnya. Karena penasaran, Jungwon keluar untuk melihat.
"Papa?" tanyanya saat sudah sampai di bawah.
Jungwon melihat Heeseung yang tengah menunduk di sofa dengan meja yang terbalik, mungkin itu yang menyebabkan suara barusan.
"Papa kenapa?"
Aroma alkohol langsung tercium saat Jungwon mendekati Heeseung. Pasti papanya ini mabuk lagi.
"Papa sepertinya mabuk banget, aku ambilkan minum dulu ya," ucap Jungwon.
Jungwon segera berdiri untuk mengambil air minum. Tapi, ucapan yang keluar dari mulut papanya membuat langkah Jungwon terhenti.
"Kamu ini benar-benar tidak tahu diri ya? Sudah sebesar sekarang hidup kamu segala berkecukupan sedangkan istri saya sendirian di tempat gelap itu," ucap Heeseung.
"Sampai kapanpun saya tidak akan pernah menerima kehadiran kamu, Jungwon. Dalam benak pikiran saya, kamu tidak pernah hadir di dunia ini, di keluarga saya, kamu tidak pernah menjadi anak saya. Bagi saya kamu tetap mati."
Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Heeseung yang masih menunduk. Entah masih dalam pengaruh alkohol atau tidak, tapi kalimatnya berhasil membuat Jungwon tidak bisa melakukan apa-apa.
"Kehadiranmu benar-benar sebuah kesalahan besar yang tidak akan pernah saya maafkan," ucap Heeseung.
Badan Jungwon tiba-tiba gemetar setelah mendengar kalimat barusan. Kepalanya mendongak untuk menahan laju air mata yang ingin keluar. Kakinya sedikit bergerak ke belakang dengan telapak tangan yang mengepal kemudian tidak lagi.
"Karina ...," lirih Heeseung yang setelah itu hilang kesadaran.
Jungwon melirik papanya yang sudah pingsan, ragu-ragu untuk mendekat ke arahnya. Meski akhirnya Jungwon tetap mendekati Heeseung untuk membantu pria itu mengganti pakaiannya.
"Papa ... aku minta maaf sudah buat Papa kehilangan Mama. Papa rindu Mama yang sudah meninggalkan Papa, aku juga sama Pa. Aku juga sama rindunya dengan Papa, aku bahkan enggak tahu gimana wajah Mama," ucap Jungwon sangat pelan.
Tangannya mengusap kening sang papa yang berkeringat. Matanya menatap wajah sang papa yang terlihat sangat damai saat tidur seperti ini. Jungwon kembali berkaca-kaca, banyak sekali obrolan yang ingin ia sampaikan pada papanya. Tapi Jungwon tidak berani mengucapkannya. Hanya satu kalimat yang selalu dengan lantang berani ia ucapkan.
"Aku sayang sekali sama Papa."
Jungwon menjadi meragukan dirinya, sudah benarkah semua yang ia lakukan? Rasanya benar seperti papanya, dia tidak tahu diri setelah melakukan kesalahan yang sangat besar.
"Aku harus apa ya, Ma? Bingung sekali rasanya," gumamnya pelan.
---
Haii, maaf baru update :( Semoga suka dan nggak mengecewakan yaa
Btw, merasa familiar sama part ini nggak? Hehehe
Jangan lupa vote dan komennya ❤️❤️
![](https://img.wattpad.com/cover/333833052-288-k752277.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Me • Heewon [End]
FanfictionFamily Jungwon hanya ingin diakui oleh Papa, tapi rasanya sulit sekali untuk mendapatkan inginnya. Usahanya sering kali diabaikan, sering pula tidak dipedulikan. Tentu saja Jungwon tidak akan menyerah begitu saja. Tapi, Jungwon bisa apa jika Papa le...