Bagian 14

2K 218 15
                                    


Jungwon tidak pernah menyangka, bahwa akan tiba hari dimana dia berdiri di ruangan yang penuh dengan dekorasi khas pernikahan. Badannya berdiri tegap menatap sang ayah yang kini tengah tersenyum menyalami tamu yang mengucapkan selamat kepadanya.

Heeseung resmi menikah—lagi hari ini, tepat dua minggu setelah papanya itu membawa calon istri—yang sekarang sudah resmi—ke rumahnya.

Rasanya campur aduk, senang, bahagia, tapi merasa sedih yang entah datang dari mana. Papanya itu masih tetap sama, hanya karena Heeseung menganggap dia anaknya tidak membuat papanya itu menjadi lebih baik kepadanya.

"Jungwon?" sapa seseorang.

Jungwon menoleh dan menemukan sosok laki-laki tampan dengan balutan kemeja putih yang dibaluti jas hitam.

"Om Sunghoon?"

Itu Sunghoon, sekretaris papanya.

"Kamu kenapa diem di sini?" tanya Sunghoon.

"Enggak kenapa-kenapa," jawab Jungwon.

Sunghoon terdiam, memperhatikan sosok anak laki-laki di sebelahnya. Ini bukan pertama kalinya mereka bertemu, Sunghoon sering ke rumah Heeseung dan sering pula bertemu dengan Jungwon.

"Seneng Papanya nikah lagi?" tanya Sunghoon, tiba-tiba.

"Mungkin."

Jawaban yang tidak pernah Sunghoon sangka akan keluar dari mulut Jungwon. Mendengar dari Heeseung yang mengatakan bahwa respon Jungwon sangat menunjukan persetujuan dan kebahagiaan. Makannya, saat mendengar jawaban Jungwon barusan membuat dirinya sedikit heran.

"Kenapa mungkin?"

Jungwon menunduk sebentar kemudian menatap mata Sunghoon yang tengah menatapnya. "Sejauh yang aku tahu, Papa itu cinta banget sama Mama, Om. Meskipun enggak dipungkiri kalau aku senang karena akhirnya mendapat sosok Ibu, tapi aku masih belum ngerti kenapa Papa putuskan buat nikah lagi," ucapnya.

"Selain itu ... aku juga takut jika seandainya Papa punya keluarga baru, aku gimana? Aku ... masih keluarganya, kan?" lanjutnya seraya menatap lurus pada pasangan yang terlihat berbahagia.

Sunghoon tertegun, tidak pernah menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu dari anak yang bahkan belum cukup dewasa. Selama ini dia selalu mendengar dari sudut pandang Heeseung dan kali pertama mendengar sudut pandang Jungwon membuat dirinya berpikir keras.

"Nikah lagi bukan hal yang salah kan, Om? Cinta Papa untuk Mama masih tetap ada kan?" tanya Jungwon pelan, tapi Sunghoon masih bisa mendengarkannya.

"Apa yang kamu takutin?" tanya Sunghoon.

Tepat sasaran, Jungwon seketika terkekeh mendengar pertanyaan dari laki-laki di sebelahnya yang benar-benar tepat sasaran.

"Seperti yang aku bilang sebelumnya, aku takut jika Papa menikah, aku nggak dianggap keluarganya. Aku takut nggak kebagian cinta dan kasih sayang dari Papa karena sejauh yang aku tahu Papa lebih sayang Mama dari pada aku," ucap Jungwon.

Sunghoon masih diam mendengarkan.

"Kalau Papa menikah, itu artinya Papa berikan cinta dan kasih sayang yang semula semuanya buat Mama, jadi dikasih sebagian ke Tante Yujin. Aku ... gimana? Papa sudah berikan cinta dan kasih sayangnya pada orang lain yang meskipun sekarang sudah jadi istrinya, sedangkan aku yang anak kandung Papa sekalipun belum dapet sama sekali."

"Aku takut, Om. Takut sekali," bisik Jungwon.

Tidak dapat dipungkiri, meskipun senang, Jungwon merasa takut. Oke jika abaikan saja Karina yang sudah tenang di atas sana, kita fokus pada Heeseung yang sudah memberikan cinta dan kasih sayangnya pada Yujin yang notabenenya orang lain, sedangkan dirinya yang anak kandung Heeseung sendiri tidak pernah mendapatkan cinta dan kasih sayang itu sedikitpun.

About Me • Heewon [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang