-TRAUMA

198 10 0
                                    

_________

Hari berlalu pesantren Al-Furqan sudah lewat dari 40 hari atas duka meninggal nya gus Azra mereka juga merasa terpukul atas kepergian gus nya.

Kisya kini sedang menyuci bajunya dengan kedua temannya cucian nya hari ini tidak lumayan menumpuk.

"Sya kamu sudah selesai, belum?"

Kisya membilas pakain nya yang tadi ia cuci lalu menaruhnya ke ember "Udah nih, tinggal di jemur doang. Tapi nanti dulu deh! Gue capek nyantai dulu aja"

Kisya keluar dari kamar mandi dan mata nya tak sengaja melihat gus Azlam kini yang tengah menghukum santriwati baru.

"Kiw, kiw, kiw" ucap Kisya sambil menatap santriwati itu yang sedang di hukum.

Gus Azlam yang mendengar nya Sontak melihat kearah Kisya yang tengah meledek santriwati baru itu.

"Kisya kesini kamu" panggil gus Azlam dengan suara tegas nya.

Kisya menghampiri gus Azlam dan juga santri baru itu. "Kenapa panggil panggil, kangen ya?" goda Kisya terhadap gus Azlam.

Gus Azlam tidak merespon hanya diam saja ketimbang santriwati baru itu melihat Kisya yang seperti menggoda gus Azlam meresap tak suka.

"Siapa sih ni cewek, centil bener" Batin santriwati baru itu menatap Kisya sinis.

"Bukan muhrim" sahutan gus Azlam dengan sangat dingin tanpa menatap Kisya dan di samping saja ternyata ada Afnan dan Ali yang mendengar obrolan mereka dengan senyuman jahil nya Ali dan Afnan mereka malah ketawa cekikikan saja.

"Bukan muhrim apa demen gus" goda Ali Afnan yang mendengar nya justru cekikikan ketimbang GUS Azlam menatap sadis kedua nya dengan tatapan mata elang nya.

"Gawat li..." ucap Afnan yang melihat tatapan tajam dari gus Azlam yang membuat mereka takut.

"Lo ngapain nyuruh gue kesini, kalo gak penting gue mau jemur baju nih" Kisya hendak pergi namun di cegat oleh Gus Azlam.

"Tunguu! Di suruh ke ndalem oleh umi dan abi mereka sekarang sedang menunggu mu"

Kisya mengerinyit tumben sekali ia di titah ke ndalem "Buat apa?" tanya Kisya

"Saya tidak tahu, lebih baik kamu kesana dan temui mereka"

Kisya mengangguk lalu berjalan menunuju ndalem. Kembali kepada santri baru itu yang sejak tadi mendengus kesal akibat salahnya nya ingin kabur dari pesantren lewat dinding belakang aula.

"Afnan, Ali. Kalian urus perempuan ini, jika dia kabur lagi hukum dia untuk membersihkan kolam. Saya permisi Assalamu'alaikum" tanpa pikir panjang gus Azlam meninggalkan mereka dia pulang menuju ndalem.

Afnan dan Ali hanya  mampu terbengong mereka harus mengurus perempuan ini, ini bukan kebiasaan mereka jadi sedikit canggung untuk mereka yang bukan muhrim ini.

"Lah nan, gimana ni ini si Azlam maen tinggal aja sama tugas nya sendiri"

"Udah gakpapa lagi pula ini kan amanat nya dia"

Ketika Ali ingin membuka suara tiba tiba saja santriwati baru itu menginjak kedua kaki Ali lalu dia kabur.

"Aaaaakkkhhhhhh!" teriak Ali histeris .

"Ente kenapa li? Noh dia jadi Kabur kan"

Ali menunjuk bawah kaki nya yang ternyata terinjak juga oleh Afnan, Afnan yang melihat nya justru malah cengegesan.

"Afwan li, gak sengaja"

______________

"Nduk.. Umi mau membicarakan sesuatu" ucap umi khodijah mereka kini sedang duduk di ruang tamu bagi Kisya seperti nya pembicaraan ini cukup serius.

"Perihal apa umi?"

"Kamu dan A-"

Tiba tiba saja gus Azlam masuk lalu menyalimi tangan umi dan juga Abinya "Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam," jawab mereka semua.

Gus Azlam melirik ke arah Kisya begitupun Kisya yang juga melirik ke arah gus Azlam, Sontak saja gua Azlam bergumam membaca istighfar.

"Abi ada apa ini?" tanya gus Azlam yang ikut duduk di samping Abinya.

"Abi ingin membicarakan sesuatu bersama kalian berdua"

Gus Azlam mengerutkan kening nya"Bicara? "tanya gus Azlam

Kyai Yusuf menghela napas menatap Kisya dan Gus Azlam dengan serius.

"Abi mau kalian menikah"

Deg.

Tiba tiba saja hati Kisya berdegup kencang kaget ketika mendengar kata menikah seperti trauma akan kejadian hari itu.

"Menikah?" tanya Kisya

Kyai yusuf mengangguk "iya, Abi mau kalian menikah, apakah kalian bersedia dengan perjodohan ini?"

"Gak! Gak mungkin! Ini gak mungkin!" teriak Kisya keringat yang bercucuran wajah yang seperti panik.

Semua nya panik terhadap Kisya "Ya allah bi! Kisya kenapa" panik umi khodijah.

"Seperti nya dia takut untuk menikah karna kejadian itu" lirih kyai Yusuf menatap sendu Kisya.

"Gu--gue... Ta--kut.. Itu terjadi lagi"

Umi khodijah menggandeng Kisya untuk pergi ke kamar agar Kisya bisa beristirahat agar lebih tenang. Kemudian Kisya di baringkan ke atas kasur lalu di selimuti.

"Kamu jangan mikirin yang tadi, sudah sekarang kamu istirahat saja" lalu Ummi khodijah pergi.

Dia ambang pintu ternyata gus Azlam menunggu Ummi khodijah dengan tatapan cemasnya"Gimana mi, Kisya sudah membaik? "tanya gus Azlam

"Dia sedang istirahat, jangan dulu di ganggu. Ummi takut trauma nya kumat lagi, Kasihan setelah kepergian Azra anak itu terlihat Murung "

"Ya sudah Ummi pergi dulu" gus Azlam mengangguk setelah itu gus Azlam masuk ke kamar menatap Kisya dengan sendu.

"saya tidak tahu menahu, jika dirimu setrauma ini dengan kejadian itu. Saya harap kamu bisa membalas cinta saya" setelah mengucapkan itu gus Azlam pergi, namun terhenti ketika mendengar gumaman Kisya yang sedang mengigo.

"Gak! Itu gak mungkin terjadiii.."lrih Kisya yang masih terpejam.

"Wallahi, saya tidak tega melihat MU seperti ini Habibati" ucap Gus Azlam

_________

Kisya sudah kembali ke Asramanya kini dia sedang asik berbincang bincang sambil mengemis snack yang di beri Kisya karna tadi orang tua nya habis menyeguk nya.

"Sya, gimana kamu terima lamaran dari kluarga ndhalem?" Tanya Nabila

Kisya terdiam tidak merespon pertanyaan dari Nabila.

"Sya aku nanya lohh, masa ndak di jawab?"

"Eh iya, maaf"

"Jadi kamu terima?" tanya Nabila

"gue belum jawab iya atau tidak nya, gue takut kejadian itu terulang lagi. Emangnya lo mau punya calon suami terus di tinggal nikah mao lo?"

Nabila meneguk segelas air sebelum menyahuti kisya" Astagfirullah Kisya! Memang nya jika kamu menerima lamaran itu gus Azlam akan meninggal? Tidak sya. Mati itu di tangan Allah ingat itu "

Kisya merenung dengan ucapan yang Nabila katakan sebanrnya Kisya pun masih sedikit ragu untuk menerima lamaran itu, namun di sisi lain ia takut kajadia itu terulang lagi.

"Lo ada benar nya juga Bil"

Mereka baru sadar sejak tadi ternyata Rahma tidak ada disisi mereka, padahal barusan saja Rahma ada di sisi mereka.

"Rahma kemana bukan nya tadi dia di sana?" ucap Kisya melihat ke sampingnya.

Nabila tampak cemas " Aduh! Kenapa ngomongin ini di depan Rahma, pasti Rahma sakit hati" batin Nabila

______

Syukron katsiron

Maaf kalo ada yg typo

HABIBI DAN HABIBATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang