bab 42

437 31 0
                                    

Kriiett
Suara pintu terbuka menampakan sosok wanita dengan gaun terbuka yang membawa sebuah kendi. Di samping nya ada dua pria berbadan besar

"CK gadis ini menyusahkan ! dari semalam belum sadarkan diri juga ! "
Ujar si wanita yang mendekati tubuh seorang gadis yang masih meringkuk di atas lantai yang dingin dan penuh debu.

Byurrr
Tanpa aba-aba wanita tadi menyiram sekendi air pada tubuh si gadis. Sontak ia terlonjak kaget dan bangun dengan nafas terengah-engah.

"Haah di mana aku "
Ucap nya parau. Kedua lengan nya mengusap wajah nya yang basah.

"Kau di rumah bordil Azzura. Bangun lah cepat setelah itu bersiap untuk latihan menari nanti malam kau dan para gadis lain akan menari di atas para pria kaya yang akan menikmati setiap lekuk tubuh kalian hahahaha "
Si wanita tertawa kencang.

Sedangkan Clarisa terdiam menatap bingung wanita itu. Beberapa kali pandangan Clarisa melihat ke sana ke mari hanya ruangan kosong dengan jendela kecil yang terlihat penuh debu. Clarisa melihat kembali ke arah wanita yang masih berdiri di dekat nya

"Nyonya siapa dirimu kenapa aku ada di sini ? Apa kau yang menyelamatkan ku lalu apa ini Azzura desa ku ? "
Ucap Clarisa penuh harap ia masih belum mengenali bahaya di sekitar nya yang bisa terjadi kapan saja

"Dasar bodoh sudah ku katakan ini rumah bordil Azzura bukan desa Azzura ! Desa itu sudah hancur sejak beberapa Minggu yang lalu dan di bangun lah kediaman ini di mana para wanita akan menjadi kupu-kupu dengan keindahan tubuh nya untuk memuaskan para pria bejat hahaha !!"
Si wanita kembali tertawa. Kedua pria di samping nya hanya memutar bola mata malas.

"Heh Gauren kau terlalu banyak bicara liat gadis manis itu sepertinya kebingungan apa perlu aku ajarkan langsung caranya menjadi seorang jalang ?? !!"
Ujar si pria di samping kanan Gauren dengan memegang kumis nya yang tebal sesekali kedua mata pria itu berkeliaran seolah ingin melucuti pakaian Clarisa.

Clarisa yang di tatap seperti itu memundurkan tubuh nya perlahan.

"Heh cukup bodoh jangan membuatnya takut dia barang baru jangan berani ada yang menyentuhnya atau nyonya Lola akan mengamuk pada ku !!!"
Ujar Gauren dengan bersedekap dada

"Baiklah kami tidak akan menyentuh nya asal kan kau puaskan kami saat ini juga "
Ujar si pria di kiri Gauren yang sedari tadi diam dan kini mencolek buah dada milik Gauren dengan gamblang.

Gauren malah mendelik dan hanya mengangguk lalu pergi begitu saja tentu nya di ikuti kedua pria tadi.

Clarisa terdiam ia memeluk lutut nya dan menenggelamkan wajah nya dalam. Clarisa masih berusaha mencerna keadaan saat ini. Yang ia tahu kini ia dalam bahaya dan apa yang di katakan wanita tadi bahwa desa Azzura telah hancur ia kembali mengingat pemberontakan mengerikan saat bibi dan paman nya tewas. Clarisa menangis terisak dengan tubuh bergetar kecil. Kenapa segalanya menjadi hancur dalam waktu sekejap lalu apa yang harus ia lakukan setelah ini.

.
.

Saat ini Clarisa tengah berdiri di antara kerumunan para wanita. Sedari tadi seorang wanita yang cukup tua dengan penampilan mencolok terus memerintahkan nya untuk mengikuti gerakan tarian.

"Heh gadis cantik siapa namamu tadi yah aku lupa ??! Heh siapa nama nya Gauren kenapa ia diam saja dasar bodoh !!"
Teriak nyonya Lola dengan memegang sebuah pecut/tali panjang untuk mencambuk.

Gauren yang berdiri di dekat nyonya Lola langsung membisikan sesuatu

"Oh yah namamu Clarisa nama yang cantik secantik kupu-kupu yang akan menari di pesta ku nanti malam hahaha"
Nyonya Lola tertawa dan mendekati Clarisa.

Clarisa masih diam enggan mengikuti tarian yang menurut nya tidak pantas

Ctaaaar

"Lakukan tarian sekarang cepat !!!"
Teriak nyonya Lola dengan mencambuk Clarisa hingga membuat ia meringis kesakitan.

Mau tak mau akhirnya Clarisa mengikuti gerakan tarian para wanita itu.

Setelah mengikuti latihan menari yang membuat Clarisa kelelahan kini ia kembali di bawa ke dalam ruangan yang tadi saat ia pertama kali tersadar.

Pintu besar itu kembali tertutup rapat. Clarisa duduk terdiam di pojok ruangan yang tak tersorot cahaya mentari. Ia kembali terdiam dengan sepiring roti keras dan segelas air di depan nya. Yang memberikan itu tentu nya para pengawal yang membawa nya tadi.

Clarisa bingung ia terus berpikir bagaimana caranya ia bisa keluar dari tempat ini.

Clarisa kembali bangkit berusaha mendekati jendela kecil yang cukup tinggi. Clarisa melompat berkali-kali dan hanya lengan nya saja yang mencapai jendela itu ia tidak bisa melihat jelas keluar jendela.
Dengan perasaan kecewa Clarisa kembali berjalan ke sudut ruangan dan meringkuk di sana.

.
.

Saat ini kediaman kastil tua benar-benar kacau hampir puluhan prajurit yang berjaga semalam sudah akan menjadi mayat dengan sangat mengenaskan jika Max tidak datang tepat waktu dan memberi kabar baik pada tuan nya Arthur.

"Tuan saya mohon jangan terus menghukum mereka saya sudah menemukan di mana nona Clarisa berada !!"
Teriak Max mendekati Arthur dengan nafas memburu seolah telah di kejar maut.

Prangg

Arthur membuang pedang nya yang sudah berwarna merah darah.

"Dimana?!"
Tanya Arthur singkat

Max memejamkan mata beberapa saat lalu menjawab

"Rumah Bordil Azzura !"
Ujar Max dan hal itu mampu membuat urat-urat di leher Arthur kembali menonjol bahkan ia mengepalkan tangan nya kuat hingga bercak darah  muncul di sisi jari-jari nya.

"Jika sampai seinci tubuh gadis ku terluka akan ku buat hancur rumah neraka itu !!!"
Kecam Arthur dengan suara nya yang kembali dingin bahkan para prajurit yang sudah tergeletak di tanah hanya mampu bergetar takut, nyawa mereka tidak tebas langsung saja mereka masih bersyukur saat ini.

873 kata
20 / 05 / 2023

Tawanan Polos Sang Tiran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang