21.

7.7K 514 59
                                    


°•.•✿════๏⊙๏════✿•.•°

Di sebuah ruangan bernuansa putih bersama beberapa alat medis ringan yang mengisi. Seorang pria cantik sekaligus manis, terbaring di atas ranjang sembari menutup mata seakan masih enggan membuka.

Tangan kecilnya digenggam erat oleh tangan kekar yang berukuran lebih besar darinya.

Kevin, dia terus menggenggam dan mengecup tangan Arfa seraya berharap Arfa bisa membuka matanya dan menghilangkan segala kecemasan dalam hatinya.

"Bangunlah baby Fa" lirih Kevin dengan tatapan yang terus mengarah pada wajah pucat Arfa.

Setelah ditangani oleh dokter yang ternyata teman Kevin sendiri yakni Zio, kondisi Arfa kini semakin membaik. Tinggal menunggu Arfa siuman saja.

Sedari tadi Kevin terus dilanda kekhawatiran yang besar dan takut. Matanya tak teralihkan sama sekali dari sosok yang ia tunggu untuk segera bangun. Mata indah milik Arfa tidak segera terbuka membuat Kevin semakin was-was sendiri.

Kevin juga sudah menyuruh Jack untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia bahkan menyuruh Jack untuk menangkap Selly dan membawanya ke tempat biasa untuk penyekapan. Namun tidak dengan seorang pria bernama Dean, Kevin hanya membiarkannya pergi karena ia sendiri masih belum tahu apa hubungan Dean dengan Arfa sehingga membuat Arfa menjadi seperti ini.

"Baby Fa.. bangun" lirih Kevin sambil mengecup lembut punggung tangan Arfa.

Cukup lama Kevin menunggu sang pujaan hati untuk segera bangun. Namun yang ditunggu tidak juga membuka matanya.

"Eungh__" lenguh pelan Arfa yang perlahan membuka matanya.

Yang dilihatnya hanya ruangan bernuansa putih dan cahaya yang begitu menyilaukan mata. Melirik ke samping dengan perlahan, terlihat wajah seseorang yang ia kenal tengah menatapnya khawatir.

"Vin" panggil lirih Arfa bersama air mata yang mengalir dari sudut matanya.

"Iya baby Fa.. ini Kevin. Ada yang sakit baby? bilang sama saya mana yang sakit, saya akan panggilkan dokter untukmu" Kevin melepaskan genggaman tangannya dari Arfa dan berbalik berniat memanggil Zio kembali.

Namun dengan cepat tangannya ditarik oleh Arfa. Kevin berbalik dan mendapatkan gelengan pelan dari Arfa.

"Kenapa, hm?" tanya lembut Kevin yang mendekat dan mengelus surai Arfa.

"Jangan tinggalin Alfa sendili, takut" ternyata mode bocil Arfa muncul.

Kevin tersenyum lembut, dia senang melihat Arfa dalam mode little. "Tidak ada apa-apa baby Fa.. jangan takut. Kakak vin ada disini" ujar lembut Kevin.

Cklek

Seseorang masuk dengan jas putih khas dokter yang melekat di tubuh kecilnya. Zio, seseorang itu adalah Zio. Seorang dokter muda yang masih magang di rumah sakit milik suaminya sendiri, Axel.

"Sudah sadar?" tanya Zio mendekati Arfa.

Melihat Zio mendekat, Arfa langsung menarik lengan Kevin dan menutupi wajahnya dengan lengan Kevin karena takut pada Zio yang sama sekali tak ia kenali.

"Kakak vin.. Alfa takut" cicit Arfa melirik takut pada Zio.

Zio tersenyum lembut melihat mode little Arfa. Zio tahu jika Arfa memiliki little setelah diceritakan oleh Kevin tadi.

"Hai.. kamu Arfa ya, boleh kenalan ngga? nama kakak, Zio" ucap Zio sembari tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

Arfa mendongak menatap Kevin meminta persetujuan dan Kevin mengangguk tanda setuju membuat Arfa perlahan menjatuhkan lengan Kevin dan mengulurkan pelan tangannya membalas uluran tangan Zio.

ARFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang