Bagian 24

1.5K 171 22
                                    


Sepanjang jam pelajaran berlangsung, Jungwon tidak bisa merasa tenang. Guru yang menjelaskan materi pelajaran di depan pun ia abaikan. Pikirannya terus tertuju pada kejadian saat istirahat tadi, banyak hal yang berkecamuk di kepalanya membuat Jungwon tidak bisa fokus.

Jam pulang hanya tinggal beberapa menit lagi, tapi Jungwon sudah tidak sabar menanti. Inginnya segera pulang ke rumah dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Heeseung. Tadi, Papanya benar-benar tidak melirik dia sama sekali dan hal itu membuat Jungwon sakit hati.

"Kenapa ada-ada aja sih," gumamnya.

Bel pertanda waktunya pulang akhirnya berbunyi, Jungwon buru-buru membereskan peralatan sekolahnya dan pergi keluar setelah guru meninggalkan kelas. Dia terus berjalan dengan cepat ke arah parkiran, tidak peduli banyak pasang mata yang tertuju padanya. Jungwon hanya ingin segera pulang.

Namun, saat sampai di parkiran Jungwon malah terdiam. Dia lupa jika tadi pagi dirinya berangkat diantarkan oleh papa. Jungwon menghela napas, mau tidak mau ia berjalan menuju halte dan pulang menaiki bus.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Jungwon sampai di rumahnya. Melihat mobil Heeseung terparkir di halaman membuat Jungwon buru-buru masuk untuk menemui Papanya.

"Aku pulang," ucapnya, tapi tidak ada jawaban.

Di ruang keluarga Jungwon bisa melihat ada Heeseung, Yujin, dan juga Riki yang tengah duduk bersama. Entah sedang melakukan apa sampai-sampai tidak menyadari kehadiran dirinya.

Jungwon berjalan mendekat kemudian memanggil Papanya. "Papa."

Heeseung menoleh dan senyum yang semula tercipta di bibirnya mendadak luntur saat melihat siapa yang memanggil namanya. "Apa?" tanyanya.

"Itu ... aku ...." Jungwon mendadak bingung harus berbicara apa.

Yujin yang melihat kebingungan Jungwon akhirnya menyuruh anak itu untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu kemudian menyuruhnya turun lagi untuk makan malam.

Jungwon hanya bisa menurut, sebab pandangan mata Heeseung mengingatkan dirinya pada saat Heeseung yang masih belum bisa menerimanya. Jungwon ingin menangis rasanya, hatinya sesak mendapat tatapan seperti itu lagi setelah sekian lama.

Setelah selesai membersihkan diri, Jungwon tidak turun ke bawah. Dia hanya diam di kasur seraya memandang langit-langit kamarnya. Jungwon takut untuk keluar, takut untuk melihat apa pun yang sekiranya akan menyakiti hatinya.

Namun, suara panggilan Yujin yang memanggil namanya dan menyuruhnya untuk keluar membuat Jungwon akhirnya beranjak. Dengan sedikit malas dan penuh ketakutan, Jungwon duduk di kursi makan yang telah disediakan.

Entah mengapa suasananya terasa dingin, tidak ada percakapan sedikit pun bahkan sampai makanan mereka habis. Jungwon hendak memanggil Heeseung untuk mengajaknya berbicara, tapi suara Riki lebih dulu terdengar membuat ia mengurungkan niatnya.

"Papa, hari ini jadi tidur sama aku, kan?" tanya Riki.

Heeseung tersenyum, dia mengusap lembut surai anaknya. "Iya jadi, sana gih bawa perlengkapan tidur kamu. Nanti Papa nyusul," jawabnya.

Riki bersorak senang, kemudian pergi meninggalkan meja makan menuju kamarnya. Melihat interaksi barusan, Jungwon hanya mampu terdiam. Selama ini Papa memang tidak pernah membedakan perihal kasih sayang, tapi melihat hal tersebut di saat kondisi seperti ini membuat dirinya merasa cemburu.

Riki yang mengajak ribut kepadanya, tapi Jungwon yang harus menanggung akibatnya.

"Papa," panggil Jungwon cepat.

Heeseung menoleh, tapi tidak ada senyum sama sekali di wajahnya. "Apa?" tanyanya.

"Aku mau tidur sama Papa," ucap Jungwon.

About Me • Heewon [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang