Bagian 2

2.9K 258 6
                                    


Seperti malam-malam sebelumnya, Jungwon masih terjaga. Bedanya kali ini, seisi rumahnya menyala tidak gelap seperti biasanya.

Jungwon menunggu di ruang tamu, ruangan yang paling dekat dengan pintu rumah. Saat jam menunjukan pukul setengah sepuluh malam, Jungwon akhirnya melihat sosok papa yang sudah ditunggunya.

Papanya tetap terlihat gagah meskipun dalam keadaan yang cukup berantakan karena lelah setelah bekerja seharian.

"Papa," panggil Jungwon.

Heeseung menoleh. "Hmm."

"Papa mau aku buatin sesuatu?" tanya Jungwon bersemangat. Sebab ucapannya direspon oleh Heeseung.

"Tidak."

Jungwon melemas, dia kira Heeseung akan mengiyakan tawarannya. Tapi, dirinya tidak boleh menyerah begitu saja. "Ya sudah, aku bantu ambil tasnya aja, Pa."

Tangannya bergerak mengambil tas kerja Heeseung yang masih berada di genggaman papanya. Dengan sangat pelan, Jungwon mengambil tas itu dan berlalu menuju kamar papanya.

Sedangkan Heeseung masih diam di tempat dengan mata yang fokus pada punggung anaknya.

"Diam di tempat," ucapnya yang membuat langkah Jungwon terhenti.

Heeseung berjalan mendekati Jungwon yang sudah berbalik ke arahnya. Kemudian ia ambil kembali tas yang berada di tangan Jungwon dengan cukup kasar.

"Jangan pernah sekalipun memasuki kamar saya," tegasnya.

Setelah mengucapkan itu, Heeseung melanjutkan jalannya menuju kamar tanpa mempedulikan Jungwon yang masih diam mematung di tempat.

Helaan nafas terdengar cukup kasar dari mulut Jungwon, dia merasa sesak atas penolakan yang kembali diterimanya. Hingga tanpa sadar air mata sudah menggenang di pelupuk matanya.

Saat setetes air mata meluncur karena ia mengedipkan mata, Jungwon bergerak cepat mengusapnya seraya berjalan menuju ruang tamu untuk membawa satu buku Bahasa Indonesia yang berisi perintah tugas yang akan ditanyakan pada papanya.

"Besok aja kali ya," gumam Jungwon.

Ya seperti malam-malam sebelumnya, Jungwon tidur dengan penolakan yang ia terima.

---

Hari libur di pekan bulan terakhir ini, Jungwon manfaatkan waktunya untuk mengexplor apa saja. Sedari pagi tadi, dirinya sudah sibuk memasak, sudah selesai membereskan kamarnya, sudah pula memberi makan hewan peliharaannya.

Jungwon tidak tahu jika hari ini Heeseung tidak berangkat ke kantor. Tiba-tiba saja dia merasa senang sebab itu artinya ia bisa menghabiskan waktu seharian untuk mendekati papanya.

"Papa, ayo sarapan dulu. Aku sudah masak," kata Jungwon.

Heeseung yang baru saja turun menoleh pada anaknya yang baru saja berbicara padanya. "Tidak," tolaknya.

"Yah, padahal aku sudah masak makanan kesukaan Papa."

"Saya tidak minta dimasakin kamu."

"Hmmm, coba sedikit deh Pa. Aku udah buat terlanjur banyak hehehe." Jungwon masih berusaha mengajak Heeseung untuk makan bersamanya.

"Tidak. Jangan paksa saya."

Tapi sayangnya, pendirian Heeseung itu kuat. Sekali tidak, dia akan tetap bilang tidak. Akhirnya, mau tidak mau Jungwon menyerah. Dia segera memindahkan masakannya pada sebuah kotak makan, rencananya ia akan memberikan makanan itu pada tetangganya.

"Bibi, masakan aku tadi Bibi makan saja ya. Itu sudah aku sisakan buat Bibi, kok," ucap Jungwon pada bibi.

"Aden mau kemana? Enggak makan?"

About Me • Heewon [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang