Wanita di depanku terlihat shock, aku melirik Kehzan dan reaksinya kurang lebih sama meski dia berhasil pulih lebih cepat."Maksud saya, Kehzan selalu bilang kalau semua resep miliknya sebetulnya warisan dari ibunya, jadi saya pikir steak tempe yang spesial itu juga termasuk masakan tante. Maaf kalau saya salah" aku bisa mendengar suaraku melembut, serta ekspresi ku melunak. Secara refleks bibirku melengkung membentuk segaris senyum.
Air muka Tante Kayana berubah dipenuhi kelegaan. "Oalah begitu, tante pikir apa. Hahahahaha" dia berusaha tertawa, memandangku dan putranya bergantian. "Tentu saja tante yang ngajarin juga resep itu, gimana enak kan? Kalau Kanta mau nanti tante bisa masakin Kanta juga loh" kini memegang tangan kananku.
Pandanganku tertuju ke bawah, ke tempat tangan kami bergenggaman. Herannya ada rasa hangat familiar menjalar di momen ketika kulit kami bertemu. Entah mengapa semua rasa takut juga panik yang tadi sempat menghampiri ku, perlahan sirna. Detak jantungku juga mulai kembali normal. Mengangkat wajah, atensi ku tertuju penuh pada Tante Kayana yang memberiku senyum ceria.
"Ayo duduk, tante mau ngobrol banyak sama kamu boleh kan, sambil kita makan" ucapnya riang sambil menarik lembut tanganku hingga kami duduk saling berhadapan.
"Pesan sesukamu toh nggak bakal disuruh bayar juga sama Kehzan" mengedipkan satu mata genit kepada putranya yang kini mengambil kursi di sisi kananku."Mah...". Kehzan mendengus, seperti kesal.
Tante Kayana, pelan-pelan aku juga mulai menjadi rileks.
"Nggak apa-apa kok, Tan. Kanta tetep bayar" ucapku ramah sambil membuka buku menu.
"Jangan!" Ucap keduanya bersamaan. Spontan membuatku mendongak. Melihat mereka bergantian.
"Masa aku nyuruh pacarku bayar " wajah Kehzan jadi memelas. Tante Kayana menganggukkan kepalanya kuat-kuat, mengiyakan.
"Pacar ya pacar, bisnis ya bisnis. Kalau kamu caranya gitu bisa rugi Kehzan".
Tante Kayana menggerakkan satu tangannya ke depan wajah. "Nggak bisa gitu Kanta, kasus mu, beda".
"Memang bedanya apa, Tan?" Aku bertanya, meluruskan muka.
"Kamu kan calon istrinya Kehzan" Tante Kayana memberi seringai jahil.
Aku membeliak, Kehzan sepertinya ikut kaget di sebelahku.
"Mama" suara Kehzan sedikit mengeras.
Kepalaku tertunduk, spontan merasa malu. Astaga ada apa dengan hidupku ini. Setelah kasus Gaza, aku memang selalu berdoa kepada Tuhan jika kelak diberi jodoh lagi maka orang tuanya bakal sayang dan baik padaku. Benar sih ini dikabulkan dan aku merasa lega sebab Mama Kehzan ternyata sangat menyenangkan, tapi ya jangan terlalu ceplas-ceplos juga.
Kanta kamu banyak banget maunya sih!.
"Ya udah kali ini bayar tapi porsinya aku minta lebihkan nanti" Kehzan menukas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED]AFTER ENDING (#02. Sekuel After Work)
ChickLitSEKUEL AFTER WORK. 🍜🦪🥗🍲🫔🌮🌯🥙🧆🥘🍝🍕🥪🍔🥩🍗 Selepas perpisahan menyakitkan, Kanta Nusantara justru menemukan banyak bakat terpendamnya dan juga mengeksplor semua kemampuannya. Namun ketenangan Kanta berakhir sewaktu Kehzan Negara kembali mun...