🏍️ Bad Wife
"Cuma ini aja, Mas?"
"Iya, Mbak."
"Nggak ada barang lain yang mau dibeli?"
"Enggak."
"Indomilk lagi promo lhoo, Mas. 15 ribu dapet enam."
"Enggak dulu deh, Mbak."
"Sari rotinya?"
"Enggak, Mbak."
"Beneran cuman pembalut aja?"
"Iya!" Jeno berdecak sebal. "Bisa cepetan nggak, Mbak? Udah ditungguin soalnya. Kasihan.."
Peka karena sepertinya laki-laki didepannya ini merasa malu karena harus membeli barang keramat yang sering dipakai oleh kaum hawa setiap sebulan sekali, Mbak Kasir supermarket itu segera membungkus pembalut tersebut kemudian mentotalnya dengan segera. Sementara itu si Jeno yang disuruh untuk membeli pembalut oleh Jisoo tadi saat ia baru saja pulang dari sekolah merasa bahwa untuk saat ini Jeno sudah tidak ada harga dirinya didepan Mbak Kasir yang sedang berjaga. Mana kebetulan sore hari ini yang nampak menjaga kasir rupanya perempuan semua. Kan Jeno jadi makin malu.
Seribu kali Jeno mengumpati Jisoo didalam hatinya. Berani-beraninya gadis itu membuat Jeno merasa malu didepan umum seperti ini, lagian kalau tahu akan datang bulan kenapa tidak prepare dari jauh-jauh hari atau minimal menyiapkan stok pembalut lah, takut-takut kalau tiba-tiba datang bulan dalam waktu tertentu yang tidak bisa membuat Jisoo keluar untuk membeli pembalut baru.
Lagian Jisoo ini memang agak lain, Jeno pulang bukannya disambut dengan hangat kemudian dibuatkan minum atau cemilan. Ini yang ada Jisoo malah meneriakinya dari dalam kamar milik gadis itu dan berkata; Jeno lo bisa bantuin gue nggak? Beliin pembalut dong di supermarket. Pembalut gue habis, please ini darah gue ngalir kemana-mana jadi satu kamar. Buset amat! Itu darah datang bulan atau emang pendarahan?
Jeno yang baru saja pulang dan karena efek lelah mengurusi rapat selepas pulang sekolah itu, ia pun jadi kurang fokus dan saat Jisoo berkata kalau darah datang bulannya sampai kemana-mana tentunya Jeno panik seketika. Takut kalau memang yang dikatakan Jisoo benar adanya, tanpa pikir panjang Jeno langsung mengiyakan saja dengan berteriak juga dan ngacir keluar untuk ke supermarket beli hal keramat bagi seorang gadis—ah tidak! Jeno rasa juga barang itu termasuk barang yang cukup keramat untuk dirinya sendiri.
Setelah selesai mentotal pembalut yang dibeli oleh Jeno. Jeno pun menerima kantung plastik yang diberikan padanya, saat hendak membayar tiba-tiba saja ada telepon yang masuk. Membuat Jeno menunda niatnya yang ingin segera membayar, ketika membaca siapa orang yang sudah meneleponnya, Jeno mengumpat dalam hatinya. Bisa kalian tebak siapa orang yang menelpon Jeno? Yap! Dia adalah orang yang menyuruh Jeno untuk membeli barang keramat alias pembalut—Jisoo.
"Hallo!" Jeno menaruh kembali kantung plastiknya sembari tersenyum kecil kepada Mbak Kasir yang melayaninya barusan seolah ia meminta pengertian dari Mbak Kasir yang harus dibuat menunggu oleh Jeno karena Jeno harus mengangkat telepon penting—mungkin dari istri termenyebalkannya itu.
"Banyak amat... Aduh iya, ada lagi? Buset lo ngidam apa gimana sih?... Emang boleh ya makan yang pedes-pedes?... Iya... Hmm... Udah kan?... Yaudah apalagi buruan? Lo tau nggak gue udah nggak betah disini!..... Iya.... Oke siap!" Setelah mendengar rentetan pesanan dari Jisoo pun, akhirnya Jeno mematikan teleponnya secara sepihak karena ia tidak mau kalau terlalu lama berdebat ditelepon bersama dengan Jisoo. Jeno tahu kalau berdebat dengan Jisoo hanya akan membuatnya mengumpat, yang itu artinya akan sangat kelihatan tidak sopan dong kalau mengumpat ditempat umum seperti ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/338294670-288-k526405.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Wife | New Version
RandomJeno Ricard Dewaga, seorang ketua OSIS dan salah satu murid paling berpengaruh dan berprestasi disekolahnya. Dipaksa menikah dengan seorang gadis nakal yang urakan bernama Stevanny Jisoo Agaskar. Berkat wasiat dari mendiang Papi Jisoo, Agaskar, Jeno...