°•.•✿════๏⊙๏════✿•.•°
Setengah jam kemudian.
"Cepat cari Arfa di seluruh mansion!" titah Kevin pada para bodyguard-nya mencari Arfa yang mengajaknya bermain petak umpet.
Kevin yang jaga dan Arfa yang bersembunyi. Namun sudah lima belas menit lamanya Kevin mencari Arfa hingga saat ini belum ketemu juga.
Sementara di atas dahan pohon mangga yang lebat.
"Hihi kakak vin pasti cusah nemuin Alfa" lirih Arfa diselingi kekehan kecil.
Sudah cukup lama Arfa berada di atas pohon, kakinya bergelantung nyaman dengan mata yang sibuk menatap seekor burung yang membuat sarang. Lalu tiba-tiba mata Arfa menangkap sebuah mangga yang cukup besar.
Mata Arfa berbinar cerah melihat mangga yang tampak sudah matang, terlihat dari kulit buah yang sedikit menguning. Air liurnya menetes perlahan menatap lurus ke arah mangga tersebut.
Diusapnya air liur yang mengalir di dagunya kemudian ia perlahan beranjak untuk mengambil buah tersebut yang tak jauh darinya dan melupakan rasa sakit yang masih terasa di tubuhnya karena cambuk Kevin.
Hap
Arfa berhasil mengambil buah mangganya, dengan cepat Arfa melahapnya. Rasa manis dan segar menyeruak dalam mulutnya. Pipinya terus bergerak mengunyah dengan semangat mangga manis yang baru saja dipetiknya.
"Humm enwak Alfa cuka" ujar Arfa kegirangan.
"ARFA!!" teriak Kevin dari bawah pohon mengejutkan Arfa hingga mangga yang ada ditangannya terjatuh mengenai kepala bodyguard yang ada di belakang Kevin.
Sang bodyguard hanya bisa diam menunduk takut melawan. Yakali ngelawan Arfa, siap-siap aja dibogem pawangnya!.
"TURUN!" titah Kevin dengan suara lantang.
Glek
Melihat Kevin yang tampak marah, Arfa hanya bisa meneguk salivanya susah payah takut dengan Kevin. Dengan hati-hati Arfa beranjak turun dari atas pohon dan berdiri sambil menunduk menatap jemarinya yang menyatu saling meremat.
Kini Kevin hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan melihat penampilan Arfa. Baju kotor banyak ranting-ranting kecil menempel, rambut berantakan, dan jangan lupa dengan sekitar bibirnya yang belepotan karena memakan mangga tadi.
Melihat tatapan tajam dari Kevin membuat Arfa takut.
"Maaf.." ujar pelan Arfa dengan tubuh gemetar. Sepertinya secara tidak langsung, trauma Arfa kembali muncul.
Melihat tubuh gemetar Arfa, Kevin langsung tersenyum hangat pada Arfa dan merapikan rambut Arfa. "Baby Fa kalo mau mangga langsung minta sama kakak vin ya atau minta sama om bodyguard, jangan manjat sendiri takutnya nanti jatuh" ucap lembut Kevin berusaha membuat Arfa tidak takut padanya.
Arfa mendongak menatap Kevin dengan tatapan polos. "Kakak vin ngga malah?"
"Kenapa harus marah?"
"Emm soalnya dulu kalo Alfa mau metik buah tetangga suka dimalahi" balas Arfa dengan bibir yang maju satu centi kedepan.
Kevin terkekeh pelan merasa gemas melihat Arfa yang cemberut dan polos seperti ini. "Disini Arfa bisa makan buah apapun sesuka Arfa. Tapi ingat minta seseorang buat manjat jangan manjat sendiri!"
"Oke" balas Arfa dengan cengiran lebarnya.
"Baiklah sekarang kita masuk dan mandi, hyy badan Arfa bau" ejek Kevin mulai jahil pada Arfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFA
RomanceHanya Kevin dan Arfa bersama lika liku kisah kasihnya. . Dua tahun... Arfa terus bersembunyi dari sosok yang pernah mengusirnya bahkan memukulinya membabi buta. Tidak ada benci hanya ada luka yang masih belum terelakan. "Gue ngga mau pergi! ini ruma...