10.

8.5K 546 14
                                    

°•.•✿════๏⊙๏════✿•.•°

Tanpa membuang waktu banyak, Kevi segera menarik kuat tangan Arfa dan berjalan keluar menuju ruang makan.

Untuk apa? untuk makanlah!

"Woy lepasin asu! sakit njir! heh budeg lo ya?! tolong weh tolongin ada kdha nih!!" teriak Arfa yang ditarik-tarik oleh Kevin.

Kevin menghentikan langkahnya saat sudah sampai di lantai bawah lalu berbalik menatap Arfa dengan kening berkerut. "Kdha?" tanya Kevin.

"Dih gitu aja lo gatau! kdha tuh kekerasan dalam hubungan asing!" ucap Arfa dengan nada penekanan di kata akhir.

Sebenarnya Kevin merasa sakit dihatinya mendengar kata asing dari mulut Arfa. Tapi dia masih cukup sabar menghadapi Arfa yang sudah sedikit berbeda dari yang dulu. Dengan cuek Kevin kembali menarik tangan Arfa menuju ruang makan dan mendudukkannya di kursi makan.

"Makan!" titahnya pada Arfa.

Arfa memutar bola matanya malas. Sedetik kemudian tatapan binar muncul tertuju pada beberapa ayam goreng yang ada di piring tepat dihadapannya. Oh astaga dia sangat suka dengan ayam goreng tapi jika disini dia terlalu gengsi untuk memakannya apalagi di hadapan Kevin sialan itu.

Glek

Melihat Kevin yang diam menatap ayam goreng pun tersenyum smirk.

"Tidak mau makan? tidak suka ayam goreng ya? kalau begitu biar saya kasih ke anjing peliharaan saya saja" tangan Kevin terulur mengambil sepiring ayam goreng tersebut.

"E-eh jangan!" cegah Arfa saat Kevin sedikit mengangkat piring tersebut.

"Kenapa? kamu pasti tidak menyukainya karena dari tadi kamu hanya melihatnya tanpa nafsu" ucap Kevin yang semakin menjahili pria kecilnya.

"G-gue mau makan a-ayam gorengnya" lirih Arfa sambil terbata-bata.

Kevin terkekeh pelan, puas sudah dia melihat wajah menggemaskan Arfa yang memerah panas menahan malu dan gengsi.

"Hm, ya kau harus makan ayam goreng karena itu kesukaanmu. Haaahh jadi ingat kemarin kau menghabiskan ayam goreng hanya untuk dirimu sendiri" ledek Kevin dengan senyum puasnya.

Arfa diam dengan nafas yang mulai menggebu-gebu menahan kesal. "Bangsat" desisnya pelan.

Kevin yang memang memiliki pendengaran tajam pun langsung merubah raut wajahnya menjadi datar. "Apa baby?" tanya Kevin dengan nada dinginnya.

Arfa yang merasakan aura gelap dadi Kevin pun mendadak tegang. "A-apa? apanya yang apa?!" tanya Arfa.

"Kau mengumpat?!"

"Serah gue lah! urusannya apa sama lo?!"

BRAK!!

Kevin menggebrak meja dengan keras membuat Arfa terlonjak kaget. Bukan hanya Arfa, para bodyguard dan maid yang ada di dekat mereka juga terkejut bukan main.

"Apaan sih lo?! kaget tau! baji-" kesal Arfa.

"Jangan mengumpat dan berkata kasar baby Fa!"

"Urusannya apa sama lo?! toh mulut juga mulut gue!"

"DIAM!!" bentak keras Kevin.

Arfa yang mendapat bentakan tersebut langsung menegang dan tubuhnya bergetar hebat. Namun sedetik kemudian ia memejamkan matanya mengontrol emosinya juga traumanya agar tidak kambuh.

"Fyuhhh sabar sabar" lirih Arfa yang mencoba menenangkan diri.

"Sekali lagi saya dengar kamu mengumpat, siap-siap dengan hukumanmu baby"

ARFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang