°•.•✿════๏⊙๏════✿•.•°"Dan setelah itu, mereka berkali-kali menyiksaku tanpa belas kasihan sedikitpun" ujar Arfa menyelesaikan ceritanya pada Kevin dan berhasil membuat hati Kevin tersayat lebar merasakan sakit yang dialami Arfa.
Tes
Air mata Kevin meluruh bersamaan dengan air mata Arfa yang ikut mengalir keluar merasakan sakit mengingat masa lalu kelamnya.
Namun tidak semua Arfa ceritakan pada Kevin. Masih ada yang disembunyikan Arfa rapat-rapat.
"Siksaan itu yang membuatmu trauma?" tanya Kevin dengan suara parau menahan isakan.
Arfa mengangguk pelan sebagai jawaban. Ia memeluk erat Kevin tidak membiarkan pria tersebut pergi darinya. Untuk sementara ini biarkanlah Arfa mendekat ke Kevin.
"Jangan benci" cicit Arfa.
"Saya tidak benci baby Fa"
"Aku ngga salah"
"Iya Arfa tidak salah sama sekali"
"Aku bukan.. j-jalang"
Deg
Ucapan yang Arfa lontarkan mampu membuat pertahanan Kevin runtuh. Ia menangis keras sejadi-jadinya mengingat kesalahannya dulu dimana dia salah paham dengan Arfa hingga memanggil Arfa dengan sebutan jalang.
"Saya pantas dihukum" batin pilu Kevin.
Kevin menggelengkan kepalanya pelan dan mengecupi kepala Arfa bertubi-tubi. "Baby Fa bukan jalang.. Arfa adalah kesayangan Kevin dan akan tetap seperti itu selamanya"
"Jangan benci Arfa hiks"
"Saya sayang sama baby Fa, saya sangat mencintai baby Fa.. maafkan saya"
"Hiks huwaaaa hiks hiks" Arfa menangis keras hingga tersengal-sengal entah saat ini dia dalam mode big atau little tapi yang pasti saat ini dia hanya ingin menangis bersama Kevin di tengah gelapnya malam.
ฅ^•ﻌ•^ฅ.................................
Pagi hari menyapa.
Mentari hangat mulai masuk kedalam sebuah kamar membangunkan kedua insan yang masih terlelap berpelukan dalam selimut besar yang menutupi tubuh keduanya.
"Eungh" lenguh pelan Arfa yang terbangun lebih dulu.
Matanya mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Perlahan kepalanya tertoleh ke samping menatap seorang pria yang masih memutup mata dan memeluknya erat. Tangan kecil Arfa terulur mengusap lembut rahang tegas Kevin dan mengusap pelan bibir Kevin dengan ibu jarinya.
"Tampan.. hehe" batin Arfa yang kagum melihat ketampanan Kevin.
Tatapan matanya kini tertuju pada bibir Kevin. Ingin sekali Arfa mengecup bibir tersebut seperti dulu yang biasa dia lakukan saat terbangun setelah tidur bersama. Namun kini semua berbeda, perasaannya masih sama tapi suasananya berbeda.
"Maaf.." gumam pelan Arfa dengan wajah sendu pada Kevin.
Tanpa diduga, hal mengejutkan terjadi membuat Arfa langsung membelalakkan matanya lebar dan menahan malu.
Mata tajam milik Kevin terbuka perlahan menatap sayu dan dalam mata Arfa. Mereka saling bertatap dengan jantung masing-masing yang berdetak kencang tak karuan.
Jika Kevin bisa menyembunyikan debaran jantungnya dengan tatapan datar, maka lain halnya dengan Arfa yang sangat tertampak jelas merah wajahnya dan mata yang melotot lebar karena terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFA
RomanceHanya Kevin dan Arfa bersama lika liku kisah kasihnya. . Dua tahun... Arfa terus bersembunyi dari sosok yang pernah mengusirnya bahkan memukulinya membabi buta. Tidak ada benci hanya ada luka yang masih belum terelakan. "Gue ngga mau pergi! ini ruma...