Selamat membaca
...
Kisya yang masih bermalas malasan di tempat tidur nya kini masih enggan untuk bangun.
Tok.. Tok.. Tok.
"Kisya. Buka pintu nya" ucap Fatimah sambil menggedor gedor pintu kamar Kisya.
"hm. Bentar lima menit lagi bun"
"Enggak ada lima menit lima menit. Buka pintu nya"
Dengan rasa terpaksa Kisya pergi untuk membuka kan pintu, karna Fatimah banyak sekali mengomel.
"Apa bun? Masih pagi lo,"
"Masih pagi masih pagi. Noh, liat Matahari udah sekepala kamu"
Kisya menengok ke jendela, benar saja jika sekarang sudah siang bolong sekali. Tapi Kisya baru saja bangun.
"Hehehe.. Gak denger suara ayam berkokok bun, maklum lah.. Jadi telat bangun," ucap Kisya tersenyum kuda.
"Gak sholat subuh kamu?"
"Kan kesiangan bun"
"Ya udah mandi dulu sana, terus siap siap. Kita mau pergi"
"Kisya gak ikut deh. Males"
"enak aja, justru ini itu acara nya kamu Kisya,"
"Acara? Setau aku gada jadwal ke acara,"ucap Kisya nampak berpikir sejenak.
"oh.. Acara nya sembelih Kambing nya pak ustadz ya bun?"Tebakan Kisya dengan sangat bodoh nya. Membuat Fatimah memijat pelipis nya.
"Bukan itu, astagfirullah.."
"Apa dong?"
"Hari ini acara kamu dan gus Azra Fitting baju. Paham?"
"Beneran?! Asikk... Gak sabar nikah sama hyung Azra tercinthaa" ucap Kisya sambil melompat lompat kecil.
"Udah sana, nanti telat mau?"
"Siap bun." ucap Kisya sambil Hormat kepada bunda nya. Fatimah terkekeh geli.
"Udah buruan gih, bunda tunggu di bawah"
"Iya iya,"
S
éla beberapa menit Kisya keluar dan menemui Fatimah yang sedang menatap ponsel nya.
"Bundaa A.. A" panggil kisya
"Ayok! Udah gak sabar"
"iya.. Bu Rahma sama gus Azra udah nunggu kita di sana"
KAMU SEDANG MEMBACA
HABIBI DAN HABIBATI
Novela JuvenilMenceritakan kisah Kisya Al adibah seorang santriwati bandel, seringkali mendapat ta'ziran ntalah gadis itu tidak ada kapok-kapok nya. Namun, di sebuah pondok pesantren ada sosok sepasang pemuda tampan. Hingga di salah satu dari mereka mengkhitbah...
