Hari ini adalah hari kepulangan gus Azlam dari rumah sakit. Sudah hampir dua minggu dia di sana hanya berbaring, sungguh membuat dirinya bosan.Kisya yang sudah membereskan barang barangnya untuk di bawa pulang nanti. Tak lupa juga di mengecek barangnya takut tertinggal di sini.
"Udah semua Humaira?" Tanya Gus Azlam.
Kisya menoleh, menatap netra mata cokelat milik suaminya. Tanpa berkedip sedikitpun."Humaira? Panggilan baru nih ceritanya?," kekeh Kisya.
Gus Azlam tersenyum, "Iya, kenapa memangnya tidak suka dengan panggilan Humaira. Atau mau di panggil 'Sayang'?"
Kisya mencubit lengan Gus Azlam. "Modus kamu bilang aja.."
Gus Azlam menaikan alisnya sebelah. "Aku? Modus? Ih itu bukan tjpical aku Sayang.."Ucap Gus Azlam tersenyum senyum sendiri.
"Ada ada aja kamu, Ya udah ayok! Ummi sama Abi udah nunggu di mobil,udah jangan banyak omong. Mau mulut kamu aku sumpel pake kanebo kering, hm?"
"Galak amat, padahal saya ini baru sembuh lho.. Kamu mau saya masuk rumah sakit lagi? Hm?"
"Ya enggak Gus.. Aku ngga mau lihat kamu di infus lagi, aku trauma sejak kejadian itu.."
Gus Azlam memegang tangan Kisya menatap Netra cokelat matanya. "Hapus rasa trauma itu Humaira, saya tidak mau jika kamu di hantui oleh rasa trauma itu"
"Akan ku coba gus.."
____00 ____
Kedatangan Gus Azlam di pondok pesantren Al-Furqan di sambut meriah oleh para santri. Hingga staf ustadz, dan ustadzah.
"Marhaban ya nurul A'ini Marhaban, Marhaban.." Di sambut dengan lantunan sholatwat hadroh. Di saat mobil Gus Azlam masuk dan bederetan Para santri dari ujung ke ujung.
"jadi gini rasanya jadi istri seorang gus, di hormati oleh santri santrinya. Masya allah.." Batin Kisya.
Setibanya di dalam ndalem Kisya dan gus Azlam serta yang lainnya duduk bersama di shofa. Seperti nya gus Azlam ingin memberi sesuatu pada keluarga nya.
Kisya yang menyenderkan punggungnya ke shofa sambil meredakan rada letihnya selama di rumah sakit.
"Abi, umi. Azalm Ingin membicarakan sesuatu pada kalian semua, jadi begini. Azlam dan Kisya akan tinggal di rumah yang berada di samping kolam, Azlam harap kalian menyetujui nya."
"Abi izinkan, lagi pula itu rumah sudah lama kamu tinggalkan. Jadi sayang sekali jika tidak di isi."
"Umi juga izinin, kalau begitu kapan pindahan nya? Biar umi siapin sesuatu Gitu,"
"Seperti nya hari ini juga bisa,"
Mata Kisya terbelalak. "Hah? Yang bener aja gus, kita kan baru pulang. Memangnya ngga tinggal dulu di sini?" Serobot Kisya.
Gus Azlam tersenyum. "Hari ini juga kita pindah, lagi pula masih sekitar pondok."
"Hm.. Tapi Kisya masih pengen rebahan gus, capek banget."Keluh Kisya.
"Nanti barang-barangnya di bawa sama pengurus ndalem saja, kita langsung kesana saja. Kamu juga belum Taukan tempatnya?"
"Tapi gus kaki aku pe-" tanpa pikir panjang gus Azlam langsung menggendong Kisya ala bridalstyle, Sontak membuat Kisya membulatkan matanya.
Kisya memberontak sambil memukul dada gus Azlam. "Gus turunin, malu di liatin umi sama abi," Bisik Kisya.
Gus Azlam terkekeh begitupun kyai Yusuf dan Umi khodijah.

KAMU SEDANG MEMBACA
HABIBI DAN HABIBATI
Novela JuvenilMenceritakan kisah Kisya Al adibah seorang santriwati bandel, seringkali mendapat ta'ziran ntalah gadis itu tidak ada kapok-kapok nya. Namun, di sebuah pondok pesantren ada sosok sepasang pemuda tampan. Hingga di salah satu dari mereka mengkhitbah...