bab 25

762 50 0
                                    

"lalalala hari ini sungguh indah Cla sangat sukaa"
Clarisa bersenandung riang sesekali ia berputar sembari tertawa di antara bunga-bunga yang tumbuh

"Woaah indah nya hem Cla akan bekerja lebih cepat hari ini !!"
Clarisa memetik setangkai bunga menghirupnya dalam lalu berceloteh tentang apa yang akan ia lakukan sepanjang hari

"Cla berharap semoga tuan baik mengijinkan Cla untuk pulang sore hari"
Tanpa sadar saat ini Clarisa sudah berdiri di depan gerbang kecil yang berkarat

Krieeet

Seperti biasa tidak ada penjaga di gerbang tersebut kemungkinan besar para prajurit sedang berada di barak latihan

"Kemana semua orang yah apa Cla coba terus berjalan saja mungkin nanti bertemu tuan Max "
Perlahan-lahan kaki jenjang Clarisa berjalan menyusuri lorong kastil yang cukup sunyi hanya terdengar derap langkah kaki nya

Srangg

Sraaang

Sraaang

Suara pedang beradu terdengar tak jauh dari Clarisa

"HM sepertinya ada yang bertarung di sana Cla akan melihat nya tidak ini tidak boleh di biarkan jangan sampai ada yang terluka"
raut wajah Clarisa nampak begitu serius ia berlari cukup kencang surai oranye nya yang bergelombang seolah menari oleh terpaan angin

"HaaaH HaaaH HaaaH apa Cla sudah sampai"
Clarisa berdiri di dekat  tiang penyanggah yang cukup besar dan mampu menutupi tubuh kecil nya

Setelah lama menghela nafas, Clarisa memiringkan kepalanya berusaha melihat jelas keadaan di depan sana dan

DUAARHG
hati Clarisa bak tersambar petir dadanya naik turun, bola mata hijau nya melotot dengan lengan kecil berusaha menggapai seseorang di sana

"Tidak tuan baikk jangan lukai tuan baik !!! Apa yang kalian lakukan hikss"
Clarisa berlari kencang ke area lapangan sontak para prajurit yang sedang melawan Duke Arthur langsung menghentikan gerakan mereka

Mereka sedikit menganga melihat gadis imut nan cantik yang berlari ke arah mereka bak melihat seorang Dewi yang menghampiri para prajurit yang sedang kelelahan untuk memberikan berkah, bahkan dari beberapa prajurit yang masih terdiam kaku ada yang sampai mengeluarkan darah dari hidung nya

"Ya tuhan dasar hidung murahan "

"Oh tidak nona manis kembali datang"

"Bukan kurasa dia titisan seorang Dewi"

"Yah kau benar lebih tepat nya dia calon istri ku"

Para prajurit berbicara saling menyahuti memuji Clarisa yang kini sudah terduduk dengan terisak tak lupa keranjang yang sedari tadi genggam kini sudah tergeletak di tanah

"Hikss tuan baik apa tuan baik terluka kenapa mereka jahat hiks, ini tidak adil tuan baik sendiri mereka beramai-ramai menyerang tuan"
Celoteh Clarisa dengan mata memerah menahan tangis dengan wajah nya yang memerah karena ter terpa cahaya mentari

Sedang Duke Arthur masih diam ia mengeraskan rangah nya bukan karena Clarisa yang berisik dan terus berceloteh tapi karena pembicaraan para prajurit yang membuat ia naik pitam

"Tuan baik kenapa diam saja apa tuan sungguh terluka tidak !! mana biarkan Cla melihat nya "
Clarisa semakin mendekati Duke Arthur lengan kecil itu mulai memegang lengan Duke lalu bahu nya berusaha mencari luka yang mungkin di dapatkan tuan baik nya

"Hah tapi tidak ada tuan baik hanya berkeringat oh yah tunggu Cla membawa sapu tangan tadi"
Tanpa melihat raut wajah Duke Clarisa mengambil sapu tangan di keranjang kecil yang tadi tergeletak di bawah, sapu tangan dengan rajutan Bunga di tengah nya Clarisa usapkan pada leher Duke dan bahu nya lalu Clarisa mendongak berniat mengusap wajah Duke Arthur yang pastinya berkeringat juga pikir Clarisa.

Tawanan Polos Sang Tiran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang