Two year laterSetelah melewati tahun yang cukup panjang, akhirnya Jungwon resmi menjadi anak sekolah lagi. Jungwon dan Riki kini berada di kelas sebelas sekolah menengah atas karena adanya keterlambatan mereka berdua.
Dua tahun yang lalu, Riki homeschooling untuk kelas sembilan dan Jungwon ikut serta. Lebih tepatnya, diikut sertakan oleh Heeseung. Kemudian, satu tahun setelahnya mereka masuk SMA seperti yang sudah Sunghoon janjikan.
"Adek, berangkatnya bareng Papa ya sayang," ucap Yujin.
Saat ini, keluarga itu tengah melakukan sarapan di meja makan. Heeseung sebagai kepala keluarga yang baru saja disebut oleh istrinya hanya mengangguk pelan. Tidak masalah untuk mengantarkan kedua anaknya karena memang kadang-kadang dia yang mengantarnya.
Akan tetapi, Jungwon tidak bisa berangkat bersama hari ini. Setelah makanannya habis, buru-buru dia mengambil tasnya dan berdiri yang membuat tiga orang lainnya menatap penuh tanya.
"Emm, aku harus berangkat pagi. Hari ini jadwalku ikut jaga gerbang," ucap Jungwon menjelaskan.
Selama masuk sekolah lagi, Jungwon berubah menjadi orang yang pandai bergaul dan berteman dengan banyak orang. Bahkan laki-laki itu mengikuti OSIS saat kelas sepuluh dan berakhir menjadi ketua OSIS saat dirinya kelas sebelas sekarang.
Jungwon sering kali disibukkan oleh kewajiban dirinya sebagai ketua. Sampai sering kali dia tidak bisa berangkat bersama dengan adiknya seperti sekarang.
"Ya sudah ayo berangkat sekarang," ucap Heeseung, turut mengakhiri sarapannya.
Namun, hal itu mengundang ketidaksetujuan dari Riki. Terlihat dari wajahnya yang mengerut dan geraknya yang langsung membanting sendok dengan kasar.
"Aku nggak mau berangkat sekarang, Pa! Ini masih terlalu pagi," protesnya.
"Loh kenapa? Kan ini hari ada upacara," kata Heeseung.
Riki merengut. "Aku tetep nggak mau. Papa udah sering kayak gini dan akhirnya tetep aku yang harus ikut Kakak. Aku nggak mau dateng pagi-pagi terus tiap ke sekolah," kekehnya.
"Adek ...."
Heeseung masih mencoba memberikan Riki pengertian, tetapi Yujin lebih dulu menyela. "Bener loh, Mas. Sekali-sekali kamu ikutin Adek, kasihan dia harus keseret dateng pagi terus," katanya.
"Sayang," balas Heeseung.
Heeseung hanya ingin membuat kedua anaknya ia antarkan ke sekolah secara bersama. Heeseung tidak ingin salah satu di antaranya iri, karena jika dirinya mengantar Jungwon sekarang, Riki tidak akan bisa ia antarkan, begitupun sebaliknya.
Biasanya juga Riki selalu menurut dan ikut bersama Jungwon jika Kakaknya itu harus berangkat pagi. Akan tetapi, untuk hari ini sepertinya tidak bisa seperti itu lagi.
Sedangkan Jungwon yang melihat suasana mulai memanas memilih untuk ambil tindakan sebelum nantinya mereka menjadi bertengkar hanya karena dirinya.
"Nggak apa-apa, Pa. Aku hari ini berangkat sendiri aja, naik kendaraan umum juga pasti bakal keburu kok," ucapnya.
"Beneran?" tanya Heeseung.
Jungwon tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. Heeseung yang melihat itu segera berdiri lalu bergerak maju untuk mengecup kening anaknya.
"Hati-hati ya, ini uang tambahan khusus buat naik kendaraan umum. Jadi, jangan ganggu uang bekal kamu buat jajan, okey?" ucap Heeseung memberi petuah serta uang tambahan dari dompetnya.
Senyum Jungwon semakin lebar, kemudian dirinya pun ikut bergerak seraya berjinjit untuk mengecup pipi Papanya.
"Terima kasih, Papa! Aku berangkat dulu," pamitnya dengan riang gembira.

KAMU SEDANG MEMBACA
About Me • Heewon [End]
FanfictionFamily Jungwon hanya ingin diakui oleh Papa, tapi rasanya sulit sekali untuk mendapatkan inginnya. Usahanya sering kali diabaikan, sering pula tidak dipedulikan. Tentu saja Jungwon tidak akan menyerah begitu saja. Tapi, Jungwon bisa apa jika Papa le...