11.

6K 422 4
                                    


°•.•✿════๏⊙๏════✿•.•°


Kevin tersenyum kecut mendengar ucapan Arfa yang sangat menohok.

"Baiklah.. sekarang lebih baik kamu tidur, ini sudah malam" ujar lembut Kevin.

"Lo juga harus tidur" ucap Arfa.

"Iya nanti setelah saya selesaikan pekerjaan saya" ucap Kevin yang lanjut kembali berkutat dengan laptopnya.

"Kok lo sekarang formal banget sih?! beda jauh sama yang dulu"

"Saya dituntut untuk terbiasa berbicara sopan kepada semua orang" jawab Kevin tanpa mengalihkan pandangannya dari laptopnya.

Arfa memutar bola matanya malas dan menghembuskan nafasnya kasar. "Bicara biasa aja bisa? kayak dulu gitu"

Jari Kevin yang sedari tadi bergerak kini terhenti mendengar ucapan Arfa. Kevin tersenyum tipis lalu mendongak menatap Arfa lekat. "Bagaimana dengan hubungan kita? apakah masih bisa seperti dulu?" tanya Kevin dengan sedikit memohon.

"Gak" jawab singkat dan malas Arfa sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Sebenarnya Arfa bisa saja memaafkan Kevin setelah melihat perubahan dan banyak penyesalan di mata Kevin. Namun semua itu tidak bisa menyembuhkan rasa sakit yang sudah tertempel di hati Arfa sejak lama.

"Kenapa?" tanya Kevin dengan tatapan sendu.

"Karena rasa sakit yang lo tempel udah melekat lama"

"Tapi masih bisa saya lepas dengan perlahan, kan?" balas Kevin membuat Arfa terdiam seribu kata.

"Tidurlah" titah Arfa yang mengalihkan pembicaraan.

"Nanti, setelah saya selesaikan pekerjaan saya" balas Kevin dengan senyum kecil dan kembali dengan laptopnya.

Tak

Arfa menutup laptop Kevin dengan sedikit kasar lalu menarik tangan Kevin berjalan keluar menuju kamar Kevin.

"T-tunggu baby Fa"

"Diem!"

Kevin kicep dah kalau udah dengar nada ketus dari Arfa yang terdengar menyeramkan baginya. Namun juga menenangkan, mengingat jika dulu Arfa suka sekali mengomel dan mengoceh padanya. Tapi sekarang..

Back to topic

Saat ingin membuka kamar Kevin, tangannya dicekal oleh Kevin dengan tangan satunya yang tidak digandeng Arfa.

"Apaan?" tanya Arfa.

"Kamar saya masih belum selesai direnovasi" jawab Kevin.

Seketika Arfa teringat jika kamar Kevin memang sedang direnovasi karena pintu balkon yang rusak akibat ulahnya dulu. "O-oh iya.. maaf" cicit Arfa.

"Hm, tidak apa-apa yang terpenting kamu baik-baik saja" ujar lembut Kevin.

Hati Arfa sedikit berdesir mendengar ucapan Kevin dengan nada lembut yang masuk dengan tenang di telinganya. Tapi sesaat Arfa menggeleng pelan, dia tidak mau kembali merasakan sakit yang dulu dia rasakan dengan percaya kembali pada Kevin.

"K-kalo gitu lo tidur aja di ruang tamu" ucap Arfa yang kembali menarik pelan tangan Kevin.

"Tidak bisakah malam ini saya tidur di kamarmu?" tanya Kevin dengan tatapan memohon.

Arfa yang mendapat tatapan seperti itu sedikit geli tapi juga kasihan. Apakah dia harus mengiyakan Kevin sekali ini?.

"Huh baiklah hanya semalam ini saja!" ujar Arfa dengan tatapan tajam.

ARFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang