Bab 50

223 16 0
                                    

"Aku ingin untuk tiga hari kedepan ruanganku sudah siap seperti tahun tahun sebelumnya ingat hanya aku yang boleh ada disana karena ini adalah sebuah hal besar dalam hidup ku!!"

"Baik tuan"

"Apa apa maksud tuan Arthur apa yang harus sudah siap dan ada apa tiga hari kedepan ?? Hal besar ??bisa saja itu kelemahannya aku harus terus menyelediki sisi dalam dirinya"

Clarisa berlalu dengan cepat menembus lorong lorong yang memanjang anehnya tidak ada prajurit disini apa ruang kerja Arthur serahasia itu hingga ia tidak membiarkan prajurit biasa menjaganya dan hanya ada Max sedari awal ia datang kedalam sana dugaan Clarisa sepertinya benar

.
.
.

"Hmm hmm hmmm"
Clarisa bersenandung lirih, tangan lentik nya memetik bunga bunga putih dan meletakan nya di atas keranjang kecil di sampingnya.

Clarisa sedang duduk di antara bunga bunga liar yang tumbuh indah.
Beberapa kali surai nya di terpa lembut oleh angin.

Tak
Tak
Tak

Langkah kaki seseorang terdengar mendekat namun Clarisa tidak menyadarinya ia masih asik dengan bunga bunga di hadapannya.

"Bagaimana caranya aku bisa mengetahui_"

"Mengetahui ?"

"Apa pelayan ?"

Deg
Sontak Clarisa berbalik ia sedikit mendongak untuk mengetahui siapa yang ada di belakangnya.

"Tuan Enzo selamat siang apa ada yang perlu saya bantu?"
Clarisa berdiri dan menyapa Enzo.

Enzo tak bergeming ia menatap Clarisa dengan lekat seolah mencurigai nya.

"CK kau bisa lolos dari ku malam itu budak oh tidak PE-LA-YAN ! "
Sinis Enzo dengan tatapan membenci pada Clarisa.

"Bersyukurlah tuan aku tidak berbicara yang sebenarnya pada Duke Arthur " ujar Clarisa berusaha tenang dan menekan rasa takutnya.

"Wow mata bulat mu seolah menusuk mataku tapi perkataan mu lebih menusuk hatiku Clarisa !"

"Tuan kau .."

"Stss diam kali ini kau lolos tapi esok berhati-hatilah dengan ku. Ingat kau hanya seorang pelayan sedangkan aku aku tuan mu bukan "
Enzo bersemirik mengerikan tangan nya hendak menggapai surai orange Clarisa namun langsung di tepis kasar oleh Clarisa.

Enzo berdecak kesal lalu pergi begitu saja.

Clarisa menghela nafasnya. Ia segera mengambil keranjang bunga lalu pergi dari taman.

"Kalo saja bukan karna tujuan ku aku tidak sudi ada di tempat yang menyesakan ini" batin Clarisa yang terus melangkah.

"Haha bagaimana tuan putri apa kau senang dengan hadiah ini"

"Oh kau benar Esmer ini berlian yang aku inginkan dari kediaman Dukedoom tapi sayang bukan kekasih ku yang memberikan nya langsung"ujar tuan putri dengan tatapan kesalnya

"Cih dasar tuan putri gila kalo bukan karna kekuasaan aku tidak sudi mendekatinya haah berlian ku padahal aku harus berjuang mendapatkan berlian itu dari duke Arthur siall!" Batin Esmer menggerutu namun bibirnya tetap tersenyum manis

"Sabarlah tuan putri kau pasti bisa meluluhkan Duke Arthur "ujar Esmer menyemangati

"Tidak kau salah aku tidak akan bisa mendapatkan nya sebelum jalang kecil itu di singkirkan !"
Ujar tuan putri lolyana dengan tatapan tajam dan penuh kebencian pada Clarisa yang kini sedang berjalan tak jauh dari mereka

Sontak Esmer melihat kearah yang sama.

"CK pelayan itu benar dugaan ku ternyata, tuan putri dia memang jalang kecil yang perlu di singkirkan dia telah merebut posisimu !"ujar Esmer memanasi.

Tawanan Polos Sang Tiran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang