Bagian 15

2.2K 204 17
                                    


Selama hidupnya, Jungwon tidak pernah merasa se-excited itu untuk menunggu. Biasanya, hal yang sering ia lakukan adalah berusaha membuat papa meliriknya. Namun, saat beberapa hari yang lalu -tepat di hari pernikahan papanya- Sunghoon seolah memberikan harapan baru kepadanya, Jungwon menjadi tidak sabar menanti hari itu tiba.

Pagi ini, lagi-lagi sekretaris papanya itu mengatakan suatu hal yang membuat Jungwon penasaran. Sunghoon bilang akan ada seseorang yang datang dan mungkin saja membuat dirinya senang.

"Om, aku tetep tinggal sama Papa, kan?" tanya Jungwon.

Sunghoon yang kini sedang menyetir menolehkan kepalanya kepada Jungwon yang duduk di kursi samping kemudi. "Iya dong, memangnya kamu mau tinggal di mana?" tanyanya.

"Aku takut Papa lebih milih tinggal sama keluarga barunya," ucap Jungwon pelan dengan sedikit kekehan.

"Nggak mungkin lah, kan sekarang juga lagi mau pulang ke rumah."

Jungwon menghela nafasnya, meskipun dirinya penasaran akan sosok yang Sunghoon sebutkan tadi, tak ayal rasa takut yang hinggap sejak papanya menikah lagi itu masih terasa di hati.

"Oh iya Om, Papa enggak ada rencana pindah rumah, kan?" tanya Jungwon, lagi.

"Enggak, tadi papamu bilang suruh antar kamu ke rumah aja."

"Emangnya sekarang Papa kemana?"

Sunghoon membelokan setirnya saat berada di tikungan. "Jemput orang yang Om bilang tadi."

Mendengar itu, Jungwon terdiam. Entah kenapa dirinya merasa tak senang dengan fakta yang dia dengar barusan. Mengapa Heeseung lebih memilih menjemput 'orang itu' dari pada mengantarkan dirinya ke rumah? Memangnya 'orang itu' siapa?

"Hei, kenapa bengong? Ayo turun," tegur Sunghoon.

Jungwon terkesiap, lalu beranjak turun dari mobil dan berjalan menuju rumahnya yang sepi. Sepertinya Heeseung dan Yujin belum datang.

"Om aku mau ke rumah sebelah dulu sebentar," kata Jungwon saat teringat dengan temannya.

"Mau ngapain?"

"Mau ketemu temen dulu, nggak bakal lama kok."

Sunghoon menganggukan kepalanya dan Jungwon segera pergi menuju rumah Sunoo yang tepat di sebelahnya. Pintunya terbuka, dengan ragu dia sedikit melongok ke dalam untuk memastikan bahwa rumah ini ada orang.

"Om Jay?" panggilnya.

"Sunoo?"

Jungwon sedikit masuk ke dalam rumah Jay dan samar dia mendengar suara dua orang yang tengah saling berteriak seraya tertawa. Karena rasa penasaran, Jungwon semakin melangkah maju dan seketika tubuhnya terdiam kala menemukan Jay dan Sunoo tengah bermain game berdua. Terlihat sangat ceria dan hangat.

Jungwon iri, sial.

Kapan dia bisa melakukan hal itu bersama Heeseung?

Jungwon benci jika rasa iri itu sudah melingkupi hatinya, maka dengan tergesa ia keluar dari rumah itu dan kembali menuju rumahnya yang ternyata pintunya sudah dibuka, begitu pun dengan Sunghoon yang sudah tidak ada di halaman rumahnya.

Kakinya melangkah masuk ke dalam rumah dan lagi-lagi Jungwon mendengar suara gelak tawa.

Akhirnya ia menemukan Heeseung, Sunghoon, Yujin dan satu orang laki-laki asing tengah duduk di ruang keluarga. Laki-laki itu terlihat lebih muda dari pada dirinya. Karena penasaran, Jungwon semakin melangkahkan kakinya mendekati mereka sampai Yujin melakukan kontak mata dengan dirinya.

"Oh Jungwon, sini Nak. Kata Sunghoon kamu dari rumah temenmu ya. Sini-sini duduk sebelah Bunda," ucap Yujin.

Dengan ragu, Jungwon duduk di sebelah Yujin yang berhadapan langsung dengan Heeseung dan laki-laki asing itu.

"Kenalin di-"

"Aku aja."

Yujin belum sempat menyelesaikan ucapannya karena Heeseung lebih dulu memotongnya. Perempuan itu menatap suaminya dan seakan mengerti akhirnya ia mengangguk untuk mempersilahkan.

Heeseung berdeham sebentar, kemudian merangkul sosok laki-laki asing itu. "Lee Riki, panggil aja Riki. Anak kandung Yujin yang artinya Riki adalah Adik kamu," ucapnya.

Laki-laki asing yang diperkenalkan sebagai Lee Riki itu tersenyum pada Jungwon yang dibalas sebuah senyum canggung. Tangan Jungwon refleks mengulur pada Riki seraya memperkenalkan dirinya.

"Aku Jungwon," ucapnya pelan.

"Lee Jungwon," ucap Heeseung mengoreksi. "Kalian cuman beda satu tahun, tapi tetep aja ya Riki, dia Kakak kamu," lanjutnya.

Riki mengangguk semangat kemudian matanya menatap tangannya dengan tangan Jungwon yang masih saling bertautan. Kemudian, seakan sadar dengan hal itu Jungwon buru-buru melepaskan tautan itu dan tersenyum tidak enak.

"Nah, Riki ini orang yang Om maksud tadi, Jungwon," sambar Sunghoon saat merasa suasana yang mulai canggung.

Jungwon menatap Sunghoon.

"Nanti kamu sama Riki sekolah SMA barengan ya, tapi seperti yang Om bilang kalau kamu harus nunggu satu tahun dulu, baru Om sekolahkan lagi karena Riki masih harus homeschooling satu tahun lagi."

Seketika Jungwon terdiam, bingung harus bereaksi bagaimana selain menganggukan kepala tanda bahwa dirinya setuju dengan apa yang sekretaris papanya itu ucapkan.

"Cukup ya perkenalannya. Sekarang Jungwon sama Riki naik ke atas gih. Kata Papa kamar Riki di sebelah kamar Jungwon. Tapi kalau mau kalian main dulu boleh, Bunda mau masak dan akan panggil kalian setelah selesai masak habis itu kita makan malam, oke?" ucap Yujin.

Jungwon hanya menganggukan kepalanya dan segera mengajak Riki untuk naik ke atas, meninggalkan dua orang laki-laki dan satu orang perempuan dewasa di sana.

"Ini kamarnya," ucap Jungwon saat dia dan Riki sampai di depan pintu kamar yang tepat di sebelah kamarnya.

"Mau ikut masuk?" tawar Riki.

"Mau ngapain?" tanya Jungwon spontan.

Riki menggaruk tengkuknya yang tidak gatal kemudian menjawab, "ya kenalan lagi mungkin? Atau main seperti yang Bunda bilang."

Jungwon diam sebentar dan Riki yang memperhatikan itu merasa tidak enak.

"Kalau nggak mau nggak ap-"

"Boleh ayo," ucap Jungwon, akhirnya.

Lalu keduanya masuk ke dalam kamar yang akan ditempati oleh Riki. Jungwon mengedarkan pandangannya dan seketika merasa kagum dengan interior kamar ini. Terlihat sederhana namun terkesan mahal. Kamar ini bahkan jauh lebih bagus dari pada kamar dirinya yang hanya ada kasur, lemari, kamar mandi dan juga meja belajar.

Dadanya seketika sesak saat terlintas pemikiran di kepalanya bahwa Heeseung menyiapkan ini semua untuk adiknya.

Adik tiri lebih tepatnya.

Jungwon bahkan tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan memiliki seorang adik. Meskipun itu tiri, tidak pernah terlintas sedikitpun dia menjadi seorang kakak.

Tiba-tiba, Jungwon memikirkan bagaimana perasaan Karina di atas sana melihat ini semua? Apakah mamanya itu senang atau justru sebaliknya?

"Aku mau mandi dulu deh, Kak. Tunggu sebentar ya," ucap Riki yang langsung membuat Jungwon tersadar dari lamunannya.

Jungwon mengangguk dan lanjut berkeliling untuk melihat bagaimana mewahnya kamar adik tirinya ini. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti saat melihat suatu benda yang membuat dirinya terkejut, bingung, dan juga takut.

Sial, rasa takutnya semakin bertambah saat melihat sebuah pigura yang berisi foto dengan objek yang tanpa sadar membuat dia meneteskan air mata.

Heeseung, Yujin, dan Riki menjadi objek foto itu dengan sebuah senyum lebar dan terlihat seperti keluarga bahagia.

---

Haloo, maaf baru updatee. Semoga sukaa 💗💗

Riki itu Ni-ki ya ges dan Yujin itu aku bebas kalian mau bayangin siapa. Awalnya tuh aku bingung mau sama siapa, karena nggak tahu Heeseung di ship-in sama siapa lagi (aku taunya sama Karina doang) dan nama Yujin seketika terlintas di otakku, kekeekeke.

Jangan lupa vote dan komennya ❤️❤️

About Me • Heewon [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang