1.

12.8K 842 17
                                    


°•.•✿════๏⊙๏════✿•.•°
                    

Disinilah Arfa sekarang, duduk diatas kasur kecilnya yang hanya muat untuk satu orang sembari melipat tangannya di depan dada menatap tajam nan garang pria yang ada didalam kosnya.

Kalau kalian ingin tahu apa yang telah terjadi dengan dua manusia itu, jawabannya simak selengkapnya hanya di bawah ini.

Flashback

Arfa perlahan menjauhkan dirinya dari pintu setelah berbicara singkat dengan pintunya lalu berjalan dengan lompatan-lompatan kecil dari kaki mungilnya menuju kasur kesayangannya.

Kaki kecil tersebut melompat ke atas kasur dan kembali menonton drama yang masih berlanjut sembari sibuk mengunyah satu-persatu camilan yang ada di sampingnya.

"Hmm kembali pada ketenangan" ujarnya dengan senyum puas.

BRAK!!

Arfa seketika menoleh ke arah suara yang sangat keras memekikkan telinganya. Matanya melotot lebar melihat pintu kos nya yang sudah sedikit reyot dan selalu ia jaga kini ambruk terlepas dari engselnya. Arfa menjatuhkan dagunya menatap tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"PINTU GUE!!!!" teriak keras Arfa yang berlari dan berlutut di depan pintunya yang sudah tergeletak dan hancur.

"Hiks pintu gue.. hiks sayang kamu hancur hiks" isak dramatis Arfa sambil mengelus lembut pintunya yang sudah tergeletak tak bernyawa.

Lah pintu kan emang gaada nyawa ogeb

"Hiks jangan tinggalin papa sayang hiks berkali-kali papa benerin kamu hiks.. kamu reyot dikit papa benerin papa paku lagi sampe berdiri tegak perkasa lagi hiks tapi kenapa sekarang kamu menyerah hiks" lanjut Arfa mendramatisir keadaan.

Arfa menatap sebuah sepatu kulit berwarna hitam yang tak jauh dari dirinya. Biasanya sepatu kayak gitu tuh pasti sepatunya orkay.

Arfa menghapus air matanya lalu mendongak menatap orang di dekatnya tersebut. Raut wajahnya kembali datar kala melihat siapa orang itu.

"Lo lagi, bisa ngga sih biarin gue tenang?!" Arfa dengan kesal menunjuk orang tersebut.

Kevin, orang yang ditunjuk oleh Arfa dan pelaku pembunuhan pintu yang sudah reyot-reyotan. Pria yang sudah masuk kedalam fase dewasa tersebut mengangkat sebelah alisnya seakan bertanya 'apa?' gitu.

"Lo!!! anjing pergi lo dari sini! hidup gue baru aja tenang gaada gangguan dan sekarang harus ketemu lo lagi yang bikin gue naik darah!! babi!!!"

"Kenapa suka sekali marah sekarang?" tanya Kevin dengan santai.

"Cih! suka-suka gue lah! mulut-mulut gue!"

"Baby Fa--.."

"Jangan panggil gue dengan sebutan itu! karena itu udah ngga berarti buat gue!" potong Arfa dengan nada tak suka.

Kevin menghela nafas pelan

"Baiklah Arfa.. ayo pulang ke rumah, tempatmu bukan disini"

"Tau apa lo soal tempat?! gue disini udah dua tahun lebih lama dari pada saat tinggal sama lo!"

"Arfa please ikut sama sa--.."

"Pergilah Kevin! gue muak liat wajah lo!"

"Oke kalau kamu muak lihat wajah saya maka saya bisa menutup wajah saya pakai topeng disana" ucap Kevin sembari menunjuk sebuah topeng tengu yang terpajang di dinding dekat kasur Arfa.

ARFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang