bab 30

660 46 6
                                    

Dugh

Dugh

Dugh

Clarisa memukul-mukul pintu lemari yang ternyata terkunci, jelas ia terjebak di dalamnya lantaran tadi bibi Emy menguncinya karena panik.

"Sesak bibi haah... Cla mau keluar Cla mau bibi selamat tolong"
Ujar Clarisa dengan nafas tersenggal-senggal berusaha menghirup udara yang semakin menipis, air matanya terus luruh, Clarisa memegang dadanya yang terasa sesak.

Beberapa kali ia mencoba berdiri untuk melihat keadaan bibi Emy lewat celah kecil yang bolong itu, namun sayang bibi Emy nampak tidak bergerak sama sekali

"Bibii hikss Cla mohon bertahanlah"
Clarisa berusaha mendorong lemari kayu tersebut namun sama sekali tidak terbuka

"Haah hikss cepat terbukalah Cla mohon aarghhh"
Clarisa menangis karena usahanya sia-sia pintu lemari tersebut tidak terbuka sama sekali

Brakk

Clarisa langsung tersentak mendengar pintu rumah kembali di dobrak keras oleh seseorang

Langkah kaki terdengar tergesa-gesa melewati kamar bibi Emy, Clarisa berusaha meredam suaranya ia menutup mulut nya kembali dengan sekuat tenaga berusaha untuk tidak menangis, ia takut akan ketahuan jika itu salah seorang prajurit penjajah yang kembali datang

Brak
Pintu kamar bibi Emy di buka keras

"Clarisa kau di mana, bibi Emy apa yang terjadi !!"
Sean berlari menghampiri bibi Emy yang sudah tergeletak dan tidak bergerak dengan bersimbah darah

Clarisa yang merasa tak asing dengan suara itu ia langsung berusaha berdiri, benar saja ternyata itu sosok Sean lelaki yang kembali datang menyelamatkan hidup nya

Dugh

Dugh

Dugh

Dengan sekuat tenaga Clarisa memukul-mukul lemari memberitahu Sean bahwa ia ada di dalam nya

Sean langsung menghampiri lemari tua yang cukup besar itu dan membuka kunci nya

Brukk
Tepat setelah nya Clarisa terjatuh hampir saja jika Sean tak menangkap nya

"Kk_aa Sseaan bibii haah haah"
Clarisa berusaha berbicara ia meraup udara sebanyak mungkin rasanya sangat sesak, air matanya terus luruh

Sean yang melihat keadaan Clarisa ia mendekap nya pelan berusaha memberi ketenangan pada gadis itu

"Ayoo kita harus segera pergi sebelum mereka kembali "
Sean berusaha memapah Clarisa membantu nya bangkit berdiri

"Tidak hikss kaa... bibi bibi kita harus menyelamatkan bibi Emy juga "
Clarisa menangis dengan suara bergetar,

Clarisa mendekati bibi Emy yang sudah bersimbah darah, lengan mungil itu bergetar dan berusaha menyentuh luka di perut bibi Emy

"Kaa Sean bibi Emy kenapa tidak bernafas apa lukanya terlalu dalam ka ? "
Clarisa bertanya dengan suara tercekat di tenggorokan ia kembali menangis dan memeluk tubuh bibi Emy

"Tidak bibi hiks bibi jangan tinggalkan Cla, bibi Cla mohon bangun lah Cla akan menyelamatkan bibi Cla akan menyembuhkan luka ini Cla mohon hiks "
Clarisa menangis tersedu-sedu dengan memeluk tubuh Emy yang terasa sangat dingin dan memucat

"Ayo kita harus pergi tenanglah Cla kita harus segera bersembunyi, mengertilah bibi Emy pasti ingin kamu selamat "
Sean berusaha menarik tubuh clarisa,

Clarisa berontak pelan ia kembali mendekati bibi Emy dan menarik kain panjang dari atas kasur lalu menutupi seluruh tubuh bibi Emy

Setelah nya Sean kembali menarik Clarisa, tahu bahwa Clarisa masih lemas untuk berjalan Sean langsung menggendong nya

Tawanan Polos Sang Tiran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang