17.

6.6K 448 23
                                    


°•.•✿════๏⊙๏════✿•.•°

Sekarang sudah lima hari berlalu.

Luka cambuk yang ada di tubuh Arfa sudah sembuh berkat obat dari dokter Luke dan kini tinggal berusaha menghilangkan bekasnya saja.

Sudah lima hari juga Arfa menjadi mode little, Arfa yang asli masih belum memunculkan diri membuat Kevin uring-uringan sendiri karena hanya Arfa sendirilah yang bisa memberitahu apa yang terjadi selama dua tahun ini.

"Baby Fa" panggil Kevin pada Arfa yang sibuk dengan mainannya di karpet berbulu ruang keluarga.

"Hmmm?" tanya Arfa dengan deheman panjang karena masih fokus dengan banyaknya balok yang sedang ia susun tinggi-tinggi.

"Bisa panggilkan Arfa?" tanya Kevin dengan hati-hati.

Tangan Arfa berhenti bergerak, ia menolehkan kepalanya menatap Kevin bingung. Jari telunjuknya terulur menunjuk dirinya sendiri tepat di depan dadanya.

"Ini Alfa" tunjuk Arfa sembari memiringkan kepalanya polos.

Kevin menghela nafas pelan, ia berdiri menghampiri Arfa kemudian berjongkok di depan Arfa. Kevin memegang tangan Arfa yang masih menunjuk ke dada Arfa sendiri.

"Ini little Arfa.." Kevin menjauhkan tangan Arfa dari dada Arfa sambil menatap intens mata Arfa. "Dan yang satunya adalah Arfa" ucap Kevin dengan raut wajah sendu.

Alis Arfa perlahan saling bertaut karena bingung dan tidak mengerti. "Ugh Alfa ngga ngerti kakak vin" ucap Arfa sambil menggaruk kepalanya tak gatal dengan tangan satunya.

Kevin kembali menghela nafas pelan, dilepasnya dengan lembut tangan Arfa dari genggamannya. Mata Kevin menatap dalam menatap Arfa dan berusaha memanggil Arfa dari dalam hati.

Little Arfa terus menatap Kevin dengan tatapan bingung nan polosnya.

Kevin merubah raut wajahnya menjadi lembut dengan senyuman tipis di wajah tampannya. "Baiklah lanjutkan mainnya" ucap Kevin.

Arfa mengangguk antusias dan melanjutkan kegiatan menyusun balok mainannya.

Beberapa saat berlalu, entah kenapa Arfa mulai dilanda kantuk berat. Dia mengucek matanya yang sayu dengan pelan. "Hoaaamm Alfa ngantuk" gumam Arfa.

Kevin menjauhkan tangan Arfa dari mata. "Kita ke kamar ya" ajak Kevin yang mulai menggendong Arfa ala koala dan berjalan menuju kamar Arfa yang ada di lantai atas.

Kevin merebahkan Arfa yang sudah terlelap di atas kasur king size dan memperbaiki posisi tidur Arfa agar tidak kesakitan di esok harinya.

Kevin mengelus lembut surai hitam Arfa dan menatap wajah cantik Arfa dengan tatapan sendu. "Sleep well baby Fa"







ฅ^•ﻌ•^ฅ.................................

Di tengah malam yang gelap dan sunyi. Seorang pria kurus cantik terbangun dari lelapnya tidur.

Mata indahnya terbuka perlahan menatap langit-langit ruangan yang ditempatinya. Sebuah ruangan yang sangat dikenalinya. Netra nya bergulir ke arah balkon kamar yang memperlihatkan suasana malam yang begitu menenangkan jiwa.

Perlahan mata indahnya menitihkan air mata bening yang begitu menyayat hati siapapun yang melihatnya.

Arfa terbangun di tengah malam. Bukan di mode little melainkan mode big nya. Dialah Arfa yang sebenarnya, setiap tengah malam big Arfa akan terbangun sejenak kemudian terlelap kembali dan muncullah little Arfa di pagi hari selama lima hari ini.

Arfa bangkit dari tidurnya dan beranjak berjalan menuju balkon.

Angin sejuk berhembus pelan menerpa di wajah cantiknya dan surainya yang bergelombang ke belakang dengan perlahan nan indah.

ARFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang