13.

6.1K 415 4
                                    


°•.•✿════๏⊙๏════✿•.•°


"Kau sangat cantik baby~" goda seorang pria mesum mencolek dagu Arfa.

Arfa menghempaskan wajahnya dari tangan menjijikkan pria dihadapannya. "Lepasin gue bangsat!"

"Ouh tidak akan, kita semua disini akan segera memakanmu baby" ujar pria tersebut dengan lidah yang menyapu bibirnya penuh nafsu.

"LEPAS ASU!! BAJINGAN LO SEMUA--"

PLAK!!

Tamparan keras mendarat tepat di pipi kanan Arfa. Rasa panas, perih juga kebas menyatu membuat Arfa terdiam dengan tatapan kosong.

Cuih!

Arfa meludahi wajah pria dihadapannya dan memberi tatapan tajam.

"Berani sekali kau!" kesal pria mesum.

BUGH!

BUGH!!

PLAK!

BUGH!

Pria tersebut memukuli Arfa dengan membabi buta bahkan menendang tanpa belas kasihan sama sekali hingga Arfa menangis dalam diamnya menahan sakit.

"Hiks sakit"

Slap!

Arfa terbangun dari tidurnya dan mendapati mimpi buruk yang selama ini dia pendam. Lelehan air mata mulai mengalir keluar dari sudut mata Arfa.

Arfa bangkit dari tidurnya berganti posisi menjadi duduk kemudian menghapus air matanya dan menatap kosong ke arah depan dengan nafas yang masih tak beraturan.

"Ini pasti karena gue tidur di pagi bolong" gumam Arfa yang berusaha berpikir positif.

Arfa memang tertidur di pagi hari setelah berdebat dengan Kevin tadi.

Cklek

Pintu kamar terbuka menampilkan sosok Kevin yang masuk kedalam kamar Arfa sembari membawa sepiring makanan untuk Arfa.

"Makan dulu ya, tadi kamu belum sempat sarapan kan" ucap Kevin yang mendekat ke arah Arfa dan menaruh nampan makanan di atas nakas.

Kevin duduk kemudian tangannya terulur mengelus lembut wajah Arfa. Ada jejak air mata disana membuat Kevin bertanya-tanya. "Kenapa nangis, hm?" tanya Kevin lembut.

"Gue gak nangis" elak Arfa.

"Wajah kamu sembab gitu apanya yang gak nangis?"

"Bacot diem lo!"

"Baby Fa mulutnya!"

"Hm"

Kevin menghela nafas pelan kemudian kembali menatap lekat Arfa. "Makan dulu ya" ucap lembut Kevin.

Arfa menatap sekilas makanan yang dibawa oleh Kevin kemudian mengangguk membuat Kevin tersenyum lebar.

"Saya suapi" dengan cepat dan semangat Kevin mulai menyuapi Arfa dan Arfa menerima suapan dari Kevin.

Hal itu membuat Kevin merasa berdebar dan memiliki harapan bisa membawa kekasihnya kembali kepadanya. Namun sesaat senyum bahagianya luntur begitu saja mendengar permintaan Arfa.

"Gue mau ketemu abang Sean" ucap Arfa dengan tatapan sedih yang menyiratkan rindu mendalam.

"Tidak boleh." tolak dan larang Kevin.

Arfa melirik sinis ke arah Kevin, "Dasar bajingan" desis pelan Arfa yang didengar oleh Kevin.

Arfa memalingkan wajahnya enggan menatap pria yang sudah membuatnya sangat kesal. Ia menolak suapan selanjutnya dari Kevin membuatnya kembali menghela nafas pelan.

ARFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang