🏍️ Bad Wife | New Version

637 77 35
                                    

🏍️ Bad Wife

"Jisoo anjir!" Laki-laki tersebut tersungkur ke tanah karena membantu Jisoo memanjat pagar agar bisa bolos di jam pelajaran Sejarah Indonesia yang membuat gadis tersebut ingin membekap mulut gurunya karena tidak henti-hentinya mengoceh sepanjang mata pelajaran.

Udah gitu topik yang disampaikan oleh gurunya itu 80% adalah kisah hidupnya dan sisanya baru materi. Orang dengerin materi aja Jisoo malas, apalagi harus mendengarkan perjalanan hidup gurunya yang menurutnya selalu membangga-banggakan dirinya sendiri. Tak hanya itu, dari kisah hidup yang disampaikan oleh gurunya itu, Jisoo sangat yakin kalau 90% ceritanya itu hanya dibuat-buat atau dilebih-lebihkan semata.

Jisoo yang kini belum sempat turun kebawah dan masih berada di atas pagar pun menatap sohibnya dengan tawa yang menggema. Bukannya membantu si laki-laki yang diketahui adalah temannya ini, Jisoo malah menertawakannya. Seolah-olah gadis itu benar-benar lupa akan perjuangan temannya yang membantunya barusan.

"Nggak usah ketawa lo bajingan!" Umpat laki-laki yang di bajunya terdapat nametag bertuliskan Arnando Tama Jaya, atau yang biasa dipanggil Nando oleh orang-orang.

Semua orang tau bahwasanya Nando dan Jisoo ini adalah sahabat karib, meskipun mereka ini memiliki jenis kelamin yang berbeda. Tapi dapat dipastikan kalau perasaan cinta itu tidak tumbuh diantara keduanya, bukan tidak tumbuh, pernah dulu Nando menaruh rasa kepada Jisoo, sebenarnya. Namun sudah lebih awal ditegaskan oleh Jisoo kalau Nando masih mau dekat dengannya, maka Nando harus menyingkirkan perasaan lebih dari sahabat itu terhadap Jisoo.

"Lagian cemen banget sih, Ndo. Perkara ngangkat gue doang aja langsung ambruk lo, kayak bencong deh." Hardik Jisoo yang bisa disebut sebagai sahabat tidak tau diri. Masih mending Nando mau membantunya. Kalau tidak mungkin hampir tiga jam mata pelajaran kepala Jisoo akan dibuat panas mendengarkan ocehan dari guru Sejarah Indonesianya.

Nando dan Jisoo adalah sahabat beda jurusan karena Jisoo mengambil IPS, sedangkan Nando yang meskipun otaknya sangat cetek itu tetap nekat mengambil IPA.

Jisoo ingat dulu Nando pernah bilang padanya kalau; gue ambil IPA aja deh, Jis. Nanti kalau lulus gue mau kuliah dan ambil kedokteran. Kata Nando dengan wajah seriusnya.

Lantas Jisoo kembali ingat kalau pada saat itu ia sempat bertanya kepada Nando, Nando ingin jadi dokter apa? Dan Nando pun menjawab; dokter sunat. Yang mana langsung mendapat timpukan sendal tepat diwajahnya, dan timpukan itu dilakukan oleh Jisoo.

"Daripada ngatain gue mending lo sekarang turun." Katanya sembari berdiri dan membersihkan pakaian serta celananya yang sedikit kotor.

"Lah ngapain gue harus turun?" Jisoo memicingkan matanya. "Orang lo udah susah-susah bantu gue biar bisa naik ke atas sini sampai lo jatuh gitu. Eh sekarang malah guenya disuruh turun."

"Bukan gitu, kata gue mending lo turun atau lo bakalan nggak aman, Jis." Peringat Nando dengan gelagat mencurigakan menurut Jisoo.

"Nggak usah bertele-tele anjir! Bilang aja kenapa gue harus turun? Lagian gue mah mana pernah nggak aman, lo pernah ngelihat seorang Jisoo nggak aman?"

"Eh anjing! Omongan lo gede banget, nggak sepadan sama tete lo yang kecil. Udah kalau kata gue turun tuh ya turun, dibilangin ngeyel amat!"

"NGGAK MAU!" Kukuh Jisoo keras kepala.

Rasanya Nando sudah menyerah, menyuruh Jisoo berarti mencari partner debat yang tidak akan ada ujungnya. Karena Nando sangat hafal kalau Jisoo tidak akan menuruti apa yang diminta oleh Nando. Kecuali gadis itu ingin sendiri.

Bad Wife | New VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang