🏍️ Bad Wife | New Version

340 36 9
                                    

🏍️ Bad Wife

Sekarang Jisoo tengah menekuk wajahnya dengan dengusan yang cukup keras. Gadis itu menatap wajah Jeno dengan amarah yang menggebu-gebu, pokoknya Jisoo sedang ngambek sama Jeno dan ingin menciptakan permusuhan dengan laki-laki itu.

Sementara itu, Jeno yang ditatap demikian oleh Jisoo mengacuhkan Jisoo begitu saja. Kemudian laki-laki itu kembali menarik buku Jisoo dan nampak menulis sesuatu disana. Mengabaikan Jisoo yang sedang melihatnya dengan tatapan tidak bersahabat itu.

"Jeno gue laper." Keluh Jisoo kemudian sembari mengerucutkan bibirnya, berharap Jeno merasa iba kepada dirinya dan membiarkan Jisoo untuk pergi ke kantin.

"Tadi kan udah makan." Kata Jeno membalas tanpa memperhatikan Jisoo sama sekali. Membuat Jisoo makin mengeram dengan sebalnya.

"Lo mau gue mati, hah? Lo mau istri lo ini mati kelaparan? Suami macam apa lo?! Gue tuh laper Jenoo! Gue tau gue tadi udah makan tapi tetep aja sekarang gue laper dan ini perut gue minta di isi lagi." Jisoo menunjuk perutnya sendiri.

Jeno memperhatikan Jisoo yang menunjuk perutnya sendiri sekilas. Kemudian kembali fokus mencatat sesuatu di buku Jisoo. Lagi-lagi Jisoo diabaikan, sebenarnya Jeno ini waktu mengakui mencintai Jisoo itu serius enggak sih? Kok kesannya kayak dia nggak peduli sama sekali dengan Jisoo.

Padahal kan setahu Jisoo kalau misalkan Jeno memang mencintainya, laki-laki itu bakalan luluh padanya. Tapi kenapa sekarang Jeno kembali menjadi Jeno yang kejam? Astaga! Jisoo merasa ia salah menikahi Jeno, suaminya itu bahkan nampak tidak peduli sama sekali dengan dirinya.

"Jeno gue hampir mati Jeno."

"Hm, yaudah kalau lo hampir mati sekalian gue tungguin. Jangan berisik ini perpustakaan, lagian 15 menit lagi juga masuk kelas soalnya bel bentar lagi bunyi. Gue lagi ngerangkum catatan Geografi buat lo. Jadi jangan berisik, gue enggak fokus."

Lagi, Jisoo kembali mencebikkan bibirnya dengan sebal. Kemudian Jisoo memilih untuk bodoamat, gadis itu bahkan kini sudah berdiri dari duduknya berniat pergi begitu saja tanpa menghiraukan Jeno yang nanti pasti akan marah padanya. Halah, orang Jisoo sudah tidak kuat berada di perpustakaan yang penuh buku dan terasa pengap seperti ini.

Sebenarnya tidak pengap amat sih, soalnya banyak AC yang mengelilingi ruangan perpustakaan ini. Jadi alasan pengap ataupun panas dan lain halnya itu terkesan tidak masuk akal. Mungkin Jisoo pengap karena tidak tahan dengan suasana perpustakaan yang senyap dan penuh dengan buku.

"Mau kemana?" Suara Jeno menginstrupsi, membuat Jisoo tidak jadi langsung pergi.

"Mau nyari Nando, gue akhir-akhir ini jarang lihat dia dan gue kangen. Sekalian mau gue ajakin ke kantin cari makan, orang lo aja nggak mau dan malah rela ngebiarin gue mati kelaparan kan? Mending gue selingkuh aja sama Nando, toh Nando juga nggak akan nolak."

"Nggak usah kepedean Nando nggak akan nolak lo." Ucap Jeno datar dan menohok, astaga sebenarnya Jeno beneran ada rasa nggak sih sama Jisoo? Sikapnya yang acuh dan terlampau datar itu lhoo, yang ngebuat Jisoo jadi ragu terhadap perasaan Jeno untuknya.

"Lo pikir lo siapa, Jisoo? Sampai-sampai lo mikir semua orang nggak akan bisa nolak lo. Duduk yang anteng dan tungguin gue disini, enggak usah aneh-aneh. Gue lagi berbaik hati sehingga gue yang milih buat nyatetin sendiri rangkuman Geografi buat lo. Biasanya gue nyuruh lo buat nyatet semuanya sendiri kan?"

Bad Wife | New VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang