Bagian 27

2.2K 201 16
                                    


Obrolannya dengan Sunghoon tadi cukup membuat Jungwon kepikiran. Hal itu membuat dirinya menjadi melamun yang berkepanjangan, sampai-sampai tidak sadar jika sedari tadi ada Heeseung yang memperhatikan.

Piring di hadapannya sudah kosong, sebab makanannya sudah tertelan habis. Namun, Jungwon tak kunjung berdiri. Tangannya yang masih memegang sendok tanpa sadar bergerak ke sana kemari.

"Kakak, kenapa ngelamun terus?" tanya Yujin.

Jungwon tersentak. Dia menatap Yujin dengan keadaan salah tingkah. "Kenapa, Bunda?" tanyanya.

"Kamu yang kenapa? Sini piringnya, itu makanannya udah habis, loh."

Yujin tersenyum saat Jungwon buru-buru memberikan piring kosong itu, sedangkan Jungwon meringis tidak enak. Berapa lama dia melamun sampai tidak sadar seperti itu.

"Mau langsung ke kamar?" tanya Yujin saat melihat anak pertamanya berdiri.

"Iya, Bun. Aku harus ngerjain tugas," jawab Jungwon.

"Kamu akhir-akhir ini sibuk banget, loh. Pulang sekolah juga selalu telat, bahkan hampir malem. Nggak mau di sini dulu? Kita nonton," kata Yujin.

Yujin memang tahu jika anak pertamanya itu sedang sibuk karena ada acara di sekolahnya, belum lagi Jungwon memegang jabatan yang cukup penting. Sama halnya dengan Riki, anak bungsunya itu sudah mulai sekolah lagi dan sama sibuknya dengan Jungwon karena mengikuti beberapa perlombaan.

Akhirnya dia memutuskan untuk mengajak kedua anaknya beserta Heeseung untuk menonton bersama sebentar saja. Rasanya mereka sudah lama tidak berkumpul layaknya keluarga, maka hari ini Yujin ingin melaksanakannya.

"Mas duluan sana, aku mau beresin ini dulu sambil bawa cemilan," titah Yujin pada Heeseung yang sedari tadi hanya diam tidak bersuara.

Heeseung mengangguk lalu mengajak Riki untuk pergi ke ruang keluarga dan diikuti oleh Jungwon di belakangnya.

"Mau nonton apa?" tanyanya sembari bersiap menyalakan televisi.

"Apa aja deh Pa, yang ada. Asal jangan horor," kata Riki.

"Horor aja Rik, biar seru," sambar Yujin yang baru saja datang.

Mendengar itu Riki mendelik pada Bundanya, tapi karena tidak ingin berdebat akhirnya dia hanya menurut saja.

"Ya udah ini aja," ucap Heeseung dan mulai menyalakan filmnya.

Empat orang itu akhirnya menonton bersama dengan posisi Jungwon duduk meringkuk di sofa dan Heeseung di sebelahnya, sedangkan Yujin dan Riki memilih untuk duduk di karpet dengan satu toples camilan di pangkuannya masing-masing.

Untuk menambahkan kesan horor, lampu sengaja dimatikan. Hanya diberi penerangan dari lampu hias dan dari film yang itu pun minim cahaya.

Selama film berlangsung, Jungwon tidak benar-benar fokus pada ceritanya. Meski matanya tetap teruju pada layar televisi, tapi pikirannya melanglang buana pada obrolannya dengan Sunghoon tadi.

"Maksud Om Sunghoon tadi tuh apa?" batinnya penasaran.

Teman Papanya itu tidak menyuruh dirinya untuk mengalah, kan? Sebab, seharusnya Sunghoon tahu—jika benar bahwa Heeseung sering bercerita tentang dirinya—seberapa besar keinginan Jungwon dulu. Untuk berada di posisi sekarang saja Jungwon harus berjuang hampir sebagian dari hidupnya.

Bahkan selama satu minggu ke belakang tidak berkomunikasi dengan baik bersama Heeseung pun rasanya Jungwon seperti mengulang kenangan lama. Heeseung yang bersikap cuek padanya, Heeseung yang tidak peduli padanya. Bedanya sekarang, ada sosok yang membuat Jungwon iri karena Heeseung melakukan apa yang diinginkannya pada orang lain.

About Me • Heewon [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang