🏍️ Bad Wife
"Lama banget sih lo." Jeno menggerutu sembari menatap Jisoo yang berlari dengan bermalas-malasan, bukan berlari tapi lebih tepatnya Jisoo malah berjalan dengan ekspresi wajah yang sangat malas, dan tak hanya itu, Jisoo juga berkali-kali duduk di pinggir jalan untuk istirahat.
"Ya lo kalau mau duluan ya sana lah! Nggak ada yang nyuruh lo buat nungguin gue. Lagian harusnya tuh, hari libur kayak gini itu nyantai tiduran dirumah. Malah jogging-joggingan tai asu."
"Ngomong kasar lagi gue jejelin cabe mulut lo." Ancam Jeno yang sudah jengah, bagaimana ia bisa merubah sikap Jisoo menjadi lebih baik? Kalau dari hal-hal kecil seperti ini saja rupanya kebiasaan Jisoo tetap sulit dirubah.
"Gue capek, Jen. Kaki gue udah pegel banget, kita keliling komplek ini tuh udah lebih dari 100 kali tau nggak?" Jisoo berjongkok, tidak kuat lagi untuk berjalan. Mau tidak mau, Jeno pun akhirnya menghampiri Jisoo dengan wajah datarnya itu.
"Nggak usah lebay deh jadi orang, kita aja belum ada satu kali putaran di komplek ini. Itupun lo udah ngeluh, pantes aja tepos, orang males olahraga." Sindir Jeno dengan kata-kata pedas andalannya.
"Anjing!" Jisoo yang awalnya berjongkok lemas, mengetahui dirinya direndahkan seperti ini. Ia langsung berdiri dengan sigap dan menatap Jeno dengan tajam. Tak lupa Jisoo juga berkacak pinggang.
Gadis dengan rambut cepolnya dan tinggi tidak sampai ke telinga Jeno itu kini berusaha menakut-nakuti Jeno dengan tatapan tajamnya.
"Lo bilang apa tadi? Tepos? Yaelah! Ngeremehin banget sih jadi paksu."
"Paksu apa?"
"Pak suami." Kata Jisoo. "Lagian belum tau aja sih lo, kalau gue tunjukkin nih badan gue tanpa baju juga lo pasti bakalan nafsu."
"Oh ya?" Jeno mengangkat satu alisnya, ia bersidekap dada kemudian menunduk sedikit untuk menyamakan tingginya dengan Jisoo. "Kalau gitu nanti pas sampai rumah buka dong, tunjukkin ke gue seberapa menggodanya tubuh lo." Goda Jeno dengan menaik-turunkan alisnya.
Menyadari sikap Jeno yang agak aneh begini membuat Jisoo bergidik ngeri. Sialan! Kenapa juga tadi mulutnya harus mengeluarkan kata-kata laknat dan tidak berbobot sama sekali seperti itu. Sekarang kalau Jeno sudah seperti ini kan Jisoo sendiri yang repot, mau nolak juga kalau dilihat dari segi manapun Jeno tidak akan salah, apalagi menuduh Jeno melakukan pelecehan seksual pada dirinya. Ya gimana orang Jeno suaminya, mana ada kata 'suami melecehkan istrinya sendiri'.
Harusnya Jisoo juga tidak pernah lupa kalau Jeno ini tetaplah laki-laki normal. Jisoo tidak akan tau kapan waktunya Jeno akan meminta haknya sebagai seorang suami kepada Jisoo. Dan jika sampai hal itu terjadi, sudah dapat dipastikan Jisoo akan mati ditempat.
Jisoo menggeleng kemudian mendorong dada Jeno hingga Jeno mundur kebelakang. "Apa-apaansih lo! Dasar mesum. Gue baru tau kalau cowok pinter kayak lo ternyata otaknya isinya bokep semua. Emang ya bener dugaan gue selama ini, kalau lo itu cuma pencitraan doang dihadapan semua orang biar lo keliatan perfect."
"Nggak usah sensitif gitu. Gue juga cuma bercanda kok, lagian mana mungkin gue mau sama si tepos. Nggak minat." Kata Jeno membuat Jisoo ingin memuntahkan rasa sakit dihatinya karena semua hinaan yang ia dengar keluar dari bibir tebal Jeno.
Jeno pun menarik paksa tangan Jisoo, tidak hanya itu. Dengan kejamnya Jeno memaksa Jisoo untuk berlari.
"WOI JENO KAMPRET! LO PUNYA HATI NURANI NGGAK SIH?" Jisoo terpontang-panting berusaha mengikuti langkah Jeno yang begitu lebar, kaki kecilnya tidak sanggup untuk mengimbangi Jeno. Bisa-bisa Jisoo bakalan jatuh tersungkur ini dan badannya lecet-lecet.
![](https://img.wattpad.com/cover/338294670-288-k526405.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Wife | New Version
RandomJeno Ricard Dewaga, seorang ketua OSIS dan salah satu murid paling berpengaruh dan berprestasi disekolahnya. Dipaksa menikah dengan seorang gadis nakal yang urakan bernama Stevanny Jisoo Agaskar. Berkat wasiat dari mendiang Papi Jisoo, Agaskar, Jeno...