7.

7.9K 535 13
                                    

°•.•✿════๏⊙๏════✿•.•°

"Gue mau keluar anjing!! mau kerja!" sentak Arfa pada Kevin.

Saat ini Arfa tengah menghadapi seorang manusia setengah hewan yang ingin mengurungnya di dalam kamar sendirian tidak memperbolehkannya keluar barang selangkahpun.

"Tidak! kau tetap disini dan jangan keluar atau saya patahkan kakimu!" ancam Kevin dengan tatapan tajam.

Arfa takut? oh tentu tydack.

"Bajingan! jangan kurung gue disini!"

"Terus mau dikurung dimana?" tanya Kevin sembari bersedekap dada menunduk menatap Arfa yang memasang wajah garang.

"Gue gak mau dikurung! gue gak suka dikurung! biarin gue pergi!" Arfa berlari menuju pintu namun tetap saja dicegah oleh Kevin.

"Menurut saja apakah tidak bisa baby Fa?"

"Tidak!"

"Baiklah, jangan keluar dari kamar ini sampai saya kembali dan jika kau melanggar maka saat itu juga saya akan potong kakimu!" ancam Kevin serius.

Arfa terdiam, ia mendengus kesal lalu berbalik tak menghiraukan Kevin.

Kevin menghela nafas lelah, ia berbalik dan berjalan pergi tanpa memedulikan Arfa yang saat ini marah padanya. Ia mengunci pintu kamar dengan sandi yang hanya diketahui olehnya juga Jack. Jadi nanti saat waktu makan tiba, Jack lah yang mengantarkan makanan untuk Arfa.

Seperginya Kevin, Arfa menjatuhkan dirinya di pinggiran kasur menatap kosong ke arah pintu balkon kamar yang terkunci.

"Huft.."

Tes

Setetes air mata kembali menetes keluar dari pelupuk matanya. "Gue gasuka dikurung" lirih Arfa.

"Ck. Bagaimanapun caranya gue harus bisa keluar dari sini, bos gue pasti marah nanti dan abang Sean... dia pasti khawatir sama gue sekarang" gumam sedih Arfa.

Arfa menghapus air matanya lalu bangkit dan mencari cara agar bisa kabur dari tempat yang tidak disukainya. Melihat pintu balkon yang terkunci tanpa sandi membuat Arfa tersenyum licik.

Ahh dia tahu apa yang harus dilakukan.

Arfa berlari mencari sesuatu yang pas untuk menjalankan rencananya.

Ketemu

Mata Arfa berbinar saat mendapatkan satu benda yang dicarinya. Sebuah peniti berukuran besar yang tersimpan di nakas.

Dengan kecerdasan dan kelicikan tingkat tinggi, Arfa berjalan menuju pintu balkon lalu mencoba membukanya dengan peniti tersebut.

Cklek

Pintu balkon berhasil terbuka. Arfa tersenyum kemenangan. Akhirnya dia bisa bebas dari neraka jadi-jadian ini.

Tanpa membuang waktu Arfa berjalan keluar balkon dan melihat ke bawah yang ternyata ada kolam renang panjang dibawah balkonnya.

"Astaga licik sekali kau tuan muda Buana" gumam Arfa.

Bagaimana tidak licik? Arfa sudah berhasil melewati pintu balkon yang terkunci, dan sekarang Arfa dibuat bingung harus mencari cara seperti apa untuk bisa kabur.

Pasalnya jika dia lompat dia tidak akan selamat. Kenapa? karena pertama, Arfa akan ketahuan oleh bodyguard yang mendengar suara air dari jatuhnya Arfa. Kedua, Arfa tidak bisa berenang.

Mampus

Arfa mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Apa yang harus dilakukannya sekarang?!.

Arfa kembali masuk lalu berjalan menuju walk in closet mencari selimut atau baju-baju yang sekiranya panjang dan kuat. Ia mengumpulkan semua kain dan mengikatnya satu persatu hingga manjadi satuan yang panjang.

ARFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang