🏍️ Bad Wife | New Version

347 46 36
                                    

🏍️ Bad Wife

"Kalau kayak gini ceritanya gue mau nyerah aja deh jadi istri yang baik, Jen. Gue males, gue capek, gue nggak mau!"

"Lebay!"

"Sialan."

Gadis yang baru saja mengeluh itu kembali mencabuti rumput dihalaman belakang rumahnya. Sementara pelaku yang menyuruhnya untuk melakukan hal tak sononoh seperti ini malah ketawa cekikikan. Sebenarnya untuk masalah begini bukan tugas wajib sang istri juga sih, terutama mereka ini orang berada. Kalau mau ya tinggal sewa pembantu saja, maka urusan bersih-bersih rumah kayak gini nggak akan jadi urusan yang melelahkan bagi Jisoo.

Tapi berhubung Jisoo berkata kalau ia sendiri yang ingin menjadi sosok orang yang lebih baik lagi. Maka dengan sedikit dibumbui rasa-rasa jahil yang ada dalam diri Jeno, Jeno pun sengaja menyuruh Jisoo mencabuti rumput di halaman belakang rumah mereka. Padahal juga mereka bisa memanggil tukang kebun, tapi ya bagaimana lagi. Toh juga ini salah satu kesenangan Jeno karena ia bisa menyuruh-nyuruh Jisoo.

Ralat, lebih tepatnya menyusahkan Jisoo saja.

Lagian si empu yang disuruh tetep mau-mau aja sih, tetep hooh-hooh aja. Padahal mah dirinya itu sedang di bodoh-bodohi oleh sang suami, meskipun mengeluh Jisoo tetap saja mencabuti rumput tersebut.

"Jen tangan gue merah!" Keluhnya sembari berdiri kemudian menghampiri Jeno. Menunjukkan kedua telapak tangannya dihadapan wajah Jeno pas, sembari menunjukkan raut wajah memelas.

"Le—"

"Sekali lagi lo ngatain gue lebay, bakalan gue jejelin nih rumput-rumput kedalam mulut lo yang nggak berguna itu." Ancam Jisoo yang lantas membuat Jeno memilih untuk diam karena ia tahu sepertinya ancaman Jisoo ini bukan main-main.

"Lo itu dari tadi cuma nyuruh-nyuruh gue doang. Lo pikir lo siapa? Mandor gitu?"

"Lo nanya gue siapa? Gue yang punya rumah ini kali." Jawab Jeno skakmat membuat Jisoo tidak bisa berkutik; orang emang iya kok.

"Nggak lama lagi gue juga bakalan angkat kaki dari rumah ini. Gue mau pulang ke rumah Mami aja, atau kalau enggak mau nyusulin Kak El di Prancis."

"Sok iye, nyasar di Prancis mampus!"

"Please ya boy, lo nggak usah ngeremehin gue kayak gitu. Lo pikir gue senorak itu? Sampai kalau gue ke Prancis gue bakalan nyasar. Gini-gini gue juga udah pernah kesana, lima kali gue ke Prancis, L-I-M-A!" Sembari mengangkat jari-jari lentiknya itu, menunjukkan 10 jari dari tangannya masing-masing didepan wajah Jeno.

Tanpa berkutik Jeno pun menyingkirkan tangan Jisoo yang berada didepan wajahnya. Ia merotasikan bola matanya dengan malas; sombong sekali si Jisoo ini. Pikirnya, ya walaupun Jeno tetap percaya dengan apa yang barusan dikatakan oleh Jisoo. Karena Jisoo adalah anak orang yang berada, timbang bolak-balik ke luar negeri itu udah jadi rutinitasnya pun juga Jeno percaya.

"Capek nggak?" Tanya Jeno mengalihkan topik.

"Enggak kok, Paksu! Enggak capek!" Jisoo mengangkat kedua sudut bibirnya hingga membentuk sebuah lengkungan yang sangat lebar tapi lebih mirip seperti senyuman joker itu. Diam-diam Jeno bergidik ngeri melihat senyuman ala joker milik Jisoo.

"NGGAK USAH PAKE NANYA DONG NJING!" Ngegas adalah ciri khas Jisoo, ibaratnya nih ya; kalau nggak ngegas ya bukan Jisoo namanya. Entah dimana hilangnya sopan santun gadis tersebut, yang bisa Jeno lakukan lagi-lagi hanyalah sabar dan berusaha memaklumi sikap Jisoo itu.

Bad Wife | New VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang