🏍️ Bad Wife
"Jeno, udah ya? Gue capek?"
"Ck."
"Ihh beneran tauu!!"
"Masa baru ngerjain lima soal aja lo udah ngeluh capek sih? Lo tuh bentar lagi mau sekolah lagi. Dan baru masuk gue yakin lo udah ketinggalan banyak mata pelajaran. Masa iya udah ketinggalan banyak, lo nggak mau buru-buru nyusul?"
"Bukannya enggak mau, tapi masalahnya ini udah dari tadi lhoo? Gue nggak dibiarin istirahat apa gimana ini?"
"Enggak." Jeno menggeleng dengan tega, bahkan laki-laki itu kembali mengambil buku yang sudah tidak sudi dilirik oleh Jisoo itu, buku yang berisi rumus ekonomi itupun segera diberikan kepada Jisoo. Bahkan Jeno juga dengan sengaja mendekatkan buku keramat itu didepan wajah Jisoo. Membuat sang empu mendengus sebal.
"Jahat banget sih lo sama gue, tega!"
"Bukannya jahat, tapi tegas. Katanya mau berubah? Mau sampai kapan lo gini terus? Lo enggak akan bisa berubah kalau kelakuan lo tetep males-malesan gini, mau sampai kapanpun juga kata 'berubah' itu cuma jadi haluan lo aja."
Jisoo diam mendengarkan ocehan dari Jeno. Benar apa kata laki-laki itu, jika Jisoo ingin berubah maka Jisoo harus bergerak. Bukan malah mengeluh gini, apalagi baru saja mengerjakan lima soal ekonomi saja Jisoo sudah mengeluh capek dan minta berhenti. Kalau begini terus mau sampai kapanpun juga Jisoo tidak akan maju-maju, benar? Lagian juga sudah cukup banyak waktu yang Jisoo habiskan selama dirinya di skors disekolah. Sekarang karena Jisoo sudah mendekati hari-hari dimana ia akan masuk ke sekolah kembali, maka Jisoo harus bisa merubah pribadinya menjadi yang lebih baik lagi tapi tanpa menghilangkan jati dirinya sendiri.
"Tinggal dua soal lagi, gue baik hati cuma ngasih lo tujuh soal aja. Karena gue nggak mau neken lo dengan banyak soal, perlu lo tau juga. Gue itu minjem catatan dari anak IPS itu susah banget karena gue nggak terlalu kenal sama anak-anak IPS. Hargain kerja keras gue, Jis."
"Iya, Jen. Sorry, btw makasih ya.." Jisoo pun dengan pasrah mengambil kembali buku tersebut, ia mencoba mengerjakan kembali soal ekonomi yang diberikan oleh Jeno barusan.
Cukup mengagumkan bagi Jisoo, karena menurut Jisoo pelajaran ekonomi ini sangat sulit, meskipun entah Jisoo tidak tahu apakah pelajaran ekonomi ini dapat dibandingkan dengan pelajaran yang berbau rumus dengan anak IPA. Yang pasti kalau bagi anak IPS seperti dirinya pelajaran ekonomi ini adalah pelajaran keramat yang begitu mematikan baginya, sangat. Bahkan dirinya pun mengambil IPS karena sengaja ingin berjauhan dengan fisika, kimia, dan tetek bengek seantek-anteknya itu. Tapi malah di IPS Jisoo dipertemukan dengan ekonomi, emang ya, mau lari kemanapun juga ujung-ujungnya rumus beserta hitung-hitungan akan mengejarnya.
Tidak ada percakapan diantara kedua insan yang saat ini berada diruang tengah itu. Hanya ada bunyi jam dinding di ruangan itu saja, sepi sekali. Bahkan terkesan horror, cuma berhubung di cerita ini tidak bergenre horror, maka tidak akan diceritakan secara detail bagaimana seramnya ruang keluarga dirumah Jeno dan Jisoo pada saat ini. Jeno yang tidak mau mengganggu Jisoo memilih untuk bermain ponsel dengan mode silent karena ia tidak ingin suara dari ponselnya ini sampai membuyarkan konsentrasi Jisoo. Sementara itu Jisoo juga tetap fokus dengan soal yang ia hadapi.
Awalnya Jeno hanya menscroll isi Instagramnya, namun saat Jeno melihat ada notifikasi WhatsApp yang terus-menerus muncul itupun, akhirnya Jeno memilih untuk membuka group WhatsApp anak OSIS yang nampak ramai. Takut kalau ada masalah atau hal penting yang sedang dibicarakan di group chat itu oleh para anggota maupun inti OSIS. Dan Jeno yang menjabat sebagai ketos itupun tidak bisa kalau hanya menyimak, ia harus ikut andil jika memang urusannya itu penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Wife | New Version
De TodoJeno Ricard Dewaga, seorang ketua OSIS dan salah satu murid paling berpengaruh dan berprestasi disekolahnya. Dipaksa menikah dengan seorang gadis nakal yang urakan bernama Stevanny Jisoo Agaskar. Berkat wasiat dari mendiang Papi Jisoo, Agaskar, Jeno...